“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Kudeta Venezuela Pada Tahun 2002


Oleh: Waidatun hasanah, Dwi A Latief, Nuril El Magfiroh, Eni Nurul C      
Latar Belakang
Penggunanan istilah anti –Amerikanisme telah muncul dalam katalog di tahun 1948-an, dan memasuki bahasa politil pada tahun 1950-an. Istilah yang berkaitan adalah “amerikanisasi “ (dimana Anti- Amerikanisme bagian dari respon terhadapnya) telah dipakai di Prancis pada tahun 1867.[1]
            Hegemoni AS merupakan sekelindas ambisi untuk menjadi penentu politik dunia, polisi dunia, sekaligus penguasa ekonomi, dan perdaganagn dunia. Untuk mereaslisasikan ambisi itu, disusunlah sistem ekonomi, poliik,dan keamanann dunia serta kampanye ideologis yang mendukung kepentinagn negara adikuasa itu, meskipun menodai ruh demokrasi yang selalu didalihkan.
Aksi AS tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru. Tercatat dari 1898 hingga 1934, AS dengan segenap arogansinya telah melakukan intervensi militer terhadap sejumlah negara Amerika Latin, seperti Kuba, Meksiko, Nikaragua, Kolombia, Panama, Haiti, Honduras, dan Republik Dan Republik Dominika. Terhadap Amerika Sendiri, AS juga pernah berusaha menumbangkan pemerintahan Soekarno di tahun 1965.[2]

Konsekuensi logis dari aksi-aksi hegemonik AS terhadap negara lain itu memantik terbitnya kebencian, yang kemudian bergeser menjadi antipati. Rupanya simpul itulah yang menyatukan presiden Venezuela Hugo Chaves beserta presiden Amerika Latin dan Iran sekarang getol menentang keras terhadap dominasi negeri paamn Sam di dunia.
Simpul antipasti negara negara Amerika Latin terhadap AS tersebutlah yang menguatkan negara negara Amerika Latin untuk berjuang keras menentang beberapa kontribusi kontribusi yang disponsori AS yang pada akhirnya tidak bisa menyelesaikan permasalahan di negara Amerika Latin. Upaya untuk keluar dari beberapa strategi rancangan ekonomi dan politik AS, Amerika latin berusaha mencari jalan keluar lain untuk menyelesaikan masalah masalah di negara mereka tanpa mengikuti anjuran AS .
Pergolakan kontra muncul seiring semakin agresifnya AS menyelinap masuk ke kawasan Amerika Latin melalu beberapa negara yang terlihat condong pro barat seperti Kolombia, Kostarika dll. Salah satu pemimpn yang dengan tegas menentang AS adalah Hugo Chaves pemimpin Venezuela yang menang dalam pemilu pada tahun 1999. Kecaman kecaman keras keluar dari beberapa pemimpin Amerika Latin termasuk Hugo Chaves yang geram dengan ulah AS yang dianggapnya sebagai penyebab kondisi tidak stabilnya dan perusah keharmonisan kawasan Amerika Latin. Hugo Chaves sendiri mempunyai catatan buruk bagi AS.
Pelanggran Chaves terbesar adalah keberanianya mencap serangan As atas Afganistan pasca 11 September, sebagai “melawan terorisme dengan terorisme”. [3] selain itu juga penolakan kerjasama yang di ajukan oleh AS juga menjadi sumber kemarahan AS kepada pemimpin Venezuela tersebut. Hugo Chaves yang bersimpati atas keadaan partnernya Kuba atas cengkraman AS juga membuat Hugo Chaves semakin keras menentang AS.
Chaves juga menjadi pelopor gerakan anti – Amerikanism di Amerikal latin, yang gan juga meluas di kawasan lainya. Dengan mengkonsolidasikan hubungan dekat dengan fidel Castro, chaves mengaskan kepercayaan revolusionernya dan mencoba menepatklan dirinya sebagai pemimpin Amerikal latin di masa depan yang mendorong gerakan anti – Imperialisme. Kepemimpinan itu memang berhasil dengan munculnya pemimpin pemimpin negara Amerika latin lainya yang bersikap kritis dan melawan terhadap kebijakan AS di Amerika Latin.[4]
Beberapa cara dilakukan oleh AS untuk meluluhkan rezim Hugo Chaves baik melalui perundingan sampai dengan kecaman keras. Pergolakan yang timbul di Venezuela pada tahun 2002 merupakan salah satu fenomena yang mengikutsertakan nama AS menjadi pihak yang dipertanyakan keberadaanya. Kudeta yang dilakukan oleh seorang pengusaha yang bernama Pedro  Carmona Estanga tampil sebagai Presiden Venezuela yang terlihat sebagai respon atas kudeta oleh pihak pembangkang terhadap kepemimpinan Hugo Chaves.
Aksi Kudeta yang menyebabkan bentrok dari masing masing pendukung, menyebabkan peristiwa berdarah di Venezuela dan menjadi topik pembicaraan yang kotroversial. Begitu juga hal lain yang menjadi sorotan yaitu dimana kudeta tersebut ternyata juga menyeret pembangkang yang terdiri dari beberapa orang penting di Venezuela. Barisan pemberontak melibatkan kolonel AU Venezuela dan beberapa perwira AL Venezuela dan beredar pula kabar uang sogokan untuk para pemberontak atas upaya mereka melawan Hugo Chaves.
Ketika aksi kudeta di rencanakan, pihak AS bertemu dengan  tokoh-tokoh kunci di Venezuela dan Washington.[5] Pertemuan tersebut yang yang memunculkan spekulasi keterlibatan AS dalam kudeta terhadap Hugo Chaves mengingat agresisifitas AS di Amerika latin semakin meningkat dengan menggandeng beberapa negara negara Amerika Latin yang setia kepada AS, dan di balik itu semua juga memungkinkan munculnya beberapa kepentingan kepentingan AS lain yang tersembunyi di kawasan Amerika Latin termasuk di Venezuela.

B.     Rumusan Masalah
a.      Apa yang menyebabkan terjadinya kudeta terhadap Hugo Chaves pada tahun 2002
b.      bagaimana keterlibatan AS dalam rencana Kudeta terhadapa Hugo Chaves pada tahun 2002
C.    Landasan konsep dan teori
a.      Kudeta
Kudeta adalah salah satu usaha satu organisasi atau lebih yang hendak menguasai suatu negara dan mengubah sebagian atau keseluruhan peraturan yang ada di negara tersebut.[6] Kudeta merupakan aksi legal yang berusaha untuk menumbangkan pemerintahan yang sedang berlangsung dengan mengusung beberapa alasan atas keburukan pemerintah yang sedang berlangsung tersebut.
Syarat utama untuk kudeta adalah kontrol dari semua atau bagian dari angkatan bersenjata, polisi, dan elemen militer lainnya.[7] Kontrol dari beberapa aparat negara merupakan salah cara untuk menggulingkan suatu pemerintahan, dengan cara tersebut maka kelompok oposisi atau kelompok pembangkang akan lebih leluasa dalam mengendalikan negara secara spontan. Dengan melakukan kerjasama dengan beberapa aparat tersebut rencana dapat diatur sedemikian rupa melalui pengendalian yang di serahkan kepada beberapa aparat tersebut untuk mendukung jalannya proses penggulingan suatru pemerintah.
b.      Intrusive system
c.       Implikasi teori dan konsep


D.    Pembahasan
Alur Pokok pokok yg akan di bahas :
·         Hugo Chaves sebagai presiden
·         Serentetan kebijakan kebijakan Hugo Chaves yang memicu kemarahan AS
·         Kudeta yang dilakukan pihak pembangkang, dan tampilnya Pedro Carmona sebagai presiden Venezuela (Cuma beberapa jam saja)
·         Keterlibatan AS dalam kudeta terhadap Hugo chaves pada tahun 2002
Indikasi keterlibatan AS dalam kudeta terhadap Hugo Chaves santer terdengar kuat. Anggapan tersebut memunculkan isu bahwa AS lah dalang dari Kudeta pada bulan april tahun 2002. Menilik beberapa kebijkan Hugo Chaves sebelumnya yang sempat membuat geram AS merupakan salah satu penyulut yang bisa dihubungkan dengan aksi kudeta terhadap Hugo Chaves. Hal ini yang dijadikan bambu runcing oleh AS untuk menekan karakter pemimpin Venezuela Hugo Chaves.
Koran The New York Times, berdasarkan informasi dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, kemarin melaporkan bahwa sejumlah pejabat senior pemerintahan George W. Bush bertemu beberapa kali dalam bulan-bulan terakhir dengan para pemimpin Venezuela yang mengkudeta Chavez. Mereka dikabarkan menyetujui penggulingan Chavez.[8]
Pertemuan pihak AS dengan beberapa tokoh penting Venezuela antara lain dengan Pedro Carmona yang sempat menjadi presiden sesaat Venezuela ketika Hugo Chaves menyerah, dan beberapa petinggi perwira lain seperti kolonel AU Pedro Soto dan pihak pihak lain yang terkait dengan peristiwa kudeta terhadap Hugo Chaves pada tahun 2002 tersebut dapat di artikan sebagai pertemuan desain menggulingkan posisi Hugo Chaves di Venezuela.
E.     Kesimpulan
F.     Daftar pustaka








[1] Nurani Soyomukti, 2008, Hugo Chaves VS Amerika Serikat, Garasi, Jogjakarta hal 42
[2] Nurani Soyomukti, 2008, Hugo Chaves VS Amerika Serikat, Garasi, Jogjakarta, Pengantar
[3]
[4] Opcit., hlm.  93.
[5]
[6] Kudeta militer di berbagai negara dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/kudeta-militer-di-berbagai-negara/ diakses pada tanggal 11 juni 2012

[7]coup d’état dalam http://www.britannica.com/EBchecked/topic/140445/coup-detat di akses pada tanggal 11 juni 2012


[8] AS dalangi Kudeta Venezuela dalam http://www.infoanda.com/linksfollow.php?lh=AQBXBwANUAMK  di akses pada tanggal 11 juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar