“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Dampak Globalisasi Budaya Korea Selatan Terkait Hilangnya Budaya Asli Indonesia (Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Isu-Isu Global dan Domestik)


Disusun Oleh :
FHIKA RIZKY. M (201010360311105)  KOENTO WIJANARKO      (201010360311110) FERDIYAH  ADHANA        (201010360311176)


A.   Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Energi globalisasi yang dilahirkan pada abad ke 19 sungguh luar biasa jarak ruang dan waktu nyaris tampa makna seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan tranformasi menjadi Perwujudan dari kebudayaan dimana benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menunjang kehidupan bermasyarakatnya. Dalam era globalisasi Serbuan budaya luar barat atau asing saat ini secara pelan dan pasti akan menghilangkan budya asli dari suatu negara yang memiliki dasar pada budaya nasionalnya misalnya negara indonesia yang terpengaruh hadirnya budaya asing contohnya budaya Korea selatan yang saat ini banyak di ganrungi oleh masyarakat luas. Dalam hal ini kita mencoba membahas budaya asing dari Korea selatan yang berhasil masuk di indonesia yang saat ini juga sudah di terapkan oleh masyarakat Indonesia, yaitu budaya Korea yang terenal dengan istilah K-pop di mana budaya ini menjadi budaya yang di populerkan oleh Korea Selatan melalui budaya Korean wave.[1]



B.     Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap masuknya budaya K-pop di Indonesia ? dan apa saja dampaknya untuk dinamika budaya nasional yang ada di Indonesia ?
C.    Tujuan Penelitihan
Mengetahui dan mampu menjelaskan Pengaruh Globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia dengan studi kasus K-pop.
D.    Kerangka Teori Akulturasi Budaya.
Datangnya gejolak globalisasi yang saat ini yang masuk ke Indonesia dari korea selatan merupakan suatu alat korea selatan untuk mencapai soft diplomacynya di Indonesia guna membangun citra Global Korea, sementara dampak dari pembangunan citra Korea Selatan di era Globalisasi ini untuk Indonesia adalah hilangnya kebudayaan asli yang ada di Indonesia.  Dari sini kami berusaha membahas peramasalahan hilangnya budaya Indonesia yang mulai tergantikan dengan budaya korea menggunakan teori Multi-track diplomacy adalah diplomasi multipelaku, yaitu dengan banyak cara dan jalur, tidak hanya mengandalkan aktor negara (Pemerintah) secara langsung akan tetapi dapat pula dilakukan oleh aktor non-negara, seperti pelaku bisnis industri musik K-pop hingga keterlibatan para selebritis ataupun masyarakat secara umum serta media dalam menjalankan soft diplomacy dari korea selatan melalui budaya mereka korean wave atau biasa disebut K-pop yang saat ini keberadaan budaya korea ini nyaris mengantikan budaya-budaya yang ada Indonesia baik dari segi musik ataupun film.[2]
Pencitraan yang dimaksudkan adalah upaya bagaimana Korea Selatan meningkatkan eksistensinya dalam percaturan politik global dengan menggunakan K-pop dalam meningkatkan nation-brandingnya  ke berbagai  negara yang membuat kebudayaan korea semakin dikenal oleh masyarakat internasional. Akan tetapi dampak bagi Negara yang menjadikan budaya korea ini sebagai suatu trend masa kini akan menghilanhkannya nilai-nilai dari apa yang ada pada budayanya.  Tidak hanya itu budaya korea ini  banyak  memberikan  dampak negatif  pada kebudayan asli dari Negara-negara yang menjadi tujuan dari pelaksaan pencitraan dari korea selatan itu sendiri salah satunya dampak negatif ini adalah  apa yang terjadi pada Indonesia  khususnya para remaja yang sangat menyukai budaya K-pop dari korea.
PEMBAHASAN

A.     Globalisasi budaya Korea
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang di munculkan, kemudian di tawarkan untuk di ikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. Kemudian pengertian dari kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem idea tau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak. Budaya yang di perkenalkan oleh Korea Selatan ini melalui film, music, style dan ini lah yang banyak membuat budaya Indonesia hilang dan tergantikan contohnya saat ini sangat jarang di temui masyarakat Indonesia menggunakan batik mereka lebih sering menggunakan model-model baju sesuai apa yang menjadi tren mode dari korea selatan, hal ini di sebabkan banyak film-film dan musik korea yang masuk ke Indonesia dan selalu menjadi tontonan masyarakat Indonesia setiap harinya khususnya remaja sehingga menciptakan suatu pemikiran moderen dan mulai melupakan budayanya yang mulai terglobalisasi dengan adanya budaya Korean wave.    
 Korean wave adalah sebuh istilah yang merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri. Genre Korean wave berkisar dari film, drama televisi, dan musik pop (K-pop). Perkembangan yang sangat pesat dialami oleh industri budaya Korea melalui produk tayangan drama televisi, film, dan musik menjadikannya suatu fenomena yang menarik perhatian masyarakat luas sehingga di implementasikan sebagai budaya internasional yang berusaha di ciptakan oleh  korea selatan untuk pelaksanaan soft diplomacynya yang mampu membangun citra Korea Selatan dan mendukung peningkatan posisi Korea Selatan di forum internasional secara umum dan Indonesia sebagai salah satu Negara yang saat ini banyak mencontoh budaya-budaya korea selatan sehingga banyak membuat Negara ini melupakan tradisi budayanya.[3]  Korea Selatan telah berkembang menjadi salah satu negara paling makmur di Asia yang ditandai dengan perekonomian Korea Selatan kini terbesar ketiga di Asia dan ke-13 di dunia.[4] Hal penunjang kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak lain karena sektor industri teknologi transportasi dan teknologi komunikasi yang juga didukung oleh sektor kebudayaannya melalui Korean wave.[5]

B.     Budaya K-pop di Indonesia 
Dalam satu dekade terakhir ini pasti masyarakat semua sudah tidak  asing dengan istilah K-pop atau Korean pop. Korean pop inilah yang saat ini baru hangat-hangatnya dibicarakan oleh khalayak umum, terutama karena ketenarannya yang sangat berpengaruh terhadap dinamika budaya asing yang masuk Indonesia. Dalam hal ini banyak sekali para remaja Indonesia yang sudah lebih menyukai acara-acara korea dari pada harus menyaksikan acara nasional Indonesia  Tentu saja mereka mulai mencari informasi tentang aktris dan aktor tersebut, sehingga akhirnya mereka pun juga mengidolakan para artis korea.
Indonesia termasuk negara yang sedang terkena demam Korea yang sudah  hal ini dapat terlihat di layar televisi majalah dan juga internet di Indonesia yang sekarang berlomba-lomba untuk menayangkan atau menginformasikan seputar berita-berita korea. Di televisi bahkan sudah banyak menayangkan tayangan-tayangan hiburan setiap harinya yang berhubungan dengan Korea, misalnya film, musik, dan infotaiment dari sini  tidak di pungkiri bahwa televisi menjadi sarana utama bagi masyarakat Indonesia  untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berbau korea, tidak hanya itu majalah atau tabloid bahkan Koran sebagai media massa di Indonesia juga menuliskan tentang berita seputar korea dan para remaja juga bisa melihat dan mendapatkan video-video film bahkan musik serta informasi-informasi tentang budaya korea melalui media elektronik ini. Media-media ini lah yang telah mengenalkan pada masyarakat Indonesia tentang berita-berita seputar korea dan mulai mengenal para artis Korea yang saat ini selalu di idolakan oleh para remaja Indonesia melebi artis-artis Indonesia, dan  Seiring dengan perkembangan zaman juga yang membuat  para pekerja seni di Indonesia juga mulai menggunakan budaya korea dalam berekspresi mengembangkan karyanya salah satu contohnya adalah dengan adanya kemunculan boyband dan girlband di Indonesia. Dari sini remaja Indonesia banyak yang mengikuti budaya Korea dan mulai meninggalkan buadayanya hal ini karena memang di Indonesia sendiri sudah kehilangan jatidiri budaya bangsanya.  Dampak globalisasi ini lah yang membuat identitas budaya bangsa menajadi hilang karena masuknya budaya-budaya asing seperti korea.
Dampak budaya Korea ini lah yang mengilangkan banyak budaya-budaya asli Indonesia seperti dengan budaya K-pop yang banyak menghilangkan budaya Indonesia dari seni misalnya sekarang para remaja Indonesia lebih menyukai musik-musik korea ketimbang mendengarkan musik dangdut yang pada dasarnya merupakan budaya musik asli Indonesia, dan juga banyak tergantikannya penyayi-penyayi yang beraliran musik dangut Indonesia dengan penyayi-penyayi yang saat ini lebih beraliran K-pop yang lebih sering di sebut boyband dan girlband oleh masyrakat Indonesia. Saat ini keberadan K-pop sudah jelas terlihat bahwa budaya korea perlahan-lahan sudah menghilangkan budaya asli Indonesia dan memberikan dampak negatifnya untuk Negara ini.
Budaya korea juga ditampilkan melalui seni –seni filmnya  yang tidak hanya itu saat ini film-film korea lebih diminati untuk dijadikan tontonan oleh masyarakat Indonesia ketimbang film-film Indonesia yang dibuat oleh  sutradara dan produser asli Indonesia, padahal film-film karya anak bangsa ini juga tidak kalah bagus namun karena adanya globalisasi budaya ini lah yang membuat banyak sekali perubahan dari segi budaya hal ini juga berdampak pada pemasukan Indonesia yang di ambil dari budaya mulai berkurang karena adanya budaya asing yang mulai terjangkit dan menghilangkan budaya asli Indonesia.
Dari masuknya budaya K-pop ini banyak juga memberikan dampak yang terlihat bagi masyarakat Indonesia yang mulai meniru gaya hidup misalnya dari segi pakaian yang saat ini pakayan-pakayan korea lebih seing Nampak di gunakan dari pada menggunakan batik yang merupakan pakaian asli Indonesia yang juga merupakan bagian dari budaya Indonesia. Dampak globalisasi ini lah yang membuat selera budaya masyarakat Indonesia mulai tergantikan dengan adanya budaya asing.







KESIMPULAN
Era globalisasi Demam Korea  atau Korean Wave sekarang sedang berkembang di Indonesia.  Hal ini  diakibatkan karena penyebaran dan pengaruh budaya Korea di Indonesia, terutama melalui dunia entertainment seperti musik K pop dan beberapa drama Korea hal itu juga didukung oleh faktor media sebagai pusat informasi. Demam korea di Indonesia juga memberikan pengaruh yang cukup besar bagi para remaja Indonesia seperti cara berpakaian, dan bahkan hal ini juga dapat terlihat dengan adanya kemunculan dari boyband dan girlband asal Indonesia.  Sehingga banyak menghilangkan budaya- budaya yang ada di Indonesia tentu saja hal ini berdampak negatif dan lebih menguntungkan korea selatan sebagai pemilik budaya K pop dari pada Indonesia yang justru hilang budayanya akibat budaya K pop    


















DAFTAR PUSAKA             
·         Reza Lukmanda Yudhantara. Korean wave Sebagai Soft Diplomasi Korea Selatan. INAKOS dan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada (eds). Politik dan Pemerintahan Korea. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 183. 2011
·         Ministry of Foreign Affairs and Trade.  Diplomatic White Paper 2011. Republic of Korea. Hal. 91. 2011
·         KOCIS. Korean wave. [Online]. http://www.korea.net/Government/Current-Affairs/Korean-Wave?affairId=209. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012 pukul 10.50 Wib.
·         BBC News. South Korea Profile. [Online]. http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-15289563. Diakses pada tanggal 08 Desember 2012 pukul 11.10 Wib
·         VOA News. 2006. Asia Goes Crazy Over K-Pop. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2006/01/07/2006010761003.html. Diakses pada tanggal 09 desember 2012 pukul 20.04 WIB




[1] Reza Lukmanda Yudhantara. 2011. Korean wave Sebagai Soft Diplomasi Korea Selatan. INAKOS dan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada (eds). Politik dan Pemerintahan Korea. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 183.
[2] Ministry of Foreign Affairs and Trade. 2011. Diplomatic White Paper 2011. Republic of Korea. Hal. 91
[3] KOCIS. Korean wave. [Online]. http://www.korea.net/Government/Current-Affairs/Korean-Wave?affairId=209. Diakses pada tanggal 07 Desember 2012 pukul 10.50 WIB.
[4] BBC News. South Korea Profile. [Online]. http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-15289563. Diakses pada tanggal 08 Desember 2012 pukul 11.10 WIB.
[5] VOA News. 2006. Asia Goes Crazy Over K-Pop. [Online]. http://english.chosun.com/site/data/html_dir/2006/01/07/2006010761003.html. Diakses pada tanggal 09 Desember 2012 pukul 20.04 WIB.

1 komentar:

  1. Informasinya sangat sangat membantu untuk tugas kuliah saya. Aaariiigaaatooouuu~~~~ xD

    BalasHapus