“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Pemikiran Politik John Stuart Mill (1806-1873)



Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)

Kehidupan dan Masanya

Masanya masih dipengaruhi kuat oleh prinsip dasar ekonomi utilitarianisme yang hadir dari karya klasik Adam Smith. Mill merupakan sosok pemikir yang pertama memberikan kritik terhadap utilitarianisme . Beberapa kontribusi pemikiran Mill bagi liberalism diantaranya adalah kebebasan berbicara dan individualitas, masyarakat yang liberal untuk negara yang liberal. John Stuart Mill lahir di London 20 Mei 1806,  pada usia 4 tahun sudah mempelajari bahasa Yunani dan di usia 8 tahun sudah belajar bahasa Latin. Waktunya banyak digunakan untuk membaca buku-buku dialog Plato, Logika, dan Sejarah. Selain buku-buku dan ilmu logika, Mill juga akrab dengan ilmu geometri, ilmu alajabar, ilmu kalkulus dieferensial, dan ilmu matematika. Meskipun demikian, Mill memiliki minat yang kuat dalam puisi dan seni. Pada umur 14 tahun, Mill sudah menerbitkan buku teks pertamanya tentang ekonomi yang berjudul Elements of Political Economy (1820). Menurut Mill, Alam memaninkan peran penting dalam pembentukan karakter seseorang, dan pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah sifat manusia. Pandangan Mill memberi kontribusi dalam berbagai aspek dari teori politik beberapa tulisan karyanya yang terkenal adalah, pertama Sistem of Logic (1843) dalam tulisan tersebut Mill menjelaskan hubungan dari tradisi logis empiris Inggris Locke dan Hume dengan konsep ilmu sosial berdasarkan paradigma fisika Newton. Kedua, On Liberty (1859) dan The Subjection of Women(1869) yang mengelaborasi pemikiran liberal klasik pada isu-isu penting seperti hukum, hak, dan kebebasan . Ketiga, The Considerations on Representative Goverment(1861) memberikan garis besar pemerintah ideal berdasarkan perwakilan proporsional, perlindungan minoritas, dan lembaga pemerintahan itu sendiri . Keempat, Utilitarianisme (1863) disahkan prinsip utilitaris dari kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar, membuat signifikansi dari asumsi Bentham memungkinkan dia untuk secara kritis membedah utilitarisme Bentham 

Pada tahun 1826 Mill mengalami krisis mental yang ketika ia kehilangan semua kapasitasnya untuk kebahagiaan dalam hidup, dia pulih dengan menemukan puisi romantis Coleridge and Wordsworth. Dari peristiwa tersebut, Mill akhirnya menyadari ketidak lengkapan dalam proses pendidikan, yaitu tidak adanya sisi emosional kehidupan dalam pendidikan. Mill juga mengkaji ulang filsafat utilitaris Bentham dan menemukan kurangnya Bentham dalam melihat sisi pengalaman, imajinasi, dan emosi. Mill memanfaatkan puisi Coleridge untuk memperluas utilitarisme dan membuat ruang untuk dimensi emosional, estetika, dan spiritual. Perbedaan utama antara mereka adalah bahwa Bentham lebih sederhana dalam mendefinisikan sifat manusia dari utilitarian, sedangkan Mill mengikuti utilitarianisme yang lebih kompleks. Pada tahun 1851 JS Mill menikahi Harriet Hardy Taylor dan meninggal pada tahun 1873 di Avignon, Inggris