“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Resume Perspektif Marxisme


Oleh: haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Paham Marxisme sendiri muncul pada abad ke 19 yang berawal dari pemikiran Karl marx dan Friedrich Engels bahwa masalah-masalah sosial yang timbul sebagian besar diakibatkan oleh adanya sistem kapitalisme. Paham Marxisme merupakan  yang menjelaskan dimana dunia yang baik tanpa adanya kelas dan kesenjangan sosial. Diaman tidak ada kelas dominan dalam masyarakat. Pandangan ini  terkait dengan sistem ekonomi, politik, dan sosial.
Asumsi dasar kaum Marxis adalah, anggapan bahwa manusia adalah makhluk hidup dengan materi sebagai pencapaian tertinggi. Manusia hidup karena materi dan untuk mengejar materi semata. Dalam perkembangannya, manusia dipengaruhi oleh faktor produksi dimana mereka yang menguasainya akan dapat membuat kesenjangan sosial yang cukup jauh. Marxis menganggap, aktor utama dalah hubungan internasional adalah kelas kapitalis. Yang mana kelas ini memiliki kekuatan penuh dalam faktor produksi dan terus menerus menunjukkan eksistensinya  sehingga muncul dengan apa yang dinamakan sebagai imprealisme.
Kelas buruh adalah alat dari kaum borjuis yang dibayar dengan upah kecil dan tersisiksa, sehingga diharuskan adanya revolusi buruh. Lenin mengatakan bahwa, kapitalisme yang berjalan keluar dari sebuah negara tidak langsung menemukan arah tersebut. Maka pada akhirnya untuk dapat tetap mencari  materi sebanyak-banyaknya maka kapitalisme tersebut mengandeng dua agenda penting yaitu politik dan militer yang dirangkum dalam negara. Lenin merupakan tokoh pertama kali yang menafsirkan pemikiran Marx dalam lingkup internasional. Yaitu melalui karyanya yang berjudul “Imprelaisme, The Highest Stage of Capitalism”. Dan negara-negara dapat memainkan perannya dalam dunia internasional sebagai kelas-kelas.
Kapitalisme telah memasuki  tahap tertinggi dalam perkembangannya sehingga tidak ada lagi keselarasan kepentingan pada kelas pekerja. Sehingga pembagian struktural antara core dan periphery menentukan huungan antara kaum borjuis disetiap negara. Argumen ini kemudian melahirkan teori depedencia, yang menatakan bahwa negara periphery amat tergantung dengan negara core. Teori ini berargumen bahwa ekonomi di negara-negara dunia ketiga amat sekali tergantung dengan pembangunan ekonomi dan ekspansi serta kemajuan ekonomi di negara kapitalis.
Teori Marxis menyediakan analisa penting mengenai kapitalisme sebagai metode produksi atau mode of production. Adapun tiga karakteristik kapitalisme menurut Marxisme adalah, dalam kalpitalisme segara sesuatu memiliki harga, termasuk waktu bekerja seseorang. Semua bahan kebutuhan produksi, dimiliki oleh satu kelas yaitu kelas kapitalis. Untuk bertahan hidup, kelas pekerja harus menjual tenaganya kepada kelas kapitalis dikarenakan kelas kapitalislah yang mengontrol sumber daya dan hubungan produksi serta keuntungan yang dihasilkan.

Sumber daya atau kekuatan produksi merupakan elemen-eleen yang dikombinasikan dalam proses produksi mencakup tenaga kerja, peralatan, dan tekhnologi yang ada pada periode sejarah tertentu. Hubungan produksi menghubungkan dan mengatur sumber daya dalam proses produksi. Yang mencakup hubungan tekhnis instutisional dala proses produksi, serta struktur yang lebih luas yang mengatur sumber daya produksi dan produk akhir proses tersebut. Kepemilikan pribadi dan juga upah tenaga kerja menjadi dua elemen penting dalam hubungan produksi masyarakat kapitalis.
Teori Marxis bertujuan untuk menyingkap tentang kebenaran mendasar yang tersembunyi dalam politik dunia. Dimana kaum Marxis berargumen bahwa upaya untuk memahami politik dunia harus didasarkan pada pemahaman yang lebih luas mengenai proses yang terjadi dan berlangsung dalam kapitalisme global. Kapitalisme global bertujuan untuk mempertahankan kesejahteraan dan kemakmuran kelas yang berkuasa atas kepemilikan modal kapital.
Perkembangan ekonomi merupakan penggerak sejarah yang paling efektif. Dinamika pusat yang diidentifikasi oleh Marx adalah ketegangan antara sumber daya produksi dan hubungan produksi yang membentuk basis dasar ekonomi dalam masyarakat tertentu. Kelas merupakan peran yang amat penting dalam pemikiran Marxis, dimana secafra sistematis masyarakat rawan terhadap konflik kelas. Lebih jauh lagi, seenarnya sejarah umat manusia adalah sejarah perjuangan kelas.
Asumsi dasar dari Marxisme antara lain, berpandangan optimis tentang manusia, dalam hubungan internasional, dinamika kapitalisme dianggap sebagai driving force dari human race dalam interdepedensi internasional. Marxisme lebih fokus pada aspek ekonomi dan materi yang fokus pada peningkatan kelas, hal ini tentu berbeda dengan liberal dan realis yang memandang pada ranah konflik dan kerjasama. Agenda utama dari Marxisme adalah adanya pemahaman sosialis yang mungkin akan mengantikan proses eksploitasi dan ketidaksetaeaan melalui asas kebebasan dan kooperasi.
Aktor yang paling dominan dalam Marxisme adalah adanya pembagian kelas-kelas. Dalam teori Marxis bahkan, keberadaan negara diabaikan, karena dianggap hanya menjadi penghambat dalam pencapaian kesejahteraan individu. Dalam Marxisme, baik kaum borjuis maupun proletas harus bekerjasama demi tercapainay sebuah perdamaian dan stabilitas keamanan internasional.
Dalam penegakan stabilitas dan perdamaian dunia, maka Marxisme berpendapat bahwa harus ada penghapusan kelas-kelas dalam masyarakat. Karena dengan demikian tidak akan muncul kembali, konflik-konflik antar kelas yang terjadi. Pembentukan kelas merupakan faktor utama yang memicu terjadinya konflik dalam masyarakat. Marxisme memaknai kapitalisme dangan dua pandangan, yang mana kapitalisme adalah segala sesuatu yang melibatkan produksi yang bisa ditukarkan dan diperuntukkan untuk hal lainnya. Dan juga kapitalisme adalah semua hal yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi yang dimiliki kapitalis. Dan yang terakhir adalah, pekerja adalah orang yang bebas akan tetapi untuk bertahan hidup mereka harus menyerjkan tenaganya pada kapitalis, sedangkan kapitalis  adalah yang mengatur hubungan produksi sekaligus menentukan laba yang diberikan oleh pekerja.
Neo Marxisme
Pada neo-marxisme, gagasan awal marxis masih digunakan sebagi landasan untuk melepaskan manusia dari belenggu eksploitasi dan ketidaksetaraan. Pada dasarnya gagasan neo-marxisme tidalah jauh berbeda dengan gagasan awal dari Marxisme, hanya menekankan pada strukturalisme. Yang diasumsikan bahwa sistem internasional terbagi berdasarkan kelas, sebagaimana menurut Immanuel Wallerstein Yang membagi negara pada tiga kelas, yaitu core, semiperiphery, dan periphery
Inti dari neo-marxisme adalah membuat sistem internasional dunia menjadi lebih terstruktur, sehingga terdapat sistem sendiri dalam hubungan antar negara. Neo-marxisme memberikan analsisnya tentang kelas sebagai aktor utama dalam hubungan internasional dan keadilan atau keseteraan internasional seb gai landasan terpenting. Perbedaan yang paling mendasar antara Marxisme dengan neo-marxisme terletak pada kemampuan neo-marxisme yang lebih bersifat konseptual dan metodologis dalam menggunakan teori-teori yang disusun oleh Karl Marx.
Adapun Neo-marxisme sendiri menganggap bahwa pencapaian perdamaian dunia adalah dengan adanya kejasama antar kelas-kelas sosial yang ada. Neo-marxisme sangat yakin bahwa struktur internasional sangat ditentukan oleh tingkah laku individu antar negara yan gditujukan sebagai batasan atas perbuatan berbagai keputusan sebelum diputuskan oleh pemerintah sebuah negara. Terdapat aktor lain selain negara, dimaman dalam hal pengambilan keputusan didasarkan pada isu-isu yang memiliki pengaruh lebih besar atau lebih kecil terhadap struktur.
Dua unsur pemikiran Marx yang sangat berpengaruh pada pandangan neo-marxisme adalah, ramalan mengenai runtuhnya kapitalisme yang tidak terelakan. Dan juga etika humanis yang meyakini bahwa manusia pad ahakikatnya adalah baik. Dan dalam keanaan tertentu yang menguntungkan akan dapat membebaskan diri dari lembaga-lembaga yang menindas. Neo-marxisme lahir dari pemikiran Karl Marx yang menempatkan keterkaitan antara ekonomi dengan politik sebagai elemen terpenting dalam melihat hubungan yang mempegaruhi kehidupan sosial, budaya, dan politik dengan harapan dapat menciptakan keadilan bagi seluruh kelas.
Terdapat tiga pokok dari ajaran Marx mengenai strukturalisme dalam kelas sosal yang terbagi kedalam, kelas borjuis, kelsa proletas, dan juga mengenai model produksi. Yang mana ketiganya membentuk sebuah dasar materi bagi masyarakat yang didasarkan pada produksi barang dan jasa manufaktur sebagai prinsip utama kapitalisme. Adapun teori nilai upah kerja yang mengatakan bahwa upah buruh tidak akan pernah sesuai dengan nilai barang yang di produksinya (nilai barang terbentuk melalui nilai guna, nilai tukar, dan nilai tambah)
Neo-marxis hadir dianggap sebagai kritikan terhadap relsime dan liberalisme dengan tujuan menciptakan dunia yang lebih adil. Hal ini dikarenakan, kapitalisme yang ada saat ini telah menciptakan sebuah tatanan dunia yang tidak adil. Dimana hanya kelas-kelas tertentu saja yang mendapat keuntungan dari adanya kapitalisme, dan menciptakan kelas-kelas tertindas yang mana menurut perspektif ini, pembagian kelass tersebut harus dihapuskan. Meskipun demikian terdapat persamaan antara perspektif ini dengan realisme seperti adanya konflik, namun letak konflik tersebut berbeda. Diaman dalam realisme konflik diciptakan karena benturan kepentingan antar negara, sedangkan dalam neo-marxis konflik dic iptakan karena adanya perebutan sumber daya alam.
Adapun persamaan antara neo-marxis dengan liberalisme adalah, sama-sama mengakui adanya aktor non state. Namun neo-marxis lebih melihat institusi internasional hanya merupakan kaki-tangan dari kapitalisme.
Point Penting:
Karakteristik hubungan internasional sangat diwarnai oleh struktur internasional yang kapitalistik. Dimana politikinternasional dibentuk oleh faktor-faktr ekonomi. Aktor utama dalam hubungan internasional adalah negara dan aktor non negara. Dimana negara lebih mencerminkan kepentingan kelas-kelas dominan daripada kepentingan nasional murni. Kapitalisme merupaka sebuah tatanan sosial dan ekonomi yag menghasilkan konflik dan ketidak harmonisan. Kapitalisme ditandai dnegna kontradiksi internal dan merupakan sasaran bagi krisis periodik.
Kritik Terhadap Neo-Marxisme
Negara yang lebih miskin hanya memiliki sedikit kemungkinan untuk meningkatkan posisi mereka. Neo-marxisme mampu untuk mejabarkan kejahatan kapitalisme internasional namun tidak memiliki cara untuk mengubah tatanan tersebut. Segala sesuatu dijelaskan berdasarkan kelas sosial sehingga mengesampingkan berbagai fenomena seperti perang, krisis ekonomi, kesenjangan serta aspek-aspek identitas seperti gender, etnisitas, dan juga identitas lainnya. Secara emplisit, neo-marxisme menyatakan bahwa akhir dari sejarah kapitalisme adalah digantinya sistem tersebut dengan sosialisme yan gmerupakan suatu hal yang sangat jauh dari kenyataan kerena tidak terlihat dinamika oerubahan sejarah dan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar