Peluang Indonesia DalamKerjasama Indonesia-Eropa Melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement / CEPA)

Oleh Haryo Prasodjo (09260012)

Abstraksi

Cooperation between Indonesia and the region of Europe has been going on since long. Cooperation is of course influenced by the relationship between Europe and ASEAN. As one of the founders of ASEAN and the countries that have a major influence on regional development of Southeast Asia, Indonesia certainly has a lot of the discourses of cooperation with various parties, mainly to Europe as one region to this ideal. Indonesia's involvement in European cooperation and ASEAN which has been running since about 30 years ago appears in its participation in the signing of the ASEAN and the European co-operation agreement in 1980, which covers trade, economic cooperation and development as a basis for institutional dialogue. And even this cooperation will be implemented in developing a Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA)

Kata Kunci: Kerjasama, Ekonomi Pembangunan.

Pendahuluan

Hubungan kerjasama antara Indonesia dan Eropa sendiri telah berlangsung semenjak tahun 1967, yang kala itu Eropa masih dalam bentuk masyarakat ekonomi eropa (european economic community). Eropa kala itu sangat memprioritaskan kepentingan bersama negara-negara yang tergabung. Hingga kini negara yang menjadi anggota Uni Eropa ada 27 negara. Hal ini dapat menjadi ketakutan juga bagi Indonesia dalam hubungannya dengan Eropa

Dalam konteks hubungan dengan Eropa, Indonesia sebenarnya telah membina kerjasama harmonis secara bilateral dengan beberapa negara-negara anggota Uni Eropa secara bilateral seperti Belanda, Inggris, Jerman , Perancis, Italia, Belgia, Denmark, serta negara-negara Eropa Timur seperti Hongaria, Ceko dan Polandia. Seiring dengan berjalannya waktu terjalin sebuah peningkatan kerjasama-kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa seperti dalam hal bidang perubahan iklim, ekonomi, pendidikan, teknologi, pariwisata dan budaya, isu Hak Asasi Manusia (HAM) juga diangkat dalam kerjasama tersebut. Kerjasama tersebut biasa dirangkai dalam sebuah forum kerjasama seperti ASEM yang menjadi forum komunikasi bagi negara-negara ASIA dan Uni Eropa.

Pembicaraan tentang peningkatan pertalian bilateral Indonesia-Uni Eropa dalam kerangka CEPA bermula dari pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso pada akhir 2009. Kedua pihak sepakat menugaskan suatu Kelompok Visi bersama untuk mengkaji potensi kerja sama tersebut.Beberapa rekomendasi dari Kelompok Visi di antaranya kedua pihak sepakat menetapkan tarif nol persen pada 95 persen jajaran tarif dari sekurangnya 95 persen nilai perdagangan dalam jangka waktu maksimum sembilan tahun. Rekomendasi juga meliputi peningkatan akses pasar melalui penanganan masalah standar sanitasi dan teknis serta hambatan nontarif lain serta pengembangan kapasitas.

Indonesia memiliki keyakinan bahwa pasar Eropa saat ini masih menjadi pasar yang potensial, meskipun terdapat beberapa negara di Eropa sana yang sedang dilanda krisis. Eropa merupakan pasar terbesar dunia dan menyumbang 20 persen PDB global. Pada tahun 2011 yang lalu Uni Eropa juga merupakan mitra dagang terbesar yang ketiga di Indonesia.[1] Perjanjian kerjasama CEPA memilki nilai strategis bagi para pengusaha di Indonesia, untuk itu dengan adanya kerjasama CEPA diharapkan nantinya akan mampu membangun kesetaran ekonomi antara negara maju dengan negara berkembang. Selama ini cukup sulit untuk dapat menembus pasar Eropa, hal itulah yang menyebabkan kerjasama CEPA diharapkan dapat membangun hubungan ekonomi yang mendalam serta memberikan bantuan secara teknis pada pelaku usaha di Indonesia terkait prosedur dan standar yang harus dipenuhi untuk mempermudah masuk pasar-pasar dinegara-negara anggota Uni Eropa.

CEPA akan memfasilitasi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kapasitas pembangunan perusahaan di kedua negara. Kesepakatan CEPA yang lebih bersifat komprehensif, tentu membedakannya tidak seperti Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang tidak memperhatikan kepentingan industri dalam negeri. Dalam hubungan RI-UE, terdapat beberapa tema pokok yang menjadi prioritas bagi RI, yakni: PCA (Partnership Cooperation Agreement), kasus pelarangan terbang maskapai Indonesia, CSP (Country Strategy Paper) dan kondisi perdagangan dan investasi secara bilateral RI –UE.[2]

Latar Belakang Masalah

Tulisan ini hendak menjawab beberapa masalah berikut:  bagaimanakah pola dan bentuk kerjasama dalam CEPA? Bidang-bidang apa saja yang dibahas dalam CEPA?Peluang dan kendala apa saja yang akan dihadapai Indonesia dalam CEPA?Bagaimana prospek dari hubugngan kerjasama Indonesia-Uni Eropa melalui CEPA?

Pendekatan Ekonomi Pembangunan (Adam Smith)

Adam Smith merupakan ekonom pertama yang banyak menumpahkan perhatiannya kepada masalah pertumbuhan ekonomi. Dlam bukunya An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangak panjang secara sistematis.

Terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi:

a.       Pertumbuhan output total.

b.      Pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan Output Total

Menurut Adam Smith terdapat beberapa unsur pokok dalam suatu negara, seperti:

1.      Sumber daya alam yang tersedia (faktor produksi tanah).

2.      Sumber daya insane (jumlah penduduk).

3.      Stok barang modal yang ada.

Menurut Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian, Maksudnya jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah enduduk dan stok modal yang ada memegang penranan penting dalam pertumbuhan output. Tetapi pertmbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

            Sumber daya insani (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Maksudnya, jumlah penduduk akan menyeuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat.

Stok modal, menurut Smith, merupakan unsure produksi yang secara aktif menetukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pad laju pertumbuhan stok modal (sampai “batas maksimum”dari sumber alam).

            Pengaruh stok modal terhadap tingkar output total bias secara langsung dan tidak lansung. Pengaruh langsung ini maksudnya adalah karena pertambahan modal (sebagai input) akan langsng meningkatkan output. Sedangkan pengaruh tidak langsung maksudnya adalah peningkatan produktifitas perkapita yang dimungkinkan oleh karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang lebih tinggi. Semakin besar stok modal, menurut Smith, semakin besar kemungkinan besar dilakukannnya spesialisasi dan pembagian kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas perkapita.

            Spesialisasi dan pembagian kerja ini bisa menghasilkan pertumbuhan output, menurut Smith, karena spesialisasi tersebut bisa meningkatkan keterampilan setiap pekerja dalam bidangnya dan pembagina kerja bisa mengurangi waktu yang hilang pada saat peralihan macam pekerjaan.

            Namun demikian, sebnarnya ada dua faktor penunjang penting dibalik proses akumulasi modal bagi terciptanya pertumbuhan output yaitu:

1.      Makin meluasnya pasar, dan

2.      Adanya tingakat keuntungan di atas tingkat minimal.

Menurut Smith, potensi pasar akan bisa dicapai secara maksimal jika, dan hanya jika, setiap warga msyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan pertukaran dan melakukan kegiatan-kegiatan ekonominya. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan pembenahan dan penghilangan pereaturan-peraturan, undang-undang yang menjadi penghambat kebebasan berusaha dan kegiatan ekonomi, baik antara warga masyarakat disuatu negara maupun antara warga masyarakat antar negara. Hal ini menunjukkan bahwa Adam Smith merupakan penganjur laissesz-faire dan free trade.[3]

      Faktor penunjang yang kedua yaitu tingkat keuntungan yang memadai. Tingkat keuntungan ini erat hubungannya dengan luas pasar. Jika pasar tidak tumbuh secepatnya pertumbuhan modal, maka tingkat keuntungan akan segera merosot, dan akhirnya akan mengurangi gairah para pemilik modal untuk melakukan akumulasi modal. Menurut dam Smith, dalam jangka panjang tingkat keuntungan tersebut akan menurunkan dan pada akhirnya akan mencapai tingkat keuntungan minimal pada posisi stasioner perekonomian tersebut.

Pertumbuhan Penduduk

      Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah sub sisten yaitu tngkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah diatas tingkat sub system, maka orang-orang akan menikah pada umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran akan terus mengalami peningkatan. Namun sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah sub sisten, maka jumlah penduduk akan menurun.

Tingkat upah yang belaku, menurut Adam Smith, ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja tumbuh lebih cepat dari pada penawaran tenaga kerja.

Sementara itu permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output.

Pembahasan dan Kesimpulan

Dengan diberlakukannya CEPA maka akan banyak sektor perekonomian baik Indonesia maupun Eropa dapat menikmati arus dua arah yang lebih cepat dan efisien, kerena berkurangnya hambatan-hambatan dalam beberapa sektor. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi pembangunan sektor-sektor ekonomi dalam negri Indonesia untuk menjadi lebih kuat. Hal ini dikarenakan CEPA tidak seperti FTA yang mana CEPA masih harus memperhatikan industri dlam negri. Pengusaha-pengusaha telah mempelajari (hubungan dagang dengan Uni Eropa) lebih banyak bersifat komplementari (saling melengkapi), berbeda dengan hubungan dagang dengan China dan Jepang. Sehingga, hubungan ini bisa saling menguntungkan dengan kedua belah pihak, baik dari Indonesia maupun UE.

Peningkatan hubungan kerjasama kedua negra dapat dilihat dari jumlah peningkatan arus perdagangan barang dua arah yang mencapai US$26,8 M pada tahun 2010 dan meningkat sebesar 22,2 persen atau menjadi US$32,75 M pada tahun 2011.[4] Tahun 2011 lalu Uni Eropa adalah investor kedua terbesar ke Indonesia setelah Singapura dengan nilai sebesar USD2,2 miliar, dan Indonesia mendapatkan surplus sebesar USD8 miliar.[5]

Dalam berbagai kerjasama yang dilakukan oleh keduanegara baik Indonesia ataupun Uni Eropa, ada beberapa hal yang menjadi prioritas, yang mana bebrapa point tersebut terdapat dalam dialog-dialog sektoral yang telah beberapa kali dilakukan oleh kedua negaradiantaranya adalah: Pertama, mengatasi hambatan-hambatan nontarif bagi kerjasama antara Indonesia dan UE. Kedua, mendorong pelaksanaan rekomendasi yang telah dihasilkan dalam dialog sektoral ke-1 dan ke-2. Ketiga, lanjutnya meningkatkan industri dan investasi. Keempat, menciptakan rencana aksi untuk TSP 2 (Trade Support Program 2). Kelima, adalah adanya tindakan melalui asistensi/hibah dari TSP 2.[6]Dalam kerjasama yang dilakukan melalui CEPA ada beberapa keuntungan yang dapat diraih oleh kedua belah pihak.  CEPA akan memfasilitasi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kapasitas pembangunan perusahaan di kedua negara. Kesepakatan ini bersifat komprehensif, tidak seperti Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang tak memperhatikan kepentingan industri dalam negeri, ini yang membedakan CEPA dengan FTA.[7]

Tidak hanya itu dengan diberlakukannya CEPA keuntungan yang dapat diperoleh bagi Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang kaya akansumber daya alam (SDA) dimana hal ini menjadi suatu keuntungan bagi Indonesia.Dengan sumber daya alam yang ada maka dengan potensi pasar dan jumlah penduduk yang banyak di Indonesia akan dipandang dapat memerankan peranan tersebut khususnya dikawasan Asia.[8] Direktur Operasional External Action Service Uni Eropa, David O'Sullivan, mengatakan ada tiga kontribusi Uni Eropa-Indonesia, yakni peningkatan investasi, penciptaan kondisi untuk meningkatkan perdagangan, serta peningkatan kapasitas. Bagi Uni Eropa, Indonesia sangat penting karena memiliki potensi besar dan ekonomi yang aktif.[9]

CEPA juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan stabilitas politik dan keamanan dikedua kawasan. CEPA dapat memberikan manfaat yang sangat banyak bagi peningkatan kerjasama diberbagai bidang terutama bidang ekonomi dan pembangunan. Nilai investasi asing langsung (Foreign Direct Investment–FDI) oleh perusahaan-perusahaan Uni Eropa di Indonesia mencapai sekitar 3 milar euro. Lebih dari 700 perusahaan asal Uni Eropa telah mendirikan usaha di Indonesia dan menampung sekitar 500 ribu pekerja melalui penanaman modal yang subtansial di industri-industri utama seperti automotif, farmasi, permesinan dan peralatan industri, barang konsumen, jasa keuangan dan lainnya. Perdagangan Uni Eropa-Indonesia tumbuh pesat, dengan nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan meningkat 20 persen pada tahun 2011.[10]

Sepanjang 2011 nilai perdagangan kedua negara mencapai US$ 32 miliar. Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 8 miliar. Sedangkan investasi baru dari Eropa mencapai US$ 2,2 miliar.[11] Uni Eropa menjadi investor asing terbesar kedua di Indonesia, tapi bagi Eropa investasi di Indonesia hanya 2 persen dari modal mereka di Asia. Pendekatan perjanjian kerjasama yang lebih luas dalam CEPA  akan memberikan dunia usaha Indonesia lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan diri dan memperileh manfaat dari peningkatan perdagangan dan investasi

Di sisi lain, ada kekhawatiran dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yaitu  dampak kerjasama Indonesia-Uni Eropa terhadap beberapa sektor industri, seperti plastik, kimia, automotif, logam, dan kertas. Paslanya, standar dan regulasi yang diterapkan Uni Eropa dinilai ketat dan akan menekan industri nasional dalam negri Indonesia. Selain itu Indonesia diharapkan juga telah siap dengan berbagai aspek kendala yang selama ini telah menjadi pokok permsalahan dalam negri yang berlarut-larut seperti infrastruktur, isu regulasi birokrasi, dan korupsi. Karena industri manufaktur dan energi merupakan sektor yang menjadi sasaran bagi investasi oleh  pemodal asal Eropa.[12] Meskipun demikian baik Indonesia maupun Eropa akan memiliki persetujuan penting yang melandasi kerjasama bilateral dan pembangunan bagi kedua negara.

Daftar Pustaka

Buku

Rosyidi, Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori Ekonomi Mikro & Makro”. Rajawali Press. Jakarta 2006.

Ikbar M.A, Drs. Yanuar. “Ekonomi Politik Internasional 2, Implementasi Konsep dan Teori”. Rafika Aditama Press, Bandung 2007.

Halwani M.A, Prof. Dr. R. Hendra, “Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi”, Ghalia Indonesia Press, Ciawi-Bogor 2005.

Caporaso, James A, dan David P. Levine, “Teori-teori Ekonomi Politik”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2008.

Jacson, Robert & Gorge Sorensen, “Pengantar Study Hubungan Internasional”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.

Deliarnov, “Ekonomi Politik, Mencakup Berbagai Teori dan Konsep Yang Komprehensif”, Penerbit Erlangga, Jakarta 2006.

Rosyidi, Suherman, “Pengantar teori Ekonomi, Pendekatan Kepada teori dan Konsep Mikro & Makro”, Rajawali Press, Jakarta 2005.

Drs. T. Gilarso, SJ. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”  Kanisius Press, yogyakarta 1992.

Wijayanta, Bambang & Aristanti WidyaningsihEkonomi & Akuntansi: “Mengasah Kemampuan Ekonomi”. Citra Praya press, Surabaya 2002

Mohd, Ahmad Shukri. Nain & Rosman Yusoff. “Konsep, Teori, Dimensi dan Isu Pembangunan”. Universiti Tekhnologi Malaysia, Johor 2003.

Situs Internet

http://www.republika.co.id -dorong-investasi-uni-eropa-ajak-indonesia-jalin-kerja-sama dikses tanggal 20 Juni2012.

http://www.sindonews.com. ri-uni-eropa-sepakati-regulasi-kerja-sama-bilateral diakses tanggak 20 Juni 2012.

http://id.berita.yahoo.com/indonesia-eropa-jajaki-kerja-sama-perdagangan-.html diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.sindonews.com. ri-uni-eropa-sosialisasikan-kerjasama-cepa diakses tanggal 2012.

http://www.sindonews.com. kadin-optimis-krisis-eropa-tak-pengaruhi-cepa diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.sindonews.com. pengusaha-nilai-kerja-sama-dengan-ue-menguntungkan diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://bisnis.vivanews.com. uni-eropa-tergiur-investasi-otomotif-di-ri. diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.kemlu.go.id. RegionalCooperation. Diakses tangal 20 Juni 2012.

http://jakarta.okezone.com. ri-uni-eropa-sepakati-regulasi-kerja-sama-bilateral. diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.tempo.com. Indonesia-Eropa-Jajaki-Kerja-Sama-Perdagangan. Diakses tanggal 20 Jni 2012.

http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/eu_indonesia/cooperation/sectors_of_cooperation/environment/index_id.htm. diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://jakarta.okezone.com. ri-uni-eropa-sosialisasikan-kerjasama-cepa. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.vibiznews.com. kemitraan-khas-indonesia-dan-uni-eropa-menuju-kemakmuran. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://id.berita.yahoo.com/kerja-sama-ekonomi-eropa-ri-dimulai-tahun-ini-finance.html. diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.indonesianmission-eu.org. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://economy.okezone.com. kerjasama-ri-uni-eropa-buka-peluang-pelaku-industri. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://www.analisadaily.com. uni_eropa_targetkan_peningkatan_investasi_di_indonesia. diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://surabaya.tribunnews.com. perdalam-kerjasama-uni-eropa-melalui-cepa diakses tanggal 20 Juni 2012.

http://id.berita.yahoo.com/indonesia-uni-eropa-sepakat-negosiasi-cepa-dipercepat-.html. diakses tanggal 20 Juni 2012

---

[1] http://surabaya.tribunnews.com. perdalam-kerjasama-uni-eropa-melalui-cepa diakses tanggal 20 Juni 2012

[2] http://www.kemlu.go.id. RegionalCooperation. Diakses tangal 20 Juni 2012.

[3] Drs. T. Gilarso, SJ. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”  Kanisius Press, yogyakarta 1992 hal 333.

[4] http://bisnis.vivanews.com. uni-eropa-tergiur-investasi-otomotif-di-ri. diakses tanggal 20 Juni 2012.

[5] http://jakarta.okezone.com. ri-uni-eropa-sosialisasikan-kerjasama-cepa. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

[6] http://jakarta.okezone.com. ri-uni-eropa-sepakati-regulasi-kerja-sama-bilateral. diakses tanggal 20 Juni 2012.

[7] http://www.sindonews.com. ri-uni-eropa-sepakati-regulasi-kerja-sama-bilateral diakses tanggak 20 Juni 2012.

[8] http://id.berita.yahoo.com/indonesia-eropa-jajaki-kerja-sama-perdagangan-.html diakses tanggal 20 Juni 2012.

[9] http://www.vibiznews.com. kemitraan-khas-indonesia-dan-uni-eropa-menuju-kemakmuran. Diakses tanggal 20 Juni 2012.

[10] http://www.sindonews.com. pengusaha-nilai-kerja-sama-dengan-ue-menguntungkan diakses tanggal 20 Juni 2012.

[11] http://www.tempo.com. Indonesia-Eropa-Jajaki-Kerja-Sama-Perdagangan. Diakses tanggal 20 Jni 2012.

[12] http://economy.okezone.com. kerjasama-ri-uni-eropa-buka-peluang-pelaku-industri. Diakses tanggal 20 Juni 2012.