“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Perspektif Dalam Politik Global "Marxisme"


Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Teori Marxixme sendiri merupakan sebuah respon dari modernistas, di mana teori ini adalh bagian dari modernitas yang merupakan bagian dari keyakinan modern bahwa nasyarakat dapat ditransformasi menjadi lebih baik. Kemajuan-kemajuan tersebut dapat dicapai melalui penerapan pengetahuan manusia. Marxisme bersandar pada keyakinan bahwa potensi pencapaian dan  kebebasan individu terikat erat pada potensi kemauan dalam organisasi sosial. Yang mana potensi itu sendiri terkait dengan aktivitas ekonomi dan pencapaian produksi dari masyarakat. Kebebasan pada masyarakat modern hanya mungkin terjadi apabila sistem produksi berbasiskan pada kelas yang menjadi karakter kapitalisme dihapuskan. Paham ini percaya bahwa keenaran yang ada saat itu merupakan sebuah kebenaran yang dimanipulasi. Yang mana keyakinan dominan akan menlak kebenaran bahwa, produksi berbesis kelas mencegah kebebasan dengan cara melegtimasi sistem produksi dan konsekuensinya, serta mencegah orang untuk mengakui bukti-bukti kurangnya kebebasan.
Marxisme dan Materialisme Histori
Dalam pendekatan ini, kegiatan yang paling penting bagi manusia adalah kegiatan ekonomi. Menurut Marxisme sendiri, pemahaman cara suatu masyarakat mengorganisirproduksi mereka afalah kunci untuk memahami struktur sosial yang ada pada masyarakat tersebut. Menurut Engels, Pandangan Marxis adalah, produksi sarana subsistensi yaitu membentuk landasan yang diatasnya adalah institusi negara, konseps hukum, seni atau bahkan agama sekaligus dari orang-orang yang bersangkutan dalam evolusi (Pidato Engels saat pemakaman Karl Marx 17 Maret 1883). Struktur sosialtidak tercipta secara acak, terdapat pola yang pasti dalam hal cara masyarakat mengorganisir produksi benda-benda material di berbagai tempat di dunia pada berbagai masa dalam sejarah .
Setidaknya terdapat lima mode produksi, yaitu komunis primitif, kuno, feodal, kapitalis, dan komunis. Dan setiap mode memiliki kesamaan ciri khas, yaitu produksi yang berbasiskan kelas. Hanya terdapat dua kelas yan gpenting, yaitu yang memiliki sarana produksi dan kelas yang tidak memiliki sarana produksi. Mayorias masyarakat yan gtidak memiliki sarana produksi bekerja untuk masyarakat minoritas yang memiliki sarana produksi, dah hubungan ini terjadi dengan melakukan eksploitasi tenaga kerja mayoritas oleh minoritas dan hubungan antar kelas tersebut adalah konflik. Kelas yang memiliki sarana produksi disebut dengan kelas dominan dan kelas yang dieksploitasi untuk mengerjakan perkerjaan yang produktif disebut kelas subordinat. Menurut pendekatan ini, sejarah masyarakt adalah sejarah berbagai macam sistem produksi yang berbasis pada eksploitasi kelas. Setiap masa didominasi oleh mode porduksi tertentu dengan hubungan antar kelas yang khas.

Semua manusia mengalami tahapan tersebut dan semua akan menuju pada komunis, namun tidak semua masyaraka tmemiliki kecepatan yang sama dalam berevolusi. Hal tersebut yang menyebabkan pada setiap masyarakat memiliki mode produksi yang berbeda kerana sejarah pertumbuhan yang berbeda pula.Pada awalnya bentuk tertua dari produk kelas adalah mode produksi kuno. Yang mana memiliki ciri manusia dimiliki sebagai bentuk kekayaan oleh orang yang lebih berkuasa. Pada masa ini terdapat kelas dominan yang disebut majikan dan kelas subordinat yang disebut budak. Mode produksi selanjutnya adalha mode produksi feodal. Yang mana mada masa ini kelas dominan memiliki kontrol atas tanah dan kemudian mereka disebut sebagai tuan tanah sedangkan kelas subordinat disebut sebagai pelayan. Produksi terjadi dengan menggunakan tenaga kerja orang-orang yang bekerja agar tetap hidup. Yang mana mereka nantinya diwajibkan untuk menyerahkan sebagian hasil sebagai biaya sewa tanah tersebut. Namu pada akhirnya feodalisme ini memberikan sebuah wujud baru dari mode produksinya dan membentuk sebuah eksploitasi kelas yang baru. Pertama kekuatan dan kekuasaan politik sentralistis yang kuat dibangun kembali di Eropa bukan dalam bentuk besar, seperti kerajaan dengan wilayak yang luas. Melainkan kekuasaan tersebut dibentuk dalam sebuah monarki absolutis. Kedua terjadinya revolusi pertanian dimana produksi pertanian menjadi semakin rasional dan efisien.
Selanjutnya adalah mode produmsi kapitalis yang mana dalam mode produksi ini memiliki karakter kelas yang baru. Yaitu adanya suatu kelas pekerja yang tidak memiliki tanah yan gdisebut sebagai proletar dan kelas majikan yang memiliki segalanya yang disebut sebagai kaum borjuis. Di Inggris kapitalisme berkembang sebelum terjadinya industrialisasi dimana saat itu para kaum borjuis menginvestasikan kekayaannya dalam bentuk tanah. Namun setelah masa industrialisasi para kaum borjuis menginvestasikan kekayaannya dalam bentuk pabrik-pabrik dan mesin-mesin produksi diaman kaum proletar menjadi pekerjanya. Fakta yang paling penting adalah dimana pekerja selalu dibayar leih rendah daripada nilai barang yang diproduksi.   

Peran Suprastruktur
Adapun yang dimaksud suprastruktur dalam marxisme adalah organisasi-organisasi sosial, aktivitas non ekonomi, dan jug agagasan-gagasan filsafahnya. Yang mana menekankan pada cara dimana suprastruktur tersebut diciptakan oleh basis seperangkat aktivitas yang dibangun atas dasar basisnya. Yang mana terdapat intuisi seoerti keluarga dan pendudikan serta ideolgiyang berupa gagasan dan keyakinan dimana bagi marxisme ideologi adalah sistem keyakinan yang meligtimasi sistem produksi berbasis kelas yang membuatnya seolah benar dan adil. Serta mengaburkan realitas akas konsekuensi-konsekuensi dari kesadaran orang.
Marxisme mengkonsepsikan ,masyarakat kelas yang tetap bertahan keran komitmen individu-individu terhadap keyakinan akan ideologi yang sama. Yang mana gagasan keyakinan dan nilai-nilai itu bertindak sebagai ideologi, memelihara struktur yang ada, yang mana tanpa adanya dukungan dari ideologi tersebut sistem tersebut akan runtuh. Dalam hal ini pihak yang didominasi tidak menyadari kondisi mereka karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada meraka. Bagi marxis kerja dari kebudayaan adalah memantapkan ketidaksetaraan dan dominasi sosial. Bagi marxis, produksi kapitalis merupakan sebuah produksi yang ekspolitatif. Dan alasan mengapa produksi kapitalis ini hidup adalah karena institusinya terbagi-bagi sehingga perhatian terhadap realitas ekploitasipun terpecah-pecah. Marxis berpendapat bahwa nanalisis hbungan antaa infrastruktus dan suprastruktur menunjukkan kepada kita tetang banyak hal mengenai kekuasaan dalam masyarakat berkelas. Yang mana kelas dominan berusaha untuk selaluy menguasai dan mengendalikan kelas subordinat namun tanpa harus menjadi penguasa dalam institusi resmi yang mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan kelas dominan dipandang superior oleh orang-orang yan gtidak memiliki kekayaan.
Selain itu kesadaran semu dan kesadaran kelas sangatlah penting dalam pendekatan marxis. Hal ini dikarenakan ke;as subordinat selalu tunduk kepada ideologi yang dominan dimaan ideologi tersebut berusaha untuk menyembunyikan hakikat yang rill dari masyarakat kelas mengenai gambaran tentang dunia dan tempatnya didunia yang keliru. Kesadaran semu akan berbah menjadi kesadaran kelas apabila terjadinya kemerosotan pad mode produksi berbasis kelas. Dimana para kelas subordinat barulah akan menyinkirkan citra yang salah akan dunia tersebut dan menyadari realitas eksploitasi yang sesungguhnya. Munculnya kesadaran kelas pada kelas subordinat tersebutlah yang menjadi kuncipembuka revolusi yang akan meruntuhkan mode produksi dan kelas dominannya. Diamna kelas yang dieksploitasi akan mulai melancarkan perjuangan politik yang drancang untuk mengantikan tataran sosial yang lama dengan yang lebih sesuai dengan tataran ekonomi yang baru.
Marxisme dan Hubungan Internasional
Sisi pemikiran utama dari Marxisme adalah menganalsisi kemingkinan untuk menganti alienasi, ekspploitasi, dan keterasingan dengan sebuah sistem kerjasama dan kebebasan universal. Marx berkeyakinan bahwa ekspansi kalpitalisme telah menghapus pemisah klasik antara negara-bangsa yang berdaulat. Dan mengganti sistem internasional dengan masyarakat global kapitalis yang konflik utamanya terpusat pada dua kelas sosial yaitu kaum borjuis global dan kaum proletar internasional. Relevansi paham Marxisme dewasa ini semakin meningkat dikarenakan berakhirnya bipolaritas dan juga adanya globalisasi dan fregmentasi etnis terhadap struktur negara kontemporer dan jug aurusan-urusan internasional. Paham Marxisme dipicu oleh adanya proses penyatuan umat manusia, dan secara tegas menganggap bahwa kapitalisme merupakan kekuatan utama yang mendorong interdependensi internasional pada suatu tingkat yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Marxis memandang bahwa fregmentasi nasinal merupakan lawan yang seimbang bagi globalisasi kapitalistik.
Menurut Marx, sejarah umat manusia pada dasarnya adalah sebuah perjuangan keras untuk memenuhi kebutuhan matreri dasar, untuk memahami dan menjinakkan kekuatan alam, untuk mendapatkan kekuasaan atas sistem-sistem sosial yang teralienasi dan eksploitatif, serta untuk mengatasi keterasingan dari anggota masyarakat lainnya. Namun dunia yang natural secara simultan justru menempatkan individu dalam pembatasan pembagian kerja sosial global. Sebuah ketidakteraturan pasar global dan jaringan subordinasi kelas yang mengurangi daya hidup serta membatasi kebebasan mereka. Alienasi menggambarkan sebuah kondisi dimana umat manusia berasa dalam sebuah genggaman kekuatan kekuasaan struktur dan kekuatan yang mereka ciptakan sendiri. Eksploitasi menunjuk pada sebuah kondisi dimana satu kelompok tertentu secara langsung mengontrol dan mengambil keuntungan dari daya kerja kelompok lainnya. Keterasingan menjelaskan akan sebuah dunia yang penh dengan kecurigaan dan permusuhan antara kelompok-kelompok nasional dan kultural yang berbeda-beda. Upaya transformasi atas masyarakat internasional untuk menghilangakan alienasi, eksploitasi dan keterasingan merupakan cita-cita politik yang mendasar dalam tradisi pemikiran Marxis.
Marx dan Engels meyakini bahwa akibat yang ditimbulkan oleh produksi terhadap struktur masyarakat dan pergeseran pola-pola dalam sejarah telah begitu diabaikan dalam ajaran-ajaran teori politik sebelumnya. Hal ang mendasar dalam pemikiran Marxisme adalah, bahwa sepanjang sejarah umat manusia beraktifirtas secara fisik dalam masyarakat berbasiskan kelas yang eksploitatif dimana umat manusia telah dipaksa untuk bekerja demi kekayaan manusia lainnya. Perselisihan antar kelas telah mendominasi konflik dalam sejarah dan menjadi mesin penggerak perubahan sosial. Melalui usahanya, umat manusia telah mengubah lingkungan dan menciptakan diri mereka sebagai spesies yang mengembangkan kekuatan dan kebutuhan yang unik. Marx meyakini bahwa manusia telah berubah bentuk dengna menerapkan serangkaian metode produksi yang menghancurkan batasan masyarakat dan membawa seluruh umat manusia pada kapitalisme global yang kuat. Marxis berupaya untuk memahami perluasan lingkup kesaling terhubungan umat manusia dan terutama kekuatan utama yang menghalangi perluasan sosabilitas umat manusia. Maka, untuk mewujudkan kerjasama dan kemrdekaan universal yang telah disebar luaskan oleh sistem kapitalisme maka asyarakat sistem kelas harus dihapuskan. Arti dari sejarah adalah pencarian kebebasan dan tujuan dari pemahaman masyarakat adalah untuk menunjukan bagaimana perkembangan selanjutnya dimungkinkan.  Selain itu merunut Marx, manusia menciptakan sejarah mereka sendiri namun tidak berdasarkan pad kondisi sesuai pilihan mereka. Bagi Marx dan Engels, globalisasi tidak diciptakan oleh hubungan antar negara tetapi oleh dinamik ainternal dal;am sistem produksi kapitalis yang dominan.
Kajian mengenai ketidk merataan global merupakan awal bagi diikutsertakannya pendekatan Marxis ke dalam kajian hubungan internasional. Sistem antat negara modern lahir dalam konteks penyebaran kapitalisme di seluruh penjuru dunia, dan panakhlukan masyarakat pra-kapitalis. Sistem sosial dan ekonomi ini telah menyokong hubungan natar negara, diana tidk ada analisis hubunan internasional yyang dapat berdiri tanpa merujuk pada kapitalsime, formasi sosial yang dibentuknya dan sistem global yang disitu ia berada. Meskipun demikian, Marx berpendapat bahwa kapitalisme merupakan sebuah kemajuan dalam dua hal, pertama kapitalisme telah menghancurkan hubungan produksi sebelumnya seperti feodalisme yang mana lebih cendrung eksploitatif. Kapitalisme diartikan sebuah kemajuan karena buruh bebas menjual kekuatan kerjanya dan memperoleh imbalan yang terbaik. Kedua, kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial dimana alat-alat produksi akan ditempatkan dalam kontrol sosial bagi keuntungan kaum proletar, yang merupakan mayoritas terbesar.
Marxisme berargumen bahwa pendirian kaum liberal mengenai kepemilikan pribadi merupakan ciri seluruh tatanan sosial telah memberikan otoritas hukum alam buatan atas ketidakmerataan kelas dalam tatanan kapitalis. Produksi ekonomi adalah dasar bagi semua aktifitas manusia lainnya termasuk politik. Adapun dsar ekonomi terdiri dari kekuatan-kekuatan produksi serta hubungan antar produksi. Yang mana kombinasi dari keduanya tersebut membentuk sebuah mode produksi tertentu seperti kapitalisme.
Adapun kerangka kerja kaum Marxis bagi hubungan internasinal adalah, negara tidak otonom, melainkan digerakkan oleh kepentingan-kepentingan kelas yang berkuasa, dan negara kapitalis digerakkan oleh kepenigan kaum borjuisnya. Kedua, sebagai sebuah sistem, kapitalisme bersifat ekspansif yang selalu mencari pasar baru dan lebih menguntungkan. Immanuel Wallerstein memberikan banyak tekanan pada ekonomi internasional ketimbang pada aspek politiknya.Ia mempercayai bahwa pembangunan ekonomi dunia merupakan pembangunan yang tidak seimbang dan membagi wilayah menjadi core, semi periphery, dan periphery[1].
Selain Immanule Wallerstein ada pula kontribusi yang datang dari pemikir Marxis seperti Robert Cox, yang mengambarkan transformasi mendasar dalam tiga bidang utama. Pertama, terdapat globalisasi ekonomi yang menghubungkan apa yang bisa menjadi perekonomian nasional bersama dalam jaringan global yang padat. Dan kedua , negara-negara akan menjadi kurang berarit dibandingkan dengan kekuatan ekonomi politik, non-teritorial, seperti halnay perusahaan transnasional. Dan yang terakhir adalah, tatanan yang lebih sama demokratis adalah memungkinkan, menegaskan bahwa pemerintah yang didukung oleh mayortas umumnya dapat memperoleh kembali kendali atas perekonomian bagi manfaat tujuan kesejahteraan.
Kritik Terhadap Marxisme
Marx dan Engels mengambangkan analisis yang mendalam terhadap alienasi kapitalis namun gagal dalam merefleksikan secara sistematis pada poros alienasi, eksploitasi, dan keterasingan yan glain dalam masyarakat global. Alienasi dalam pengertian bahwa dunia kenegarawanan, sawerrti halnya kapitalisme, yang merupakan buatan manusia untuk menghindari kontrol komunal. Paham Marxisme perlu untuk memikirkan secara mendalam peran apaaj, jika ada, yang dapat dimainkan oleh masyarakat nasional yang terikat dalam meningkatkan kehidupan umat manusia. Marx dan Engels mengabaikan signifikansi perbedaan budaya dalam sejarah serta kekuatan identitas nasional dalam dunia modern. Adapun kritik dari kaum realis terhadal pemikiran Marxis adalah, terlalu menitikberatkan pada cara bagaimana masyarakat berhubungan dengan alam namun mengabaikan realistas dasar dari interaksi strategis dan politis satu sama lain. Menurut kaum realis, Marxisme telah begitu terpalingkan perhatiannya oleh dinamika kapotalisme dan mengabaikan tiga hal utama, yaitu nasionalisme, negara, dan perang. Kaum realis membantah bahwa kapitalisme global akan menyatukan dunia dalam sesuatu sepreti yang diramalkan kaum Marxis dan menolak pandangan kaum proletar revolusionaer global yang dapat muncul di dalam dunia yang terbagi-bagi atas negara bangsa yang berbeda-beda. Realisme mengidentifikasi salah satu kelemahan endasar dalam pemikiran Marxis yaitu intepretasi reduksionisnya atas negara. Kaum Marxis menitikberatkan peran yang dimainkan negara dalam melindung kepentingan kelas dari penguasa dari pesaing-pesaingnya dan kelas-kelas sub ordinan.
Marxixme tidak melihat pada signifikansi dari kendali monopoli negara atas instrumen-instrumen kekerasan dan kemampuannya untuk menggunakan kekuatan kelas secara otonom dalam suatu upaya menciptakan masyarakat yang tentram, dan melindunginnya dari ancaman luar dan mempersiapkannya untuk mengikuti dan menghadapi perang. Menurut Habbermas yan gmeruapak seoarng teoritik kritis mengungkapkan bahwa apa yang diabaikan dari Marxisme adalah wilayah independen dari pembelajaran morak –praktis dimana manusia mengembangkan kemampuan etika dalam mencitakan tatanan sosial yang menurut persetujuan agen-agen perwakilan masyarakat. Kepercayaan Marxisme kepada sistem Kapitalisme yang akan digantikan dengan sistem Sosialis merupakan analisis yang tidak terbukti.
           



Daftar Pustaka
Giddens, Anthony. “Kapitalisme dan Teori Sosial Modern: Suatu Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim, dan Max Weber”. Universitas Indonesia Press, Jakarta 2009.
Burchill, Scott-Andrew Linklater. “Theories of International Relations”. Nusamedia Press, Bandung 1996.
Jones, PIP. “ Introducing Social Theory”. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2009.
Jackson, Robert & Georg Sorensen. “ Introduction to International Relations”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.




[1] Jackson, Robert & Georg Sorensen. “ Introduction to International Relations”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009. Hal 242.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar