Oleh: haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Paham
Marxisme sendiri muncul pada abad ke 19 yang berawal dari pemikiran Karl marx
dan Friedrich Engels bahwa masalah-masalah sosial yang timbul sebagian besar
diakibatkan oleh adanya sistem kapitalisme. Paham Marxisme merupakan yang menjelaskan dimana dunia yang baik tanpa
adanya kelas dan kesenjangan sosial. Diaman tidak ada kelas dominan dalam
masyarakat. Pandangan ini terkait dengan
sistem ekonomi, politik, dan sosial.
Asumsi
dasar kaum Marxis adalah, anggapan bahwa manusia adalah makhluk hidup dengan
materi sebagai pencapaian tertinggi. Manusia hidup karena materi dan untuk
mengejar materi semata. Dalam perkembangannya, manusia dipengaruhi oleh faktor
produksi dimana mereka yang menguasainya akan dapat membuat kesenjangan sosial
yang cukup jauh. Marxis menganggap, aktor utama dalah hubungan internasional
adalah kelas kapitalis. Yang mana kelas ini memiliki kekuatan penuh dalam
faktor produksi dan terus menerus menunjukkan eksistensinya sehingga muncul dengan apa yang dinamakan
sebagai imprealisme.
Kelas
buruh adalah alat dari kaum borjuis yang dibayar dengan upah kecil dan
tersisiksa, sehingga diharuskan adanya revolusi buruh. Lenin mengatakan bahwa,
kapitalisme yang berjalan keluar dari sebuah negara tidak langsung menemukan
arah tersebut. Maka pada akhirnya untuk dapat tetap mencari materi sebanyak-banyaknya maka kapitalisme
tersebut mengandeng dua agenda penting yaitu politik dan militer yang dirangkum
dalam negara. Lenin merupakan tokoh pertama kali yang menafsirkan pemikiran
Marx dalam lingkup internasional. Yaitu melalui karyanya yang berjudul “Imprelaisme, The Highest Stage of
Capitalism”. Dan negara-negara dapat memainkan perannya dalam dunia
internasional sebagai kelas-kelas.
Kapitalisme
telah memasuki tahap tertinggi dalam
perkembangannya sehingga tidak ada lagi keselarasan kepentingan pada kelas
pekerja. Sehingga pembagian struktural antara core dan periphery menentukan
huungan antara kaum borjuis disetiap negara. Argumen ini kemudian melahirkan
teori depedencia, yang menatakan bahwa negara periphery amat tergantung dengan
negara core. Teori ini berargumen bahwa ekonomi di negara-negara dunia ketiga
amat sekali tergantung dengan pembangunan ekonomi dan ekspansi serta kemajuan
ekonomi di negara kapitalis.
Teori
Marxis menyediakan analisa penting mengenai kapitalisme sebagai metode produksi
atau mode of production. Adapun tiga
karakteristik kapitalisme menurut Marxisme adalah, dalam kalpitalisme segara
sesuatu memiliki harga, termasuk waktu bekerja seseorang. Semua bahan kebutuhan
produksi, dimiliki oleh satu kelas yaitu kelas kapitalis. Untuk bertahan hidup,
kelas pekerja harus menjual tenaganya kepada kelas kapitalis dikarenakan kelas
kapitalislah yang mengontrol sumber daya dan hubungan produksi serta keuntungan
yang dihasilkan.
Sumber
daya atau kekuatan produksi merupakan elemen-eleen yang dikombinasikan dalam
proses produksi mencakup tenaga kerja, peralatan, dan tekhnologi yang ada pada
periode sejarah tertentu. Hubungan produksi menghubungkan dan mengatur sumber
daya dalam proses produksi. Yang mencakup hubungan tekhnis instutisional dala
proses produksi, serta struktur yang lebih luas yang mengatur sumber daya
produksi dan produk akhir proses tersebut. Kepemilikan pribadi dan juga upah
tenaga kerja menjadi dua elemen penting dalam hubungan produksi masyarakat
kapitalis.
Teori
Marxis bertujuan untuk menyingkap tentang kebenaran mendasar yang tersembunyi
dalam politik dunia. Dimana kaum Marxis berargumen bahwa upaya untuk memahami
politik dunia harus didasarkan pada pemahaman yang lebih luas mengenai proses
yang terjadi dan berlangsung dalam kapitalisme global. Kapitalisme global
bertujuan untuk mempertahankan kesejahteraan dan kemakmuran kelas yang berkuasa
atas kepemilikan modal kapital.
Perkembangan
ekonomi merupakan penggerak sejarah yang paling efektif. Dinamika pusat yang
diidentifikasi oleh Marx adalah ketegangan antara sumber daya produksi dan
hubungan produksi yang membentuk basis dasar ekonomi dalam masyarakat tertentu.
Kelas merupakan peran yang amat penting dalam pemikiran Marxis, dimana secafra
sistematis masyarakat rawan terhadap konflik kelas. Lebih jauh lagi, seenarnya
sejarah umat manusia adalah sejarah perjuangan kelas.
Asumsi
dasar dari Marxisme antara lain, berpandangan optimis tentang manusia, dalam
hubungan internasional, dinamika kapitalisme dianggap sebagai driving force
dari human race dalam interdepedensi internasional. Marxisme lebih fokus pada
aspek ekonomi dan materi yang fokus pada peningkatan kelas, hal ini tentu
berbeda dengan liberal dan realis yang memandang pada ranah konflik dan
kerjasama. Agenda utama dari Marxisme adalah adanya pemahaman sosialis yang
mungkin akan mengantikan proses eksploitasi dan ketidaksetaeaan melalui asas
kebebasan dan kooperasi.
Aktor
yang paling dominan dalam Marxisme adalah adanya pembagian kelas-kelas. Dalam
teori Marxis bahkan, keberadaan negara diabaikan, karena dianggap hanya menjadi
penghambat dalam pencapaian kesejahteraan individu. Dalam Marxisme, baik kaum
borjuis maupun proletas harus bekerjasama demi tercapainay sebuah perdamaian
dan stabilitas keamanan internasional.
Dalam
penegakan stabilitas dan perdamaian dunia, maka Marxisme berpendapat bahwa
harus ada penghapusan kelas-kelas dalam masyarakat. Karena dengan demikian
tidak akan muncul kembali, konflik-konflik antar kelas yang terjadi.
Pembentukan kelas merupakan faktor utama yang memicu terjadinya konflik dalam
masyarakat. Marxisme memaknai kapitalisme dangan dua pandangan, yang mana
kapitalisme adalah segala sesuatu yang melibatkan produksi yang bisa ditukarkan
dan diperuntukkan untuk hal lainnya. Dan juga kapitalisme adalah semua hal yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi yang dimiliki kapitalis. Dan yang
terakhir adalah, pekerja adalah orang yang bebas akan tetapi untuk bertahan
hidup mereka harus menyerjkan tenaganya pada kapitalis, sedangkan
kapitalis adalah yang mengatur hubungan
produksi sekaligus menentukan laba yang diberikan oleh pekerja.
Neo Marxisme
Pada
neo-marxisme, gagasan awal marxis masih digunakan sebagi landasan untuk
melepaskan manusia dari belenggu eksploitasi dan ketidaksetaraan. Pada dasarnya
gagasan neo-marxisme tidalah jauh berbeda dengan gagasan awal dari Marxisme,
hanya menekankan pada strukturalisme. Yang diasumsikan bahwa sistem
internasional terbagi berdasarkan kelas, sebagaimana menurut Immanuel
Wallerstein Yang membagi negara pada tiga kelas, yaitu core, semiperiphery, dan
periphery
Inti
dari neo-marxisme adalah membuat sistem internasional dunia menjadi lebih
terstruktur, sehingga terdapat sistem sendiri dalam hubungan antar negara.
Neo-marxisme memberikan analsisnya tentang kelas sebagai aktor utama dalam
hubungan internasional dan keadilan atau keseteraan internasional seb gai
landasan terpenting. Perbedaan yang paling mendasar antara Marxisme dengan
neo-marxisme terletak pada kemampuan neo-marxisme yang lebih bersifat
konseptual dan metodologis dalam menggunakan teori-teori yang disusun oleh Karl
Marx.
Adapun
Neo-marxisme sendiri menganggap bahwa pencapaian perdamaian dunia adalah dengan
adanya kejasama antar kelas-kelas sosial yang ada. Neo-marxisme sangat yakin
bahwa struktur internasional sangat ditentukan oleh tingkah laku individu antar
negara yan gditujukan sebagai batasan atas perbuatan berbagai keputusan sebelum
diputuskan oleh pemerintah sebuah negara. Terdapat aktor lain selain negara,
dimaman dalam hal pengambilan keputusan didasarkan pada isu-isu yang memiliki
pengaruh lebih besar atau lebih kecil terhadap struktur.
Dua
unsur pemikiran Marx yang sangat berpengaruh pada pandangan neo-marxisme
adalah, ramalan mengenai runtuhnya kapitalisme yang tidak terelakan. Dan juga
etika humanis yang meyakini bahwa manusia pad ahakikatnya adalah baik. Dan
dalam keanaan tertentu yang menguntungkan akan dapat membebaskan diri dari
lembaga-lembaga yang menindas. Neo-marxisme lahir dari pemikiran Karl Marx yang
menempatkan keterkaitan antara ekonomi dengan politik sebagai elemen terpenting
dalam melihat hubungan yang mempegaruhi kehidupan sosial, budaya, dan politik
dengan harapan dapat menciptakan keadilan bagi seluruh kelas.
Terdapat
tiga pokok dari ajaran Marx mengenai strukturalisme dalam kelas sosal yang
terbagi kedalam, kelas borjuis, kelsa proletas, dan juga mengenai model
produksi. Yang mana ketiganya membentuk sebuah dasar materi bagi masyarakat
yang didasarkan pada produksi barang dan jasa manufaktur sebagai prinsip utama
kapitalisme. Adapun teori nilai upah kerja yang mengatakan bahwa upah buruh
tidak akan pernah sesuai dengan nilai barang yang di produksinya (nilai barang
terbentuk melalui nilai guna, nilai tukar, dan nilai tambah)
Neo-marxis
hadir dianggap sebagai kritikan terhadap relsime dan liberalisme dengan tujuan
menciptakan dunia yang lebih adil. Hal ini dikarenakan, kapitalisme yang ada
saat ini telah menciptakan sebuah tatanan dunia yang tidak adil. Dimana hanya
kelas-kelas tertentu saja yang mendapat keuntungan dari adanya kapitalisme, dan
menciptakan kelas-kelas tertindas yang mana menurut perspektif ini, pembagian
kelass tersebut harus dihapuskan. Meskipun demikian terdapat persamaan antara
perspektif ini dengan realisme seperti adanya konflik, namun letak konflik
tersebut berbeda. Diaman dalam realisme konflik diciptakan karena benturan
kepentingan antar negara, sedangkan dalam neo-marxis konflik dic iptakan karena
adanya perebutan sumber daya alam.
Adapun
persamaan antara neo-marxis dengan liberalisme adalah, sama-sama mengakui
adanya aktor non state. Namun neo-marxis lebih melihat institusi internasional
hanya merupakan kaki-tangan dari kapitalisme.
Point Penting:
Karakteristik
hubungan internasional sangat diwarnai oleh struktur internasional yang
kapitalistik. Dimana politikinternasional dibentuk oleh faktor-faktr ekonomi.
Aktor utama dalam hubungan internasional adalah negara dan aktor non negara.
Dimana negara lebih mencerminkan kepentingan kelas-kelas dominan daripada
kepentingan nasional murni. Kapitalisme merupaka sebuah tatanan sosial dan
ekonomi yag menghasilkan konflik dan ketidak harmonisan. Kapitalisme ditandai
dnegna kontradiksi internal dan merupakan sasaran bagi krisis periodik.
Kritik Terhadap Neo-Marxisme
Negara
yang lebih miskin hanya memiliki sedikit kemungkinan untuk meningkatkan posisi
mereka. Neo-marxisme mampu untuk mejabarkan kejahatan kapitalisme internasional
namun tidak memiliki cara untuk mengubah tatanan tersebut. Segala sesuatu
dijelaskan berdasarkan kelas sosial sehingga mengesampingkan berbagai fenomena
seperti perang, krisis ekonomi, kesenjangan serta aspek-aspek identitas seperti
gender, etnisitas, dan juga identitas lainnya. Secara emplisit, neo-marxisme
menyatakan bahwa akhir dari sejarah kapitalisme adalah digantinya sistem
tersebut dengan sosialisme yan gmerupakan suatu hal yang sangat jauh dari
kenyataan kerena tidak terlihat dinamika oerubahan sejarah dan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar