“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Teori Kepuasan Oleh Unik Isnaeni



1) Teori Motifasi Klasik FW. Taylor
·         Teori motivasi klasik / teori motivasi kebutuhan tunggal. Berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik / biologis nya, berbentuk uang / barang dari hasil pekerjaannya
·         Konsep dasar teori ini : orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja


2)      Teori  Hierarki Kebutuhan Maslow
·      Manusia merupakan makhluk sosial yang berkeinginan
·      Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya dan hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator.
·      maslow mengusulkan bahwa motivasi adalah suatu fungsi dari lima kebutuhan dasar fisiologis, keamanan, cinta (sosial), penghargaan, dan aktualisasi diri.
·      Maslow mengatakan kelima kategori kebutuhan disusun dalam tangga hierarki. Ia yakin bahwa kebutuhan seperti anak tangga dengan demkikian, kebutuhan fisiologis seseorang relatif  terpuaskan, maka muncul kebutuhan akan keamanan, sekali kebutuhan terpuaskan maka akan mengaktifkan  kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi dalam hierarki tersebut dan berlanjut hingga kebutuhan aktualisasi diri

3)      Teori dua faktor Frederick Herzberg
·      Hygine factor / dissatisfiers -> faktor pemeliharaan
kondisi ekstrentik pekerjaan : jika kondisi ini tidak ada menyebabkan kepuasan ( dibutuhkan minimal untuk menjaga ketidak puasan ) Misalnya : gaji, jamsostek, kondisi kerja, status , kebijakan perusahaan, kualitas supervise.
·      Satisfiers factor / motivators -> pemuas
jika kondisi tersebut ada berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Tetapi jika tidak ada akan menyebabkan ketidak puasan. Misalnya prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan , pertumbuhan dan perkembangan pribadi

Pengantar Manajemen - Ringkasan/Rangkuman/Resume Mata Kuliah Ekonomi Manajemen



(Bagian I)
Mengelola Dalam Lingkungan Kerja Baru

Manajemen
Pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif melalui planning, organizing, leading (actuating), dan controlling sumber daya organisasi.
Fungsi Manajemen :
1. Perencanaan
• Menentukan tujuan-tujuan, menentukan tugas, menentukan sumber daya
2. Pengorganisasian
• Menentukan dan mengelompokkan tugas-tugas, alokasi sumber daya, penentuan otoritas
3. Kepemimpinan
• Pengaruh → Motivasi
4. Pengendalian
• Mengawasi aktivitas, koreksi, mengawasi target dan tujuan
Proses Manajemen
• Input (sumber daya)
- Man, materials, money, machine, method, information
• Proses
- Perencanaan : menilik tujuan dan cara pencapaian
- Pengorganisasian : pemenuhan tanggung jawab untuk pencapain tujuan
- Kepemimpinan : menggunakan pengaruh untuk memotivasi bawahan
- Pengendalian : mengawasi kegiatan dan melaksanakan koreksi
• Output (kinerja)
- Mencapai tujuan, produk, jasa, efisiensi, efektivitas

Kinerja
Kemampuan organisasi untuk mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
Organisasi
Kesatuan sosial yang dirahkan dengan tujuan dan dibentuk dengan penuh pertimbangan. Entitas sosial merupakan dua orang atau lebih, diarahkan dengan tujuan (dirancacng untuk mencapai output tertentu).
Efektivitas → melakukan pekerjaan dengan benar
Sejauhmana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan
Efisiensi → melakukan pekerjaan dengan benar atau sesuai standar
Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
Jenis-jenis Manajer, berdasarkan :
1. Perbedaan vertikal atau hirarki
a. Top Manager
Seorang manajer yang berada pada puncak hirarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Contoh : Dirut, Presiden Direktur, CEO.
b. Middle Manager
Manajer yang bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama,. Contoh : Direktur Produksi, Pemasaaran, Kepala Divisi.
Project Manager
Manajer yang bertanggung jawab untuk pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang yang datang dari berbagai fungsi yang dan tingkatan organisasi
c. First Line Manager atau Lower Manager
Seorang manajer yang secara langsung bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Contoh : Supervisor

Teori Menejemen Motivasi



1.      Teori  Klasik
Teori ini dikemukakan oleh FW Tylor. Menurutnya motivasi para pekerja itu hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja. Sedangkan kebutuhan biologis itu sendiri adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan hidup seseorang.

2.      Teori  Hierarki Kebutuhan Maslow
Tahun 1943, psikolog Abraham Maslow mempublikasikan teori motivasi hierarki kebutuhan yang sekarang terkenal. Yang berdasarkan pengalaman klinisnya terhadap beberapa individu yang menderita gangguan emosi/perasaan lalu digunakan untuk menjelaskan seluruh spektrum perilaku manusia, maslow mengusulkan bahwa motivasi adalah suatu fungsi dari lima kebutuhan dasar fisiologis, keamanan, cinta (sosial), penghargaan, dan aktualisasi diri.

Maslow mengatakan kelima kategori kebutuhan disusun dalam tangga hierarki. Ia yakin bahwa kebutuhan seperti anak tangga dengan demkikian, kebutuhan fisiologis seseorang relatif  terpuaskan, maka muncul kebutuhan akan keamanan, sekali kebutuhan terpuaskan maka akan mengaktifkan  kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi dalam hierarki tersebut dan berlanjut hingga kebutuhan aktualisasi diri.

3.      Herzberg
Herzberg mewancarai ratusan pekerja tentang saat ini ketika mereka tidak puas dan tidak termotivasi di tempat kerja. Penemuannya mengusulkan bahwa karakteristik yang berkenaan dengan kepuasan, yang menimbulkan ide bahwa dua faktor mempengaruhi motivasi kerja.

Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser


Sejarah Awal
       Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan tertumpu kepada struktur sosial. Pada saat yang sama dia menunjukkan bahwa model tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Berbeda dengan beberapa ahli sosiologi yang menegaskan eksistensi dua perspektif yang berbeda (teori fungsionalis dan teori konflik), coser mengungkapkan komitmennya pada kemungkinan menyatukan kedua pendekatan tersebut.

      Akan tetapi para ahli
sosiologi kontemporer sering mengacuhkan analisa konflik sosial, mereka melihatnya konflik sebagai penyakit bagi kelompok sosial. Coser memilih untuk menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial positif yaitu membentuk serta mempertahankan struktur suatu kelompok tertentu. Coser mengembangkan perspektif konflik karya ahli sosiologi Jerman George Simmel.

      Seperti halnya Simmel, Coser tidak mencoba menghasilkan teori menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena sosial. Karena ia yakin bahwa setiap usaha untuk menghasilkan suatu teori sosial menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena sosial adalah premature (sesuatu yang sia- sia. Memang Simmel tidak pernah menghasilkan risalat sebesar Emile Durkheim, Max Weber atau Karl Marx. Namun, Simmel mempertahankan pendapatnya bahwa sosiologi bekerja untuk menyempurnakan dan mengembangkan bentuk- bentuk atau konsep- konsep sosiologi di mana isi dunia empiris dapat ditempatkan. Penjelasan tentang teori konflik Simmel” sebagai berikut:
Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari dalam masyarakat. Struktur sosial dilihatnya sebagai gejala yang mencakup pelbagai proses asosiatif dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah- pisahkan, namun dapat dibedakan dalam analisa.

Teori Konflik

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula. Teori ini didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.

Asumsi dasar
     Teori konflik muncul sebagai reaksi dari munculnya teori struktural fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional. 

        Pada saat itu Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini berada dalam suatu struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam proses produksi. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa adanya tetap terjaga. Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka. 

Sosiologi Konflik Dan Rekonsiliasi



Mengelola Konflik, Ketrampilan dan Tindakan (Simon Fischer)
KONSEP-KONSEP

  •  KONFLIK: hubungan antara dua fihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan

  •  KEKERASAN: tindakan, perkataan, sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, dan/atau menghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh

  • MENGINTENSIFKAN KONFLIK: mengungkapkan konflik latent ke permukaan dan menjadikannya terbuka untuk mencapai suatu tujuan

  • MENINGKATKAN KONFLIK: merujuk pada situasi yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat ketegangan dan kekerasan

KONFLIK DIBEDAKAN DIANTARA DUA SUMBU, SASARAN DAN PERILAKU
 

  • TANPA KONFLIK: dalam kesan umum adalah lebih baik, namun setiap masyarakat atau kelompok yang hidup damai, jika ingin keadaan ini terus berlangsung, mereka harus hidup bersemangat dan dinamis. Memanfaatkan konflik perilaku dan tujuan, serta mengelola konflik secara kreatif.

  • KONFLIK LATEN: sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar dapat ditangani secara effektif

  •  KONFLIK TERBUKA: berakar dalam, dan sangat nyata. à memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.

  • KONFLIK DI PERMUKAAN: memiliki akar yang dangkal/tidak memiliki akar, muncul hanya karena kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi

Segitiga Konflik Johan Galtung



              Konflik biasanya mudah dilihat di permukaan saja, seperti jumlah korban yang ditimbulkan atau cara kedua belah pihak berkonfrontasi secara langsung. Untuk itu dibutuhkan pemetaan untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat konflik serta hal yang melatarbelakanginya. Selain pemetaan tersebut  konflik juga bisa di lihat melalui pendekatan teori bawang merah, segitiga konflik dan garis waktu yang menceritakan perkembangan eskalasi konflik.

         Menurut Atman dan Taylor (teori komunikasi, 1994): Hubungan kita dengan orang lain ibarat mengupas bawang merah yang terdiri dari beberapa lapisan. Selama dalam proses interaksi, kita saling mengupas lapisan-lapisan itu. Jika yang kita kupas hanya lapisan saja, maka kita hanya mendapatkan lapisan saja.

        Dalam konflik, teori bawang merah berupaya untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di permukaan, dan selanjutnya terus dikupas untuk mengetahui akar permasalahn sesungguhnya. Apakah sebenarnya tujuan konflik itu dari ekonomi ataukah ada kepentingan lain yang lebih besar. Hal ini bisa diraba dengan melakukan beberapa wawancara dan sumber data.

           Segitiga konflik berfungsi untuk mengetahui gejolak konflik yang terlihat dan yang tidak terlihat. konflik yang terlihat adalah proses terjajdinya kekerasan itu sendiri serta dampak yang ditimbulkan. Gejolak konflik yang tidak terlihat antara lain disebabkan oleh kekerasan budaya dan kekerasan structural. Kekerasan budaya bisa berupa hokum adat, mitos, anarki, suku serta kebencian kuno, sedangkan kekerasan structural bisa berupa kemiskinan dan kebudayaan.

Gerakan Sosial Baru (New Social Movement)


Oleh: Najamuddin Khairurrijal

Gerakan sosial (social movement) pada dasarnya merupakan suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif (collective action). Sidney Tarrow menempatkan gerakan sosial sebagai politik perlawanan yang terjadi ketika rakyat biasa yang bergabung dengan kelompok masyarakat yang lebih berpengaruh menggalang kekuatan untuk melawan para elit, pemegang otoritas dan pihak-pihak lawan lainnya.6 Gerakan sosial lahir dari adanya masalah sosial (social problem) dan untuk memecahkannya masyarakat secara gigih melibatkan diri dalam collective action. Orientasi gerakan sosial adalah terciptanya tatanan yang lebih berkeadilan sosial melalui perubahan sosial dari yang semula sarat dengan eksploitasi menuju keseimbangan yang relatif bisa memuaskan semua komponen.8 Sementara itu, istilah Gerakan Sosial Baru (GSB) atau New Social Movement merupakan fenomena gerakan sosial yang berkembang sejak pertengahan tahun 1960-an. GSB sebagai perkembangan dari konsep gerakan sosial hadir untuk mengoreksi prinsip-prinsip, strategi, aksi ataupun pilihan ideologis yang digunakan Gerakan Sosial Lama (GSL) atau Old Social Movement. Jika GSL dicirikan dengan tujuan ekonomis-material sebagaimana tercermin dari.