Oleh: Haryo Prasodjo
Latar Belakang
Utilitarisme merupakan sebuah paham dan juga bagian dari British School yang mempelajari teori
politik. Paham ini banyak digunakan pada berbagai bidang kemasyarakatan baik
yang penulis, politisi, administrator, dan reformis sosial. Beberapa anggota penganut paham
unitilitarianisme yang terkenal
adalah Jeremy Bentham, James Mill, John Stuart Mill. Dalam hidupnya,
Bentham memiliki pandangan utilitarianisme yang lebih menekankan pada perlunya reformasi sosial dan hukum
serta lembaga politik yang kurang berkembang. Tidak hanya mereformasi institusi sosial dan hukum, penganut
paham Utilitarianisme juga merupakan pendukung reformasi demokratis, hak pilih universal, parlemen tahunan
dengan jangka waktu yang lebih pendek dan rahasia. Jeremy bentham merupakan
seorang yang daoat dikatagorikan sebagai pendiri dari Radikal Filosofis, yang mana menganjurkan bahwa lembaga-lembaga sosial harus
dinilai oleh prinsip kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar. Menurut
Bentham, praktik sosial yang tidak
membawa pada kebahagiaan harus direformasi
Kehidupan dan Masanya
Jeremy Bentham, hahir pada tahun 1748 di Inggris, dari keluarga pengacara yang suskses. Bentham
pernah mengenyam pendidikan di Oxford
education at Queen Collage (1760-1763). Pada masa pendidikannya tersebut, Bentham sering kali menghadiri pengadilan hukum di London.
Kehadirannya dalam persidangan di Londong adalah untuk mempelajari cara dirinya
sebagai pengacara untuk lebih dapat secara realistis mempelajari hukum, oleh
karena itu, hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara hadir di dalam
pengadilan. Pada tahun 1802, Bentham
menulis A Theory of Legislation di tahun 1802. Adapun beberapa tulisan Bentham yang
terkenal diantaranya adalah A
Fragment on Goverment (1776),
Introduction to the Principles of
Morals and Legislation (1789),
The Constitutional (1830). Karya tulisnya tersebut lebih banyak ditulis dengan tujuan untuk mereformasi hukum dan politik di Inggris.
Selain itu, Bentham juga memiliki ide untuk melakukan reformasi bentuk penjara dengan merancang dan membangun struktur
yang disebut Panopticon (yang menurutnya adalah sebuah bentuk penjara yang ideal). Dimana
ruang jaga terdapat pada bagian tengah dari ruang penjara, sehingga dengan
demikian, penjaga sipir dapat dengan mudah memantau kehidupan narapidana hanya
dengan memutar arah posisi berdirinya. Hal itulah yang pada saat ini mengilhami CCTV yang dapat berputar 360
derajat.
Prinsip Utilitarian
Dalam memahami Prinsip
Utilitarian, Bentham memulainya
dengan judul pertama An Introduction to the Principles of Morals and
Legislation (sebuah pengantar prinsip moral dan undang-undang).
Menurut Bentham, Alam telah
menempatkan manusia dibawah perintah dua tuan yang berdaulat yaitu rasa sakit/ penderitaan dan kebahagiaan. Hal tersebut berlaku untuk diri manusia itu sendiri, yang
berfungsi untuk menunjukkan apa yang
harus dilakukan dan menentukan tentang apa yang dilakukan serta
menghindari apa yang tidak boleh dilakukan. Utilitarian di satu sisi sebagai standar benar dan salah dan
disisi lain sebagai rantai dari sebab dan akibat, yaitu mengatur mengenai hal-hal yang berkenaan
dengan apa yang harus kita lakukan, kita ucapkan, dan kita pikirkan. Utilitarianisme secara deskriptif dan teori normatif, tidak hanya
mengambarkan manusia cara bertindak (memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir rasa sakit), namun
Utilitarianisme juga menentukan dan menganjurkan
tindakan mengenai kedua hal
tersebut. Yaitu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebhagiaan,
dan apa yang tidak boleh dilakukan sebagai upaya meminimalisir rasa sakit. Menurut prinsip Utilitas (prinsip
kebahagiaan terbesar), penyebab
dari semua tindakan manusia, yaitu
tentang apa yang memotivasi
manusia bertindak adalah keinginan untuk kebahagiaan/ kesenangan.
Prinsip Utilitas/ kebahagiaan didefinisikan sebagai properti
dalam objek yang cenderung menghasilakan keuntungan, kesenangan, kebaikan, dan kebahagiaan bagi individu. Dalam tulisannya yang berjudul The Principle, Bentham
menuliskan setidaknya terdapat 14
macam kebahagiaan sederhana yang menggerakkan manusia beberapa
diantaranya rasa nikmat, kekayaan,
keterampilan, kekuatan, kebajikan, dan kedengkian . Bagi Utilitas, mengurangi rasa sakit berarti menambah
lebih banyak kebahagiaan. Satu hal terpenting yang pada akhirnya menjadikan Utilitarianisme menjadi teori moral
adalah advokasi dari tindakan tersebut. Dengan memaksimalkan kebahagiaan dan meminimalisir rasa sakit, maka
individu dapat mengetahui beberapa
tindakan yaitu yang pertama apa yang membawa kebahagiaan yang secara
moral dianggap baik, kedua, apa yang menyebabkan rasa sakit (apa yang harus dihindari), dan yang
ketiga, mengenai tindakan apa yang harus ditambahkan dalam
upaya menambah kesejahteraan manusia
Pada tahun 1776, dalam tulisannya The Fragment Bentham memaparkan
mengenai ‘kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar adalah sebuah
ukuran benar dan salah’. Bagi
paham Utilitarianisme,
Utilitas tidak mengusulkan seseorang mencari kebahagiaannya
sendiri,namun menentukan mengenai dampak yang ditimbulkan pada semua orang yang
terdampak dari tindakannya. Setiap
individu merupakan agen kebahagiaan bagi orang lain. Bagi Bentham Masyarakat adalah ‘fiktif’, tidak lebih
dari apa yang disebut Bentham ‘anggota individu’. Kebahagiaan orang lain, dapat digunakan untuk menghitung kebahagiaan individu. Tindakan seseorang menentukan lingkaran
individu lainnya (memikirkan kebahagiaan orang lain, selain kebahagiaan diri
sendiri) itulah yang menjadikan utilitarianisme menjadi teori moral.
Setidaknya terdapat empat motif tindakan manusia. Pertama adalah Motif murni sosial (yaitu sebuah motif yang mengejar kebahagiaan orang lain dengan
kebahagiaannya). Kedua, Motif semi sosial/ reputasi (sebuah motif yang mengejar kebahagiaan orang lain dengan mempromosikan
diri sendiri), Ketiga, Motif asosiasi (mengejar kebahagiaan sendiri tanpa melukai
kebahagiaan orang lain). Keempat,
Motif keterasingan (melakukan kesenangan dengan menyakiti
orang lain)
Kalkulus Kesenangan
Dengan menggunakan kakulus
kesenangan, Bentham berusaha untuk membangun standar pengukuran empiris untuk
menentukan kuantitas kesenangan atau penderitaan yang bersasal dari tindakan
tertentu. Hal mendasar dari tindakan ini adalah untuk menentukan keseimbangan antara kebahagiaan dan
rasa sakit. Tujuan dari kalkulus kesenangan adalah untuk memberikan nilai numerik dengan intensitas, durasi,
kepastian atau ketidakpastian, dan kedekatan atau keterpencilan dari
kebahagiaan dan rasa sakit orang-orang yang terkena dampak tindakan seseorang.
Asusmsi dasar dari tes ini adalah, bahwa kesenangan dan penderitaan meskipun
tidak tunduk pada pegukuran liniear atau berat namun tetap bisa dihitung secara
matematis. Tes kalkulus ini berusaha untuk mengukur kuantitas kesenangan dengan
kriteria yang paling kasar dan mekanis. Setidaknya terdapat tujuh faktor yang
harus dipertimbangkan dalam menentukan utilitas tindakan, diantaranya adalah
intensitasnya, durasinya, kepastian atau ketidakpastiannya, kedekatan dan
kejauhannya, fertilitasnya atau “kemungkinan yang dimilikinya untuk diikuti
oleh snesasi dari jenis yang sama”, kemurniannya atau kemungkinan yag dimikinya
untuk tidak diikuti oleh sensasi dari jenis yang sama, dan yang terakhir adalah
tingkat atau jumlah orang-orang yang dipengaruhinya. Bagi sebagian orang, instrumen
ilmiah dari tes objektif untuk mengukur kuantitas kesenangan adalah omong
kosong belaka.
Beberapa pendapat pemikir modern
mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pada dasarnya ide tersebut tidak
mungkin. Adapun masalah yang tidak berhasil dijawab oleh kalkulus kesenangan
ini adalah pertanyaan mengenai ‘apakah pertimbangan yang lebih banyak
seharusnya diberikan pada intensitas kesenangan atau penderitaan daripada
durasinya, atau kepastian kesenangan lebih diprioritaskan daripada
fertilitasnya?’. Oleh karena itu manusia
mencari kebahagiaannya sendiri dan orang lain. Pertantaannya adalah ‘apa
yang diperlukan manusia untuk mencapai kebahagiaannya?’ Jawabannya: tergantung pada jasa seseorang yang
diberikan terhadap satu dengan lainnya. Pemerintah dapat memastikan jasa
tersebut dengan menciptakan sistem hak dan kewajiban. Masyarakat politik ada, karena pemerintah perlu
memaksa individu untuk memberikan layanan/ interaksi satu dengan lainnya untuk meningkatkan kebahagian. Manusia membandingkan
konsekuensi dari tindakan-tindakan alternatf, namun dalam melakukan hal tersebut,
manusia tidak menambah, mengurangi, membagi, atau mengalikan. Dalam membuat
keputusannya manusia sangat mungkin mempertimbangkan dimensi kesenangannya,
namun kalkulasi ini tidak mempertimbangkan atau melibatkan dimensi dari
kuantitas kesenangan dan penderitaan.
Kebaikan Umum
Pengertian mengenai kebaikan umum
dimulai oleh Bentham dengan sebuah pernyataan dengan mengapa bicara tentang
kepentingan masyarakat, jika kita tidak mengentahui apakah kepentingan individu
itu. Sesuatu dikatakan meningkatkan kepentingan atau bagi kepentingan individu
ketika ia cenderung menambah jumlah total kesenangannya atau bisa juga
dikatakan menguarngi jumlah total penderitaannya. Oleh karena itu, kepentingan
masyarakat tidak lebih dari jumlah kepentingan beberapa anggota yang
membentuknya. Apa yang membuat senang orang lain adalah baik selama ia tidak
mengurangi kebahagiaan orang lain. Pada kenyataannya, Hedonisme etis Bentham
berarti bahwa tidak ada orang yang dapat mencapai kebahagiaannya yang tertinggi
kecuali jika semua orang melakukan hal yang sama. Seseorang harus menemukan
kesenangan orang lain sebagai alat untuk kesenangannya sendiri, atau yang
disebut sebagai ‘balas jasa’. Meskipun demikian, prinsip kebahagiaan tertinggi
mungkin patut dipuji sebagai ungkapan aspirasi dan harapan, tetapi sebagai
rumusan sosial ia tidak dapat menawarkan banyak hal.
Filsafat Politik Bentham
Menurut Bentham, pemerintahan tidak dapat berjalan jika adanya paksaan, paksaan tidak menghasilkan kebahagiaan.
Menurutnya, ketidakbahagiaan harus dihindari,
maka alasan dibentuknya pemerintah
adalah untuk membuat dan
meningkatkan kebahagiaan dalam
masyarakat. Pemerintah harus menerapkan Raison d’etre (membuat sangsi atas ketidak bahagiaan sehingga warga negara termotivasi
untuk tidak melakukan hal tersebut). Oleh karena itu, Bentham memandang
bahwa paksaan yang ada dalam
pemerintah merupakan bagian dari
sifat pemerintah untuk menciptakan sistem hak dan kewajiban bagi
masyarakat. Bentham mengkontraskan
manyarakat politik dengan masyarakat alami. Bagi Bentham, surplus kekayaan individu dan pemenuhan
kebutuhan dasar, pemerintah harus dapat digunakan untuk mendorong warga memenuhi semua keinginannya. Kemakmuran dapat tercapai/ meningkat dengan menjamin setiap orang mendapatkan reward dari karyanya serta keamanan harta yang dimilikinya. Negara harus dapat mendorong ditemukanya alat-alat baru dan
menawarkan hadiah bagi penemuan sosial yang berguna, mengembangkan tenaga
teknis, dan mendorong efisiensi serta etos kerja keras. Pandangan ini melawan aspek pemikiran keagamaan yang mendorong
orang untuk membenci kenyamanan dan kemewahan. Dalam pandangan Bentham, Keamanan memiliki beberapa komponen:
keamanan orang, properti, kekuasaan, reputasi, dan kondisi kehidupan (status
sosial), kesemuanya tersebut harus disediakan oleh negara melalui kontrak kesepakatan
yang berlaku dan disimpan oleh semua
orang.
Oleh karena itu, untuk menghindari ketimpangan moral, intelektual,
ekonomi, dan politik, Bentham mengusulkan untuk mengurangi kekayaan dan
kekuasaan dengan cara antara orang kaya dan miskin harus sama-sama menyamakan instrumen
kebahagiaannya. Layanan yang
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat adalah mendorong kebajikan dalam
diri masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat dapat bergerak dalam hal
politik secara sukarela dengan melakukan berbagai macam kegiatan kecil untuk
membangun kebahagiaan masyarakat, Contohnya: melawan
prasangka dan sekterian yang membatasi simpati dan berprasangka miring terhadap
orang diluarnya.
Hal terpenting dalam teorinya adalah bagaimana pemerintah mencapai tujuan
tersebut secara umum, Bentham percaya bahwa manusia merupakan makhluk yang
sangat bergantung dengan orang lain untuk kesejahteraan hidupnya. Manusia akan merasakan kesengsaraan saat
tidak melakukan interaksi dengan lainnya (hidup menyendiri). Pada akhirnya masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling memberikan layanan jasa (interaksi mencari kebahagiaan)
antara satu dengan lainnya. Tugas
pemerintah adalah memastikan layanan tersebut dengan menciptakan sistem hak dan
kewajiban. Hal tersebut
dilakukan dengan meletakkan sistem hukuman pada pelanggaran yang sesuai.
Kewajiban seseorang tidak boleh
menganggu hak orang lain. Setiap
orang memiliki hak milik dan kewajiban yang sesuai. Pemerintah harus berhati-hati dalam meletakkan
kewajbian tersebut karena, hak seseorang belum tentu menjadi sumber kebahagian
bagi dirinya, namun sesuai dengan kewajibannya mereka memaksakannya kepada
orang lain. Oleh karena itu,
pemerintah seharusnya tidak menciptakan hak melalui instrumen kebahagiaan.
Terdapat dua cara masyarakat politik
untuk bertindak, yaitu dengan cara pertama yang disebut Bentahm Imperation
(mempengaruhi kehendak) dan kedua dengan contrecrtation (ancaman,
hukuman fisik). Masyarakat
yang bertindak dengan imperation cenderung lebih stabil deibangindakn
dengan contrectation. Pemerintah akan menciptakan sistem hak dan kewajiban, yang terbaik akan
memenuhi kebahagiaan terbesar dari jumlah yang ada. Utilitarianisme Bentham meyakini bahwa pemerintah akan melayani
kepentingan masyarakatnya dengan sebaik mungkin akan menjadi pemerintahan yang
demokratis
Hanya dalam pemerintahan seperti itulah akan tercipta harmoni , karena
antar kepentingan akan diatur dan direkayasa oleh pemerintah. Dalam demokrasi hal yang dapat
memaksimalkan kebahagiaan pemerintah adalah dengan kembali ke kantor dan
mengetahui kesempatan untuk memaksimalkan kebahagiaan. Hal tersebut dapat
dilihat dari kesejahteraan dan
kepentingan dari pemerintah. Hal logis bagi Bentham: setiap orang dewasa memiliki hak untk memilih,
dilakukannya pemilihan nasional (berkala), pemerintahan yang transparan yang
berarti kebebasan pers, akses tak terbatas ke kantor pemerintah, hak untuk
mengikuti perkumpulan.
Panapticon
Panapticon merupakan sebuah nama dari model penjara yang dirancang oleh Bentham untuk
pemerintahan Inggris di tahun 1970 dan pada tahun 1802 proyek tersebut runtuh.
Desain Panapticon bukan hanya sebuah
desain untuk penjara, namun model yang dapat diterapkan untuk setiap lembaga
pemerintah seperti sekolah, rumah sakit, pabrik, barak militer. Ide Panapticon menjadi penting karena
merupakan sebuah teknologi baru tentang ‘kekuasaan’. Panapticon merupakan sebuah momen sentral dalam
sejarah represi-transisi dari
pembenanan pada hukuman menuju pembebanan pada pengawasan/ penjagaan. Tidak memerlukan senjata dan kekerasan
fisik, dan hanya
membutuhkan sebuah pengawasan. Model dari bentuk Panapticon
adalah sebuah bentuk baru dari
bentuk kekuasaan modern, hubungan warga dengan pemerintah. Adapun bentuk
kritik liberal terhadap
utilitarianisme adalah ‘manusia berusaha untuk melakukan kegiatan
tertentu untuk kepentingan kegiatan tersebut, tidak hanya untuk mencari sensasi
kebahagiaan dari apa yang mereka dapat lakukan’.
Dasar terpenting dari etika utilitiarian adalah kepentingan, egoisme, dan
individualisme namun baginya masyarakat adalah tubuh fiktif dari kumpulan
individu. Tujuan dari pentingnya undang-undang
adalah meningkatkan kebahagiaan orang lain, bukan kesenangan pribadi namun adanya konvergensi pribadi
dengan keoentingan publik. Bentham
menentang kekejaman dan penindasan, hal tersebut dapat dimulai dengan refrasi
sistem hukum agar dapat lebih efisien, jelas, transparan, dan sederhana.
Humanisme telah tertulis besar dalam
semua karyanya, reformasi terbesar pertama telah membawa demokrasi di Inggris
melalui undang-undang refiramasi 1832 . Nagi Bentham, Setiap orang merupakan hakim terbaik bagi
kepentingannya. Preferensi
setiap individu haruslah diberi bobot yang sama dengan sebagian lainnya. Kebahagiaan warga negara merupakan tujuan utama
setiap pemerintahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar