“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Hubungan Iran Dengan AS Masa Presiden Obama


Kebijakan masa pemerintahan Obama berbeda dengan masa George W Bush.  Sikap ini dilatar belakangi dari sikap Bush yang dikenal sebagai Presiden AS yang lebih dekat dengan negeri Israel, walaupun hal itu harus  dialukakn dengan mengorbankan kepentingan rakyat AS sendiri.
Pada masa  Obama bersikap lebih lunak dalam menyikapi negara-negara di Timur Tengah termasuk Iran.  Hal itu bisa di lihat dari pernyataan Obama yang mengingatkan pentingnya ``hubungan konstruktif`` yang membuka peluang bagi Iran untuk berperan penting dalam percaturan dunia. Ia juga mengungkapkan keinginan negaranya agar Iran mendapatkan tempat yang sesuai di tengah masyarakat internasional, sambil menegaskan apresiasi kepada rakyat negeri Mullah itu sebagai bangsa besar yang layak mendapat tempat (terhormat) Menyangkut masa depan hubungan kedua negara, Presiden ke-44 AS itu menegaskan tentang terbukanya peluang besar bagi kemitraan dan perdagangan bilateral AS- Iran. Obama juga mengingatkan bahwa masa depan hubungan kedua negara dapat tercapai dengan mengatasi perpecahan-perpecahan masa lampau[1].

Namun  sosok Obama yang di anggap mampu merubah citra Amerika  yang terlalu banyak ikut campur  dalam urusan negara lain, nyatanya tidak juga merubah citra itu begitu saja, adanya kelompok kepentingan yang bercokol didalam tubuh Amerika  .... Amerika tetap tidak segan-segan untuk memberikan sanksi dan juga embargo ekonomi bahkan agresi terhadap negara yang menjadi ancaman  bagi Israel. Sehingga dalam hal ini bisa kita simpulkan bahwa seluruh sepak terjang Amerika merupakan refleksi dari kepentingan Yahudi. Siapapun pemimpinnya seolah-olah mereka hanya wayang  yang dikendalikan oleh sang dalang yaitu Yahudi.

            Pada saat  itu dia adakan Konferensi AIPAC tahun 2009 , moment itu dimanfaatkan oleh israel untuk merobohkan Iran . Isreal menggunakan AIPAC yang dianggap sebagai sarana yang paling berpengaryh di Amerika itu untuk mendesak pemerintahan AS agar tidak bersikap lunak pada Iran
Karenanya konferensi Komite Bidang Umum Amerika-Israel (AIPAC) yang berlangsung tepat pada saat keruhnya hubungan Iran-Arab itu, coba dimanfaatkan oleh Israel untuk menggoyang Iran dengan menggunakan sarana lobi paling berpengaruh dan paling kuat di negeri Paman Sam itu, untuk mendesak pemerintah AS agar tidak bersikap lembek terhadap negeri Persia itu. Dalam sambutannya di hadapan sekitar 6 ribu tokoh pro Zionis, termasuk anggota Kongres terkemuka AS yang hadir pada sidang AIPAC, Presiden Israel , Simon Perez  mencoba melunpuhkan Iran lagi dengan isu klise, yakni isu ancaman nuklir   yang membahayakan  dan menghantui bagi negara nya dan negara  negara di kawasan Timur Tengah lainnya.[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar