“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Pemikiran Politik Jeremy Bentham (1748-1832)



Oleh: Haryo Prasodjo

Latar Belakang

      Utilitarisme merupakan sebuah paham dan juga bagian dari British School yang mempelajari teori politik. Paham ini banyak digunakan pada berbagai bidang kemasyarakatan baik yang penulis, politisi, administrator, dan reformis sosial. Beberapa anggota penganut paham unitilitarianisme yang terkenal adalah Jeremy Bentham, James Mill, John Stuart Mill. Dalam hidupnya, Bentham memiliki pandangan utilitarianisme yang lebih menekankan pada perlunya reformasi sosial dan hukum serta lembaga politik yang kurang berkembang. Tidak hanya mereformasi  institusi sosial dan hukum, penganut paham Utilitarianisme juga merupakan pendukung reformasi demokratis, hak pilih universal, parlemen tahunan dengan jangka waktu yang lebih pendek dan rahasia. Jeremy bentham merupakan seorang yang daoat dikatagorikan sebagai pendiri dari Radikal Filosofis, yang mana menganjurkan bahwa lembaga-lembaga sosial harus dinilai oleh prinsip kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar. Menurut Bentham, praktik sosial yang tidak membawa pada kebahagiaan harus direformasi 

Kehidupan dan Masanya

    Jeremy Bentham, hahir pada tahun 1748 di Inggris, dari keluarga pengacara yang suskses. Bentham pernah mengenyam pendidikan di Oxford education at Queen Collage (1760-1763). Pada masa pendidikannya tersebut, Bentham sering kali menghadiri pengadilan hukum di London. Kehadirannya dalam persidangan di Londong adalah untuk mempelajari cara dirinya sebagai pengacara untuk lebih dapat secara realistis mempelajari hukum, oleh karena itu, hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara hadir di dalam pengadilan. Pada tahun 1802, Bentham menulis A Theory of Legislation di tahun 1802. Adapun beberapa tulisan Bentham yang terkenal diantaranya adalah A Fragment on Goverment (1776), Introduction to the Principles of Morals and Legislation (1789), The Constitutional (1830). Karya tulisnya tersebut lebih banyak ditulis dengan tujuan untuk mereformasi hukum dan politik di Inggris. Selain itu, Bentham juga memiliki ide untuk melakukan reformasi bentuk penjara dengan merancang dan membangun struktur yang disebut Panopticon (yang menurutnya adalah sebuah bentuk penjara yang ideal). Dimana ruang jaga terdapat pada bagian tengah dari ruang penjara, sehingga dengan demikian, penjaga sipir dapat dengan mudah memantau kehidupan narapidana hanya dengan memutar arah posisi berdirinya. Hal itulah yang pada saat ini  mengilhami CCTV yang dapat berputar 360 derajat. 

Prinsip Utilitarian

     Dalam memahami Prinsip Utilitarian, Bentham memulainya dengan judul pertama An Introduction to the Principles of Morals and Legislation (sebuah pengantar prinsip moral dan undang-undang). Menurut Bentham, Alam telah menempatkan manusia dibawah perintah dua tuan yang berdaulat yaitu rasa sakit/ penderitaan dan kebahagiaan. Hal tersebut berlaku untuk diri manusia itu sendiri, yang berfungsi untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan dan menentukan tentang apa yang dilakukan serta menghindari apa yang tidak boleh dilakukan. Utilitarian di satu sisi sebagai standar benar dan salah dan disisi lain sebagai rantai dari sebab dan akibat, yaitu mengatur mengenai hal-hal yang berkenaan dengan apa yang harus kita lakukan, kita ucapkan, dan kita pikirkan. Utilitarianisme secara deskriptif dan teori normatif, tidak hanya mengambarkan manusia cara bertindak (memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir rasa sakit), namun Utilitarianisme juga menentukan dan menganjurkan tindakan mengenai kedua hal tersebut. Yaitu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebhagiaan, dan apa yang tidak boleh dilakukan sebagai upaya meminimalisir rasa sakit. Menurut prinsip Utilitas (prinsip kebahagiaan terbesar), penyebab dari semua tindakan manusia, yaitu tentang apa yang memotivasi manusia bertindak adalah keinginan untuk kebahagiaan/ kesenangan. Prinsip Utilitas/ kebahagiaan didefinisikan sebagai properti dalam objek yang cenderung menghasilakan keuntungan, kesenangan, kebaikan, dan kebahagiaan bagi individu. Dalam tulisannya yang berjudul The Principle, Bentham menuliskan setidaknya terdapat 14 macam kebahagiaan sederhana yang menggerakkan manusia beberapa diantaranya rasa nikmat, kekayaan, keterampilan, kekuatan, kebajikan, dan kedengkian . Bagi Utilitas, mengurangi rasa sakit berarti menambah lebih banyak kebahagiaan. Satu hal terpenting yang pada akhirnya menjadikan Utilitarianisme menjadi teori moral adalah advokasi dari tindakan tersebut. Dengan memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir rasa sakit, maka individu dapat mengetahui beberapa tindakan yaitu yang pertama apa yang membawa kebahagiaan yang secara moral dianggap baik, kedua, apa yang menyebabkan rasa sakit (apa yang harus dihindari), dan yang ketiga, mengenai tindakan apa yang harus ditambahkan dalam upaya menambah kesejahteraan manusia 

        Pada tahun 1776, dalam tulisannya The Fragment Bentham memaparkan mengenai ‘kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar adalah sebuah ukuran benar dan salah’. Bagi paham Utilitarianisme, Utilitas tidak mengusulkan seseorang mencari kebahagiaannya sendiri,namun menentukan mengenai dampak yang ditimbulkan pada semua orang yang terdampak dari tindakannya. Setiap individu merupakan agen kebahagiaan bagi orang lain. Bagi Bentham Masyarakat adalah ‘fiktif’, tidak lebih dari apa yang disebut Bentham ‘anggota individu’. Kebahagiaan orang lain, dapat digunakan untuk menghitung kebahagiaan individu. Tindakan seseorang menentukan lingkaran individu lainnya (memikirkan kebahagiaan orang lain, selain kebahagiaan diri sendiri) itulah yang menjadikan utilitarianisme menjadi teori moral. Setidaknya terdapat empat motif tindakan manusia. Pertama adalah Motif murni sosial (yaitu sebuah motif yang mengejar kebahagiaan orang lain dengan kebahagiaannya). Kedua, Motif semi sosial/ reputasi (sebuah motif yang mengejar kebahagiaan orang lain dengan mempromosikan diri sendiri), Ketiga, Motif asosiasi (mengejar kebahagiaan sendiri tanpa melukai kebahagiaan orang lain). Keempat, Motif keterasingan (melakukan kesenangan dengan menyakiti orang lain) 

Kalkulus Kesenangan

      Dengan menggunakan kakulus kesenangan, Bentham berusaha untuk membangun standar pengukuran empiris untuk menentukan kuantitas kesenangan atau penderitaan yang bersasal dari tindakan tertentu. Hal mendasar dari tindakan ini adalah untuk menentukan keseimbangan antara kebahagiaan dan rasa sakit. Tujuan dari kalkulus kesenangan adalah untuk memberikan nilai numerik dengan intensitas, durasi, kepastian atau ketidakpastian, dan kedekatan atau keterpencilan dari kebahagiaan dan rasa sakit orang-orang yang terkena dampak tindakan seseorang. Asusmsi dasar dari tes ini adalah, bahwa kesenangan dan penderitaan meskipun tidak tunduk pada pegukuran liniear atau berat namun tetap bisa dihitung secara matematis. Tes kalkulus ini berusaha untuk mengukur kuantitas kesenangan dengan kriteria yang paling kasar dan mekanis. Setidaknya terdapat tujuh faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan utilitas tindakan, diantaranya adalah intensitasnya, durasinya, kepastian atau ketidakpastiannya, kedekatan dan kejauhannya, fertilitasnya atau “kemungkinan yang dimilikinya untuk diikuti oleh snesasi dari jenis yang sama”, kemurniannya atau kemungkinan yag dimikinya untuk tidak diikuti oleh sensasi dari jenis yang sama, dan yang terakhir adalah tingkat atau jumlah orang-orang yang dipengaruhinya. Bagi sebagian orang, instrumen ilmiah dari tes objektif untuk mengukur kuantitas kesenangan adalah omong kosong belaka. 

        Beberapa pendapat pemikir modern mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pada dasarnya ide tersebut tidak mungkin. Adapun masalah yang tidak berhasil dijawab oleh kalkulus kesenangan ini adalah pertanyaan mengenai ‘apakah pertimbangan yang lebih banyak seharusnya diberikan pada intensitas kesenangan atau penderitaan daripada durasinya, atau kepastian kesenangan lebih diprioritaskan daripada fertilitasnya?’. Oleh karena itu manusia mencari kebahagiaannya sendiri dan orang lain. Pertantaannya adalah ‘apa yang diperlukan manusia untuk mencapai kebahagiaannya?’ Jawabannya: tergantung pada jasa seseorang yang diberikan terhadap satu dengan lainnya. Pemerintah dapat memastikan jasa tersebut dengan menciptakan sistem hak dan kewajiban. Masyarakat politik ada, karena pemerintah perlu memaksa individu untuk memberikan layanan/ interaksi satu dengan lainnya untuk meningkatkan kebahagian. Manusia membandingkan konsekuensi dari tindakan-tindakan alternatf, namun dalam melakukan hal tersebut, manusia tidak menambah, mengurangi, membagi, atau mengalikan. Dalam membuat keputusannya manusia sangat mungkin mempertimbangkan dimensi kesenangannya, namun kalkulasi ini tidak mempertimbangkan atau melibatkan dimensi dari kuantitas kesenangan dan penderitaan.

Kebaikan Umum

         Pengertian mengenai kebaikan umum dimulai oleh Bentham dengan sebuah pernyataan dengan mengapa bicara tentang kepentingan masyarakat, jika kita tidak mengentahui apakah kepentingan individu itu. Sesuatu dikatakan meningkatkan kepentingan atau bagi kepentingan individu ketika ia cenderung menambah jumlah total kesenangannya atau bisa juga dikatakan menguarngi jumlah total penderitaannya. Oleh karena itu, kepentingan masyarakat tidak lebih dari jumlah kepentingan beberapa anggota yang membentuknya. Apa yang membuat senang orang lain adalah baik selama ia tidak mengurangi kebahagiaan orang lain. Pada kenyataannya, Hedonisme etis Bentham berarti bahwa tidak ada orang yang dapat mencapai kebahagiaannya yang tertinggi kecuali jika semua orang melakukan hal yang sama. Seseorang harus menemukan kesenangan orang lain sebagai alat untuk kesenangannya sendiri, atau yang disebut sebagai ‘balas jasa’. Meskipun demikian, prinsip kebahagiaan tertinggi mungkin patut dipuji sebagai ungkapan aspirasi dan harapan, tetapi sebagai rumusan sosial ia tidak dapat menawarkan banyak hal. 

Filsafat Politik Bentham

        Menurut Bentham, pemerintahan tidak dapat berjalan jika adanya paksaan, paksaan tidak menghasilkan kebahagiaan. Menurutnya, ketidakbahagiaan harus dihindari, maka alasan dibentuknya pemerintah adalah untuk membuat dan meningkatkan kebahagiaan dalam masyarakat. Pemerintah harus menerapkan Raison d’etre (membuat sangsi atas ketidak bahagiaan sehingga warga negara termotivasi untuk tidak melakukan hal tersebut). Oleh karena itu, Bentham memandang bahwa paksaan yang ada dalam pemerintah merupakan bagian dari sifat pemerintah untuk menciptakan sistem hak dan kewajiban bagi masyarakat. Bentham mengkontraskan manyarakat politik dengan masyarakat alami. Bagi Bentham, surplus kekayaan individu dan pemenuhan kebutuhan dasar, pemerintah harus dapat digunakan untuk mendorong warga memenuhi semua keinginannya. Kemakmuran dapat tercapai/ meningkat dengan menjamin setiap orang mendapatkan reward dari karyanya serta keamanan harta yang dimilikinya. Negara harus dapat mendorong ditemukanya alat-alat baru dan menawarkan hadiah bagi penemuan sosial yang berguna, mengembangkan tenaga teknis, dan mendorong efisiensi serta etos kerja keras. Pandangan ini melawan aspek pemikiran keagamaan yang mendorong orang untuk membenci kenyamanan dan kemewahan. Dalam pandangan Bentham, Keamanan memiliki beberapa komponen: keamanan orang, properti, kekuasaan, reputasi, dan kondisi kehidupan (status sosial), kesemuanya tersebut harus disediakan oleh negara melalui kontrak kesepakatan yang berlaku dan disimpan oleh semua orang

       Oleh karena itu, untuk menghindari ketimpangan moral, intelektual, ekonomi, dan politik, Bentham mengusulkan untuk mengurangi kekayaan dan kekuasaan dengan cara antara orang kaya dan miskin harus sama-sama menyamakan instrumen kebahagiaannya. Layanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat adalah mendorong kebajikan dalam diri masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat dapat bergerak dalam hal politik secara sukarela dengan melakukan berbagai macam kegiatan kecil untuk membangun kebahagiaan masyarakat, Contohnya: melawan prasangka dan sekterian yang membatasi simpati dan berprasangka miring terhadap orang diluarnya

        Hal terpenting dalam teorinya adalah bagaimana pemerintah mencapai tujuan tersebut secara umum, Bentham percaya bahwa manusia merupakan makhluk yang sangat bergantung dengan orang lain untuk kesejahteraan hidupnya. Manusia akan merasakan kesengsaraan saat tidak melakukan interaksi dengan lainnya (hidup menyendiri). Pada akhirnya masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling memberikan layanan jasa (interaksi mencari kebahagiaan) antara satu dengan lainnya. Tugas pemerintah adalah memastikan layanan tersebut dengan menciptakan sistem hak dan kewajiban. Hal tersebut dilakukan dengan meletakkan sistem hukuman pada pelanggaran yang sesuai. Kewajiban seseorang tidak boleh menganggu hak orang lain. Setiap orang memiliki hak milik dan kewajiban yang sesuai. Pemerintah harus berhati-hati dalam meletakkan kewajbian tersebut karena, hak seseorang belum tentu menjadi sumber kebahagian bagi dirinya, namun sesuai dengan kewajibannya mereka memaksakannya kepada orang lain. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya tidak menciptakan hak melalui instrumen kebahagiaan. Terdapat dua cara masyarakat politik untuk bertindak, yaitu dengan cara pertama yang disebut Bentahm Imperation (mempengaruhi kehendak) dan kedua dengan contrecrtation (ancaman, hukuman fisik). Masyarakat yang bertindak dengan imperation cenderung lebih stabil deibangindakn dengan contrectation. Pemerintah akan menciptakan sistem hak dan kewajiban, yang terbaik akan memenuhi kebahagiaan terbesar dari jumlah yang ada. Utilitarianisme Bentham meyakini bahwa pemerintah akan melayani kepentingan masyarakatnya dengan sebaik mungkin akan menjadi pemerintahan yang demokratis

         Hanya dalam pemerintahan seperti itulah akan tercipta harmoni , karena antar kepentingan akan diatur dan direkayasa oleh pemerintah. Dalam demokrasi hal yang dapat memaksimalkan kebahagiaan pemerintah adalah dengan kembali ke kantor dan mengetahui kesempatan untuk memaksimalkan kebahagiaan. Hal tersebut dapat dilihat  dari kesejahteraan dan kepentingan dari pemerintah. Hal logis bagi Bentham: setiap orang dewasa memiliki hak untk memilih, dilakukannya pemilihan nasional (berkala), pemerintahan yang transparan yang berarti kebebasan pers, akses tak terbatas ke kantor pemerintah, hak untuk mengikuti perkumpulan.
Panapticon

      Panapticon merupakan sebuah nama dari model penjara yang dirancang oleh Bentham untuk pemerintahan Inggris di tahun 1970 dan pada tahun 1802 proyek tersebut runtuh. Desain Panapticon bukan hanya sebuah desain untuk penjara, namun model yang dapat diterapkan untuk setiap lembaga pemerintah seperti sekolah, rumah sakit, pabrik, barak militer. Ide Panapticon menjadi penting karena merupakan sebuah teknologi baru tentang ‘kekuasaan’. Panapticon merupakan sebuah momen sentral dalam sejarah represi-transisi dari pembenanan pada hukuman menuju pembebanan pada pengawasan/ penjagaan. Tidak memerlukan senjata dan kekerasan fisik, dan hanya membutuhkan sebuah pengawasan. Model dari bentuk Panapticon adalah sebuah bentuk baru dari bentuk kekuasaan modern, hubungan warga dengan pemerintah. Adapun bentuk kritik liberal terhadap utilitarianisme adalah manusia berusaha untuk melakukan kegiatan tertentu untuk kepentingan kegiatan tersebut, tidak hanya untuk mencari sensasi kebahagiaan dari apa yang mereka dapat lakukan’. 

      Dasar terpenting dari etika utilitiarian adalah kepentingan, egoisme, dan individualisme namun baginya masyarakat adalah tubuh fiktif dari kumpulan individu. Tujuan dari pentingnya undang-undang adalah meningkatkan kebahagiaan orang lain, bukan kesenangan pribadi namun adanya konvergensi pribadi dengan keoentingan publik. Bentham menentang kekejaman dan penindasan, hal tersebut dapat dimulai dengan refrasi sistem hukum agar dapat lebih efisien, jelas, transparan, dan sederhana. Humanisme telah tertulis besar dalam semua karyanya, reformasi terbesar pertama telah membawa demokrasi di Inggris melalui undang-undang refiramasi 1832 . Nagi Bentham, Setiap orang merupakan hakim terbaik bagi kepentingannya. Preferensi setiap individu haruslah diberi bobot yang sama dengan  sebagian lainnya. Kebahagiaan warga negara merupakan tujuan utama setiap pemerintahan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar