Oleh: Adi Rio Arianto
Liberalisme adalah suatu paham menjunjung tinggi sebuah kebebasan
individu. Kata liberal berasal
dari bahasa latin liber yang artinya adalah bebas “free”.[1] Pemahaman
liberalisme berangkat dari sebuah asumsi
dasar bahwa pada dasarnya manusia baik. Asusmsi ini dimaknai dengan positif, bebas dari prasangka buruk “free from narrow prejudice” dan memiliki rasa toleransi “free from bigotry”. Asumsi ini selanjutnya diadopsi untuk
menjelaskan perilaku negara, dimana di dalamnya individu sebagai aktor memiliki
kecenderungan untuk menciptakan suasana yang lebih “harmony and cooperation.”[2]
Dalam kasus ini manusia tidak hanya sebagai subyek moral, tetapi juga
disposisikan sebagai “key agents” dalam
melihat konstalasi politik global.[3]
Kaum liberal pada umumnya mengambil pandangan
positif tentang sifat manusia, mereka yakin bahwa prinsip-prinsip rasional
dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah internasional. Kaum liberal
mengakui bahwa individu selalu mementingkan diri sendiri dan bersaing terhadap
suatu hal. Namun, mereka tetap percaya bahwa banyaknya kepentingan akan
mendorong individu semakin terlibat dalam aksi sosial yang kolaboratif dan
kooperatif, baik domestik maupun internasional, yang menghasilkan manfaat besar
bagi setiap orang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Teori liberal ini
juga meyakini bahwa akal pikiran manusia dapat mengalahkan ketakutan manusia,
nafsu akan kekuasaan, dan mampu menghindari perang.
Keyakinan terhadap kemajuan menuju yang lebih baik adalah
asumsi dasar liberal. Tetapi itu juga merupakan titik perdebatan di antara kaum
liberal. Ruang lingkup dan derajat optimisme liberal mengacu pada kemajuan
berfluktuasi sepanjang waktu. Kebanyakan kaum liberal terdahulu cenderung
optimis. Setelah Perang Dunia II berakhir, optimisme liberal telah berubah
drastis. Selain itu, munculnya gelombang optimisme kaum liberal lain setelah
akhir Perang Dingin, didorong oleh pemikiran “berakhirnya sejarah” yang
berdasarkan pada runtuhnya komunisme dan kemenangan universal demokrasi liberal.
(Fukuyama 1989;1992).[4]