Oleh: Waidatun Hasanah (waidatunhasanah@rocketmail.com)
Dalam ilmu politik ataupun pemerintahan kita belajar
tentang berbagai hal,tentang konfict, kebijakan, konstitusi, kekuasaan dan
aktor.Tidak bisa Dipungkiri didalam Ranah pemerintahan Konflict akan selalu
terjadi,Analisis konflik
dalam dua aliran besar ilmu-ilmu sosial, yaitu tradisi konflik struktural dan
kritis. Dua tradisi ini berakar dalam tradisi positivisme dan kritis. Fakta
akademisnya, analisis konflik dalam ilmu sosial memang selalu didominasi oleh
positivisme dan ilmu sosial kritik,maka Max weber,seorang pencetus teori dari
jerman berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus
menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.Teori inipun yang akan dipakai
untuk menganalis aksi –aksi aataupun gerakan-gerakan luar biasa yang
diperankan” agent of change” saat kebijakan dan pemerintahan terjadi
ketimpangan Karena rakyat punya hak untuk berasosiasi dan menyatakan pendapat
yang mempunyi arti bebas untuk mendengungkan berbagai alternatif untuk
menyatakan dukungan atau penilakan terhadap suatu keputusan dalam kebijakan
terhadap seorang pemimpin.
Hal ini terlihat dimana mahasiswa yang mendapat
“gelar”Agent of change dan agent of control yang mana mereka mempunyai
kepentingan yang sama untuk menjaga dan memperjuangkan negaranya maka mereka
akan selalu membuat perubahan pada hal-hal yang kiranya menyimpang dan tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada,Dan periodisasi kesuksesan mahasiswa dalam
memerangi kejahatan politik tercatat dalam kitab kelam.Dalam hal ini mereka melihat sebuah ketidak
selarasan dalam kekuasan dan kurang
memperhatikan kepentingan hidup pada kelompok kecil,padahal harusnya antara
pemerintahan dan berbagai lapisan
masyarakat baik mahasiswa,buruh,petani,wiraswasta,pekerja maupun pegawai negeri,terjalin
kausalitas yang idealis dengan pemerintahan dimana konfict dapat dihindari sesedikit
mungkin..
Mereka tidak mau hanya bersifat subjectif yang hanya
memberi perhatian yang cukup atas politik akan tetapi mereka bersifat
pasif maka dalam kesempatan itu para
mahasiswa ingin membuktikan bahwa mereka adalah agent of contol,dan agent of
change,maka mereka melakukan aksi untuk menyerukan aspirasi dari rakyat,dimana
rakyat kecil yang dirasa tertindas dan terinjak ditangan para pemegang
kekuasaan yang maunya menguntungkan untuk dirinya sendiri,seperti adanya
konflik yang terjadi pada penjatuhan rezim soeharto karena pada saat itu
kekuasaan penuh berada dibawah kendali soeharto tapi mengatur pemerintahan
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh mahasiswa atas nama rakyat .