“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Kepentingan Geopolitik Amerika Serikat di Irak





 Oleh: Waidatun Hasanah

Kawasan Timur Tengah merupakan wilayah yang memiliki arti strategis penting tidak hanya bagi negara-negara yang terletak di wilayah tersebut tetapi juga negara-negara yang terletak di luar wilayah, dalam hal ini adalah negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Inggris[1]. Arti strategis wilayah Timur Tengah seringkali memiliki kaitan erat dengan persoalan sumber energi seperti minyak dan gas. Faktor ini dapat dikatakan sebagai komponen penting geopolitik Timur Tengah modern. Berlimpahnya sumber daya energi di kawasan ini mengundang berbagai kepentingan negara-negara eks kekuatan imperial dan negara superpower. Dengan demikian, berbicara mengenai Permasalahan-permasalahan Timur Tengah juga berbicara mengenai kepentingan-kepentingan tidak hanya negara negara di wilayah tersebut, tetapi juga negara di luar wilayah Timur Tengah.
Pasca tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat, konstelasi politik internasional mengalami perubahan. Setelah peristiwa tersebut, fokus proyeksi geopolitik mengalami perkembangan yang signifikan terutama dalam masalah-masalah keamanan. Salah satu faktor yang mendorong perkembangan signifikan adalah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 dengan alasan perang terhadap terorisme. Amerika Serikat melancarkan invasi ke Irak dengan tujuan melucuti senjata pemusnah massal yang diduga dimiliki oleh Irak, dan menjatuhkan pemerintahan Saddam Husein yang dianggap mendukung terorisme. Padahal ketika terjadi perang Irak-Iran yang berlangsung dari 1980-1988, Amerika Serikat memberikan dukungannya pada Irak. Namun demikian, sejak tahun 1990 terutama ketika Irak melakukan invasi ke Kuwait, Amerika Serikat berbalik memusuhi Irak[2].

HIPOTESA
Kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah salah satunya adalah Irak, pada dasarnya berkaitan dengan kepentingan –kepentingan strategis dan berhubunagn dengan politik globalnya. Salah satu kepentingan Amerika serikat adalah mempertahankan hegemoninya dikawasan ini dan menjaga strategi global yang bnayak memerlukan dukungan dari kawasan Timur Tengah[3]
Dengan dalih keamanan dunia dan menuduh irak mengembangkan snjata pemusnah massal, Amerika Serikat melakukan invansi ke Irak seerta mengususng H AM dan demokrasi dengan menjatuhkan rezim sadam yang diktator
KERANGKA BERFIKIR
Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional (national interests) adalah tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan negara/bangsa atau sehubungan dengan hal yang dicita citakan. Lazimnya kepentingan nasional pada tiap negara/bangsa adalah keamanan (security) yang mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah, serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu keamanan (security) dan kesejahteraan (prosperity), pasti terdapat serta merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan kepentingan nasional bagi tiap negara[4].Dalam hal ini kepentingan nasional dapat dilihat tidak hanya dalam perspektif keamanan, tetapi juga dalam perspektif kesejahteraan. Berdasarkan kedua perspektif tersebut, kepentingan nasional juga dapat dipahami sebagai upaya pemenuhan terhadap hal-hal yang signifikan bagi kelangsungan hidup suatu negara/bangsa.
Dalam merumuskan sebuah kebijakan yang berkaitan dengan politik luar negeri suatu negara/bangsa, kepentingan nasional memiliki arti strategis dan juga posisi yang penting. Kepentingan nasional sering dijadikan tolak-ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan (decision maker) masing-masing negara/bangsa sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan terkait suatu permasalahan. Termasuk menjadi patokan dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Setiap langkah kebijakan luar negeri (foreign policy) perlu dilandaskan pada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi, apa yang dikategorikan atau ditetapkan sebagai kepentingan nasional tersebut[5].
Hubungan Internasional membicarakan mengenai kepentingan nasional negaranegara
yang terlibat didalamnya. Bagaimana kepentingan nasional tersebut saling bersinggungan dan berinteraksi, serta bagaimana suatu negara berusaha untuk menjaga kepentingan nasionalnya. Dengan demikian dunia internasional adalah sebuah arena dimana banyak sekali kepentingan nasional berusaha untuk dijaga atau diwujudkan oleh negara/bangsa sebagai aktor internasional. Dalam konteks internasional, kepentingan nasional suatu negara kemudian dicerminkan dalam kebijakan luar negeri negara tersebut. Oleh karena itu tidak jarang kebijakan luar negeri suatu negara/bangsa adalah cerminan dari apa yang menjadi kepentingan nasionalnya.


[1] Diakses dari, “The Middle East”, http//www.globalissues.org. pada 20 Mei 2012
[2] Kaveh Afrasiabi dan Abbas Maleki, “Iran’s Foreign Policy After 11 September”, The Brown Journal of World
Affairs, Volume IX, Issue 2, Winter/Spring, (2003): hlm. 255
[3] Siti. M. Setiawati, Irak Di Bawah Kekuaaan Amerika, Dampaknya Bagi Sabilitas Politik Timur Tangah dan Reaksi, yogyakarta, 2004, hal 13-14
[4] T. May Rudy, S.H, M.sc, “Studi Strategis dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin”,
(Refika Aditama, 2002) Bandung, hlm. 116
[5] James N. Rosenau, “World Politics: an Introduction to International Relations”, (New York, Free Press), hlm.
280-283

Tidak ada komentar:

Posting Komentar