Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Teori
Marxixme sendiri merupakan sebuah respon dari modernistas, di mana teori ini
adalh bagian dari modernitas yang merupakan bagian dari keyakinan modern bahwa
nasyarakat dapat ditransformasi menjadi lebih baik. Kemajuan-kemajuan tersebut
dapat dicapai melalui penerapan pengetahuan manusia. Marxisme bersandar pada
keyakinan bahwa potensi pencapaian dan
kebebasan individu terikat erat pada potensi kemauan dalam organisasi
sosial. Yang mana potensi itu sendiri terkait dengan aktivitas ekonomi dan
pencapaian produksi dari masyarakat. Kebebasan pada masyarakat modern hanya
mungkin terjadi apabila sistem produksi berbasiskan pada kelas yang menjadi
karakter kapitalisme dihapuskan. Paham ini percaya bahwa keenaran yang ada saat
itu merupakan sebuah kebenaran yang dimanipulasi. Yang mana keyakinan dominan
akan menlak kebenaran bahwa, produksi berbesis kelas mencegah kebebasan dengan
cara melegtimasi sistem produksi dan konsekuensinya, serta mencegah orang untuk
mengakui bukti-bukti kurangnya kebebasan.
Marxisme dan Materialisme Histori
Dalam
pendekatan ini, kegiatan yang paling penting bagi manusia adalah kegiatan
ekonomi. Menurut Marxisme sendiri, pemahaman cara suatu masyarakat
mengorganisirproduksi mereka afalah kunci untuk memahami struktur sosial yang
ada pada masyarakat tersebut. Menurut Engels, Pandangan Marxis adalah, produksi
sarana subsistensi yaitu membentuk landasan yang diatasnya adalah institusi negara,
konseps hukum, seni atau bahkan agama sekaligus dari orang-orang yang
bersangkutan dalam evolusi (Pidato Engels saat pemakaman Karl Marx 17 Maret
1883). Struktur sosialtidak tercipta secara acak, terdapat pola yang pasti
dalam hal cara masyarakat mengorganisir produksi benda-benda material di
berbagai tempat di dunia pada berbagai masa dalam sejarah .
Setidaknya
terdapat lima mode produksi, yaitu komunis primitif, kuno, feodal, kapitalis,
dan komunis. Dan setiap mode memiliki kesamaan ciri khas, yaitu produksi yang
berbasiskan kelas. Hanya terdapat dua kelas yan gpenting, yaitu yang memiliki
sarana produksi dan kelas yang tidak memiliki sarana produksi. Mayorias
masyarakat yan gtidak memiliki sarana produksi bekerja untuk masyarakat
minoritas yang memiliki sarana produksi, dah hubungan ini terjadi dengan
melakukan eksploitasi tenaga kerja mayoritas oleh minoritas dan hubungan antar
kelas tersebut adalah konflik. Kelas yang memiliki sarana produksi disebut
dengan kelas dominan dan kelas yang dieksploitasi untuk mengerjakan perkerjaan
yang produktif disebut kelas subordinat. Menurut pendekatan ini, sejarah
masyarakt adalah sejarah berbagai macam sistem produksi yang berbasis pada
eksploitasi kelas. Setiap masa didominasi oleh mode porduksi tertentu dengan
hubungan antar kelas yang khas.
Semua
manusia mengalami tahapan tersebut dan semua akan menuju pada komunis, namun
tidak semua masyaraka tmemiliki kecepatan yang sama dalam berevolusi. Hal
tersebut yang menyebabkan pada setiap masyarakat memiliki mode produksi yang
berbeda kerana sejarah pertumbuhan yang berbeda pula.Pada awalnya bentuk tertua
dari produk kelas adalah mode produksi kuno. Yang mana memiliki ciri manusia
dimiliki sebagai bentuk kekayaan oleh orang yang lebih berkuasa. Pada masa ini
terdapat kelas dominan yang disebut majikan dan kelas subordinat yang disebut
budak. Mode produksi selanjutnya adalha mode produksi feodal. Yang mana mada
masa ini kelas dominan memiliki kontrol atas tanah dan kemudian mereka disebut
sebagai tuan tanah sedangkan kelas subordinat disebut sebagai pelayan. Produksi
terjadi dengan menggunakan tenaga kerja orang-orang yang bekerja agar tetap
hidup. Yang mana mereka nantinya diwajibkan untuk menyerahkan sebagian hasil
sebagai biaya sewa tanah tersebut. Namu pada akhirnya feodalisme ini memberikan
sebuah wujud baru dari mode produksinya dan membentuk sebuah eksploitasi kelas
yang baru. Pertama kekuatan dan kekuasaan politik sentralistis yang kuat
dibangun kembali di Eropa bukan dalam bentuk besar, seperti kerajaan dengan wilayak
yang luas. Melainkan kekuasaan tersebut dibentuk dalam sebuah monarki
absolutis. Kedua terjadinya revolusi pertanian dimana produksi pertanian
menjadi semakin rasional dan efisien.
Selanjutnya
adalah mode produmsi kapitalis yang mana dalam mode produksi ini memiliki
karakter kelas yang baru. Yaitu adanya suatu kelas pekerja yang tidak memiliki
tanah yan gdisebut sebagai proletar dan kelas majikan yang memiliki segalanya
yang disebut sebagai kaum borjuis. Di Inggris kapitalisme berkembang sebelum terjadinya
industrialisasi dimana saat itu para kaum borjuis menginvestasikan kekayaannya
dalam bentuk tanah. Namun setelah masa industrialisasi para kaum borjuis
menginvestasikan kekayaannya dalam bentuk pabrik-pabrik dan mesin-mesin
produksi diaman kaum proletar menjadi pekerjanya. Fakta yang paling penting
adalah dimana pekerja selalu dibayar leih rendah daripada nilai barang yang
diproduksi.
Peran Suprastruktur
Adapun
yang dimaksud suprastruktur dalam marxisme adalah organisasi-organisasi sosial,
aktivitas non ekonomi, dan jug agagasan-gagasan filsafahnya. Yang mana
menekankan pada cara dimana suprastruktur tersebut diciptakan oleh basis
seperangkat aktivitas yang dibangun atas dasar basisnya. Yang mana terdapat
intuisi seoerti keluarga dan pendudikan serta ideolgiyang berupa gagasan dan
keyakinan dimana bagi marxisme ideologi adalah sistem keyakinan yang
meligtimasi sistem produksi berbasis kelas yang membuatnya seolah benar dan
adil. Serta mengaburkan realitas akas konsekuensi-konsekuensi dari kesadaran
orang.
Marxisme
mengkonsepsikan ,masyarakat kelas yang tetap bertahan keran komitmen
individu-individu terhadap keyakinan akan ideologi yang sama. Yang mana gagasan
keyakinan dan nilai-nilai itu bertindak sebagai ideologi, memelihara struktur
yang ada, yang mana tanpa adanya dukungan dari ideologi tersebut sistem
tersebut akan runtuh. Dalam hal ini pihak yang didominasi tidak menyadari
kondisi mereka karena efektifnya ideologi yang disosialisasikan kepada meraka.
Bagi marxis kerja dari kebudayaan adalah memantapkan ketidaksetaraan dan
dominasi sosial. Bagi marxis, produksi kapitalis merupakan sebuah produksi yang
ekspolitatif. Dan alasan mengapa produksi kapitalis ini hidup adalah karena
institusinya terbagi-bagi sehingga perhatian terhadap realitas ekploitasipun
terpecah-pecah. Marxis berpendapat bahwa nanalisis hbungan antaa infrastruktus
dan suprastruktur menunjukkan kepada kita tetang banyak hal mengenai kekuasaan
dalam masyarakat berkelas. Yang mana kelas dominan berusaha untuk selaluy
menguasai dan mengendalikan kelas subordinat namun tanpa harus menjadi penguasa
dalam institusi resmi yang mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan kelas
dominan dipandang superior oleh orang-orang yan gtidak memiliki kekayaan.
Selain
itu kesadaran semu dan kesadaran kelas sangatlah penting dalam pendekatan
marxis. Hal ini dikarenakan ke;as subordinat selalu tunduk kepada ideologi yang
dominan dimaan ideologi tersebut berusaha untuk menyembunyikan hakikat yang
rill dari masyarakat kelas mengenai gambaran tentang dunia dan tempatnya
didunia yang keliru. Kesadaran semu akan berbah menjadi kesadaran kelas apabila
terjadinya kemerosotan pad mode produksi berbasis kelas. Dimana para kelas
subordinat barulah akan menyinkirkan citra yang salah akan dunia tersebut dan
menyadari realitas eksploitasi yang sesungguhnya. Munculnya kesadaran kelas
pada kelas subordinat tersebutlah yang menjadi kuncipembuka revolusi yang akan
meruntuhkan mode produksi dan kelas dominannya. Diamna kelas yang dieksploitasi
akan mulai melancarkan perjuangan politik yang drancang untuk mengantikan
tataran sosial yang lama dengan yang lebih sesuai dengan tataran ekonomi yang
baru.
Marxisme dan Hubungan Internasional
Sisi
pemikiran utama dari Marxisme adalah menganalsisi kemingkinan untuk menganti
alienasi, ekspploitasi, dan keterasingan dengan sebuah sistem kerjasama dan
kebebasan universal. Marx berkeyakinan bahwa ekspansi kalpitalisme telah
menghapus pemisah klasik antara negara-bangsa yang berdaulat. Dan mengganti
sistem internasional dengan masyarakat global kapitalis yang konflik utamanya
terpusat pada dua kelas sosial yaitu kaum borjuis global dan kaum proletar
internasional. Relevansi paham Marxisme dewasa ini semakin meningkat
dikarenakan berakhirnya bipolaritas dan juga adanya globalisasi dan fregmentasi
etnis terhadap struktur negara kontemporer dan jug aurusan-urusan
internasional. Paham Marxisme dipicu oleh adanya proses penyatuan umat manusia,
dan secara tegas menganggap bahwa kapitalisme merupakan kekuatan utama yang
mendorong interdependensi internasional pada suatu tingkat yang belum pernah
terbayangkan sebelumnya. Marxis memandang bahwa fregmentasi nasinal merupakan
lawan yang seimbang bagi globalisasi kapitalistik.
Menurut
Marx, sejarah umat manusia pada dasarnya adalah sebuah perjuangan keras untuk
memenuhi kebutuhan matreri dasar, untuk memahami dan menjinakkan kekuatan alam,
untuk mendapatkan kekuasaan atas sistem-sistem sosial yang teralienasi dan
eksploitatif, serta untuk mengatasi keterasingan dari anggota masyarakat
lainnya. Namun dunia yang natural secara simultan justru menempatkan individu
dalam pembatasan pembagian kerja sosial global. Sebuah ketidakteraturan pasar
global dan jaringan subordinasi kelas yang mengurangi daya hidup serta
membatasi kebebasan mereka. Alienasi menggambarkan sebuah kondisi dimana umat
manusia berasa dalam sebuah genggaman kekuatan kekuasaan struktur dan kekuatan
yang mereka ciptakan sendiri. Eksploitasi menunjuk pada sebuah kondisi dimana
satu kelompok tertentu secara langsung mengontrol dan mengambil keuntungan dari
daya kerja kelompok lainnya. Keterasingan menjelaskan akan sebuah dunia yang
penh dengan kecurigaan dan permusuhan antara kelompok-kelompok nasional dan
kultural yang berbeda-beda. Upaya transformasi atas masyarakat internasional
untuk menghilangakan alienasi, eksploitasi dan keterasingan merupakan cita-cita
politik yang mendasar dalam tradisi pemikiran Marxis.
Marx
dan Engels meyakini bahwa akibat yang ditimbulkan oleh produksi terhadap
struktur masyarakat dan pergeseran pola-pola dalam sejarah telah begitu
diabaikan dalam ajaran-ajaran teori politik sebelumnya. Hal ang mendasar dalam
pemikiran Marxisme adalah, bahwa sepanjang sejarah umat manusia beraktifirtas
secara fisik dalam masyarakat berbasiskan kelas yang eksploitatif dimana umat
manusia telah dipaksa untuk bekerja demi kekayaan manusia lainnya. Perselisihan
antar kelas telah mendominasi konflik dalam sejarah dan menjadi mesin penggerak
perubahan sosial. Melalui usahanya, umat manusia telah mengubah lingkungan dan
menciptakan diri mereka sebagai spesies yang mengembangkan kekuatan dan
kebutuhan yang unik. Marx meyakini bahwa manusia telah berubah bentuk dengna
menerapkan serangkaian metode produksi yang menghancurkan batasan masyarakat
dan membawa seluruh umat manusia pada kapitalisme global yang kuat. Marxis
berupaya untuk memahami perluasan lingkup kesaling terhubungan umat manusia dan
terutama kekuatan utama yang menghalangi perluasan sosabilitas umat manusia. Maka,
untuk mewujudkan kerjasama dan kemrdekaan universal yang telah disebar luaskan
oleh sistem kapitalisme maka asyarakat sistem kelas harus dihapuskan. Arti dari
sejarah adalah pencarian kebebasan dan tujuan dari pemahaman masyarakat adalah
untuk menunjukan bagaimana perkembangan selanjutnya dimungkinkan. Selain itu merunut Marx, manusia menciptakan
sejarah mereka sendiri namun tidak berdasarkan pad kondisi sesuai pilihan
mereka. Bagi Marx dan Engels, globalisasi tidak diciptakan oleh hubungan antar
negara tetapi oleh dinamik ainternal dal;am sistem produksi kapitalis yang
dominan.
Kajian
mengenai ketidk merataan global merupakan awal bagi diikutsertakannya
pendekatan Marxis ke dalam kajian hubungan internasional. Sistem antat negara
modern lahir dalam konteks penyebaran kapitalisme di seluruh penjuru dunia, dan
panakhlukan masyarakat pra-kapitalis. Sistem sosial dan ekonomi ini telah
menyokong hubungan natar negara, diana tidk ada analisis hubunan internasional
yyang dapat berdiri tanpa merujuk pada kapitalsime, formasi sosial yang
dibentuknya dan sistem global yang disitu ia berada. Meskipun demikian, Marx
berpendapat bahwa kapitalisme merupakan sebuah kemajuan dalam dua hal, pertama
kapitalisme telah menghancurkan hubungan produksi sebelumnya seperti feodalisme
yang mana lebih cendrung eksploitatif. Kapitalisme diartikan sebuah kemajuan
karena buruh bebas menjual kekuatan kerjanya dan memperoleh imbalan yang
terbaik. Kedua, kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial dimana alat-alat
produksi akan ditempatkan dalam kontrol sosial bagi keuntungan kaum proletar,
yang merupakan mayoritas terbesar.
Marxisme
berargumen bahwa pendirian kaum liberal mengenai kepemilikan pribadi merupakan
ciri seluruh tatanan sosial telah memberikan otoritas hukum alam buatan atas
ketidakmerataan kelas dalam tatanan kapitalis. Produksi ekonomi adalah dasar
bagi semua aktifitas manusia lainnya termasuk politik. Adapun dsar ekonomi
terdiri dari kekuatan-kekuatan produksi serta hubungan antar produksi. Yang
mana kombinasi dari keduanya tersebut membentuk sebuah mode produksi tertentu
seperti kapitalisme.
Adapun
kerangka kerja kaum Marxis bagi hubungan internasinal adalah, negara tidak
otonom, melainkan digerakkan oleh kepentingan-kepentingan kelas yang berkuasa,
dan negara kapitalis digerakkan oleh kepenigan kaum borjuisnya. Kedua, sebagai
sebuah sistem, kapitalisme bersifat ekspansif yang selalu mencari pasar baru
dan lebih menguntungkan. Immanuel Wallerstein memberikan banyak tekanan pada
ekonomi internasional ketimbang pada aspek politiknya.Ia mempercayai bahwa
pembangunan ekonomi dunia merupakan pembangunan yang tidak seimbang dan membagi
wilayah menjadi core, semi periphery, dan periphery[1].
Selain
Immanule Wallerstein ada pula kontribusi yang datang dari pemikir Marxis
seperti Robert Cox, yang mengambarkan transformasi mendasar dalam tiga bidang
utama. Pertama, terdapat globalisasi ekonomi yang menghubungkan apa yang bisa
menjadi perekonomian nasional bersama dalam jaringan global yang padat. Dan
kedua , negara-negara akan menjadi kurang berarit dibandingkan dengan kekuatan
ekonomi politik, non-teritorial, seperti halnay perusahaan transnasional. Dan
yang terakhir adalah, tatanan yang lebih sama demokratis adalah memungkinkan,
menegaskan bahwa pemerintah yang didukung oleh mayortas umumnya dapat
memperoleh kembali kendali atas perekonomian bagi manfaat tujuan kesejahteraan.
Kritik Terhadap Marxisme
Marx
dan Engels mengambangkan analisis yang mendalam terhadap alienasi kapitalis
namun gagal dalam merefleksikan secara sistematis pada poros alienasi,
eksploitasi, dan keterasingan yan glain dalam masyarakat global. Alienasi dalam
pengertian bahwa dunia kenegarawanan, sawerrti halnya kapitalisme, yang
merupakan buatan manusia untuk menghindari kontrol komunal. Paham Marxisme
perlu untuk memikirkan secara mendalam peran apaaj, jika ada, yang dapat
dimainkan oleh masyarakat nasional yang terikat dalam meningkatkan kehidupan
umat manusia. Marx dan Engels mengabaikan signifikansi perbedaan budaya dalam
sejarah serta kekuatan identitas nasional dalam dunia modern. Adapun kritik
dari kaum realis terhadal pemikiran Marxis adalah, terlalu menitikberatkan pada
cara bagaimana masyarakat berhubungan dengan alam namun mengabaikan realistas
dasar dari interaksi strategis dan politis satu sama lain. Menurut kaum realis,
Marxisme telah begitu terpalingkan perhatiannya oleh dinamika kapotalisme dan
mengabaikan tiga hal utama, yaitu nasionalisme, negara, dan perang. Kaum realis
membantah bahwa kapitalisme global akan menyatukan dunia dalam sesuatu sepreti
yang diramalkan kaum Marxis dan menolak pandangan kaum proletar revolusionaer
global yang dapat muncul di dalam dunia yang terbagi-bagi atas negara bangsa
yang berbeda-beda. Realisme mengidentifikasi salah satu kelemahan endasar dalam
pemikiran Marxis yaitu intepretasi reduksionisnya atas negara. Kaum Marxis
menitikberatkan peran yang dimainkan negara dalam melindung kepentingan kelas
dari penguasa dari pesaing-pesaingnya dan kelas-kelas sub ordinan.
Marxixme
tidak melihat pada signifikansi dari kendali monopoli negara atas
instrumen-instrumen kekerasan dan kemampuannya untuk menggunakan kekuatan kelas
secara otonom dalam suatu upaya menciptakan masyarakat yang tentram, dan
melindunginnya dari ancaman luar dan mempersiapkannya untuk mengikuti dan
menghadapi perang. Menurut Habbermas yan gmeruapak seoarng teoritik kritis
mengungkapkan bahwa apa yang diabaikan dari Marxisme adalah wilayah independen
dari pembelajaran morak –praktis dimana manusia mengembangkan kemampuan etika
dalam mencitakan tatanan sosial yang menurut persetujuan agen-agen perwakilan
masyarakat. Kepercayaan Marxisme kepada sistem Kapitalisme yang akan digantikan
dengan sistem Sosialis merupakan analisis yang tidak terbukti.
Daftar Pustaka
Giddens,
Anthony. “Kapitalisme dan Teori Sosial
Modern: Suatu Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim, dan Max Weber”. Universitas
Indonesia Press, Jakarta 2009.
Burchill,
Scott-Andrew Linklater. “Theories of
International Relations”. Nusamedia Press, Bandung 1996.
Jones,
PIP. “ Introducing Social Theory”.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2009.
Jackson,
Robert & Georg Sorensen. “ Introduction
to International Relations”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.
[1] Jackson, Robert & Georg Sorensen. “
Introduction to International Relations”. Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009. Hal
242.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar