(haryoprasodjo@ymail.com)
Aristoteles
merupakan salah seorang pemikir klasik yang lahir di Stagira dan merupakan
pendiri dari sekolah yang bernama Lyceum
Adapun
beberapa perbedaan pemikiran Plato dengan Aristoteles adalah sebagai berikut:
Plato
|
Aristoteles
|
Political
Idealism
|
Political
Realism
|
Bapak Filsafat Politik
|
Bapak Ilmu Politik
|
Metode Deduktif
|
Metode Induktif
|
Utopian
|
Best
Possible State
|
Kewajiban (nature)
|
Hak (aktifitas)
|
Philosophical
Method
|
Scientific
and analytical
|
Adapun
keahlian dan kontribusi dari Aristoteles tidak hanya sebatas pada satu bidang
disiplin ilmu saja, namun juga memiliki banyak pengaruh di banyak bidang ilmu
seperti Aristoteles on Logic, Aristoteles
on Mechanics, Aristoteles on Physics, Aristoteles on Phsiology , Aristoteles on
Astronomy, Aristoteles on Economics, Aristoteles on Politics. Kontribusi terbesar
Aristoteles dalam bidang kajian ilmu sosial adalah pada metodologi yang
digunakannya yang berbasis fokus pada rasionalitas, serta adanya integrasi
etnik dan sosial, dan memberikan pondasi sistematis dari moral, politik, dan
teori sosial beserta beberapa konsep dasar dari ekonomi, hukum, dan pendidikan.
Aristoteles
memiliki kehidupan yang dekat dengan kekuasaan yang memungkinkannya untuk
mempelajari nilai dasar dari one man role
(satu penguasa dengan aturannya), ekonomi, dan pentingnya hubungan serta
kebijakan luar negeri. Adapun beberapa karya yang dimiliki Aristoteles adalah
sebagai berikut: 150 Philosophical
Treaties, yang mana 30 diantaranya masalah filsafat dalam biologi dan
Psikologi serta hubungannya dengan politik. Aristoteles juga menulis pemikirannya
yang kemudian dikenal dengan “Leacture Noted”. Selain itu, Aristoteles juga
memiliki 6 karya tulis tentang logika, 26 dengan subjek berbeda tentang dasar
ilmu sosial, 4 Dalam etika dan moral, 3
tentang seni dan puisi. Selebihnya tentang metafisika, ekonomi, sejarah, dan
politik. Beberapa tulisan lainnya adalah Dialouges
and others works of a popular character, Collections of fact and material from scientific treatment, Systematic tract On the Polity of the
Athenians. Beberapa metode yang digunakan oleh Aristoteles adalah sebagai
berikut Scientific and analytical methodology, Induktif dan Deduktif, Historical
dan Comparative, Teleological and Analogical, Analytical and Observation.
Pondasi
Filsafat Teori Politik dan Etika Aristoteles adalah sebagai berikut, politik
tidak akan lepas dari ilmu dan etika, fenomena merupakan intepretasi dari bentuk
dan ruh, etika menjadi pemandu ilmu politik, negara adalah bentuk dari moral
sejati yang membentuk kehidupan.
Nicomachean Ethnics Menurut
Aristoteles
Menurut
Aristoteles, negara bukan hanya sekedar komunitas politik ( pemerintahan,
sekolah, etika, budaya ). Kualitas dari etika seseorang merupakan bagian dari
sebuah proses, “a good man, can only be a
good citizen” (kerjasama, toleransi, self-control).
Bagi Aristotlese, etika dan politik memiliki hububungan melalui jaur politik,
sedangkan basis dari teori politik adalah etika . Teori politik memiliki
hubungan dengan teori etika, Ex: orientasi pada etika ( keadilan adalah
kebajikan). Beberapa ide politik dari Aristoteles adalah sebagai berikut,
tentang adanya teori keadilan. Diperbolehkannya kepemilikan barang, keluarga,
dan legalisasi perbudakan. Ide mengenai Teori Revolusi, Teori Negara, Evaluasi
Teori Politik
Ide Politik Aristoteles (Teori
Keadilan)
Menurut
Aristoteles, keadilan merupakan esensi utama dari negara, politik tidak akan
dapat bertahan lama tanpa adanya keadilan dalam hak. Manusia akan dapat hidup
dengan baik saat ada hukum dan keadilan yang dijalankan dalam negara. Keadilan
berhubungan erat dengan kebajikan, kebajikan yang komplit, dan perwujudan dari
seluruh kebaikan. Kebajikan (vertue) yang dilaksanakan adalah keharusan bagi
setiap individu, karena bagi Aristoteles, kebajikan menjadi hal yang rasional
untuk menegakkan keadilan.
Keadilan
akan menjadikan negara memiliki vision dan mengabungkannya dengan etika. Negara
memiliki etika yang tinggi (Fair and Equal), karenanya keadilan dapat
memunculkan Vertue (kebajikan). Salah satu tipe keadilan menurut Aristoteles
adalah Distributive and Corrective
Keadilan Antara Plato dan
Aristoteles
Plato
|
Aristoteles
|
Keharusan
mengerjakan sesuatu (keahlian)
|
Reward
( proposition to what contributes)
|
Hubungannya
dengan kewajiban
|
Hubungannya
dengan hak
|
Moral
dan philosophical
|
Legal
|
Keunggulan
individu mengerjakan sesuatu
|
Sesuatu
yang sepatutnya diterima
|
Spiritual
|
Practical,
vertue in action, goodness in practice
|
Related
inner self
|
From
the soul related to action
|
Properti,
Keluarga, dan Perbudakan
Dengan
adanya kepemilikan menurut Aristoteles, kepemilikan akan mendatangkan kepuasan
psikologi dan mendorong insting manusia untuk menjaga berbagai macam
kepemilikannya. Penggunaan properti
sebatas pada pemenuhan kebutuhan hidup tidak lebih, karena hal tersebut dapat
merusak individu. Hal tersebut terkait dengan pendapatnya yang melihat properti
bagian dari rumah tangga, dan barang siapa yang dapat mengaturnya (property
tersebut) berarti dapat mengatur rumah tangganya. Bagi Aristoteles:
-
Kepemilikan pribadi untuk pribadi (bahaya)
- Kepemilikan bersama untuk pribadi
(sosialis)
- Kepemilikan bersama untuk bersama
(dapat dilakukan)
- Kepemilikan pribadi untuk bersama
(memungkinkan)
Saat
berbicara mengenai keluarga, bagi Aristoteles, keluarga adalah identitas yang dapat digunakan untuk membangun
intelektualitas individu dalam masyarakat. Hal tersebut dikarenakan, menurut
Aristoteles, keluarga adalah sekolah yang paling utama dalam membangun sosial virtue
(kebajikan dalam individu), dimana di dalam keluarga akan terdapat cinta, kasih sayang, toleransi, pengorbanan,
dll. Secara luas, keluarga merupakan kepanjangan dari manusia secara individu,
dan desa kepanjangan (cakupan yang lebih luas) dari keluarga, dan negara adalah
kepanjangan dari desa dan kumpulan dari berbagai macam keluarga. Oleh karena
hal itu, bagi Aristoteles, keluarga adalah hal yang sangat mendasar dalam
negara (ruang publik dan ruang private). Menurut Aristoteles, perbudakan adalah
hal yang wajar terjadi (budak dan non-budak), bagi Aristoteles, perbudakan sama
halnya seperti suami istri (marital)
atau sama halnya seperti hubungan dengan orang tua (parental). Sebuah bentuk
hubungan yang secara alami terjadi. Perbudakan merupakan bagian dari properti
(alat) untuk melakukan tindakan, hal tersebut diakrenakan budak alami adalah
budak karena memang jiwa mereka tidak lengkap - mereka tidak memiliki kualitas
tertentu sebagaimana manusia pada umumnya, seperti kemampuan untuk berpikir
dengan benar, dan sehingga mereka perlu memiliki master (tuan) untuk
memberitahu mereka apa yang harus dilakukan. Hal itulah yang menjadikan budak
sebagai 'alat hidup‘, binatang domestik, yang hanya cocok untuk pekerjaan fisik
Teori Revolusi Menurut Aristoteles
Instabilitas
politik dapat mengakibakan terjadinya Revolusi. Terdapat dua cara untuk
melihatnya, yaitu melalui analisa dan bukti empiris. Revolusi merupakan sebuah
efek dari situasi dan kondisi dalam sebuah negara yang biasanya sedang
bergejolak. Bagi Aistoteles, politik bukanlah studi sistematis tentang filsafat
politik, namun lebih kepada sebuah seni dari sebuah pemerintahan dalam
menjalankan proses struktur pemerintahan. Revolusi dapat menyebabakan sebuah perubahan
baik dalam konstitusi dan perubahan dalam aturan (besar/kecil)
Adapun
beberapa arti dari Revolusi menurut Aristoteles adalah sebagai berikut:
- Perubahan aturan
- Perubahan political in nature
- Revolusi istana
- Instabilitas politik dan transformasi politik
Kekerasan, perusakan, dan pertumpahand arah
Beberapa
faktor penyebab terjadinya revolusi:
- - Gairah universal untuk hak istimewa dan hak prerogatif yang menyebabkan orang untuk membenci dan memberontak terhadap kondisi yang (tidak adil menurut mereka) dalam hal pangkat atau kekayaan
- - Penghinaan berlebihan atau ketamakan penguasa/ kelas berkuasa yang menyebabkan orang bereaksi terhadap mereka
- - Kepemilikan oleh satu atau lebih individu pada sebuah kekuasaan
- - Sebagai tabir untuk menyembunyikan kejahatan mereka sendiri
- - Peningkatan yang tidak proporsional dari setiap bagian (teritorial, sosial, ekonomi atau sebaliknya) dari negara, menyebabkan bagian lain untuk menggunakan cara-cara kekerasan
- - Pertikaian dan persaingan dari orang dari berbagai ras;
- - Dinamika pertengkaran dan permusuhan keluarga
- - Berjuang untuk kedudukan dan kekuasaan politik antara kelas rival dan faksi-faksi politik atau partai
Selain memaparkan penyebab terjadinya
sebuah revolusi, Aristoteles juga memaparkan beberapa point penting untuk mencegah
terjadinya revolusi
- - Adanya ketaatan pada hukum
- - Patriotisme
- - Pembatasan masa jabatan
- - Adaptasi pendidikan dengan bentuk pemerintahan
- - Pengakuan negara terhadap individu
Selain
itu, Aristoteles juga mengambarkan beberapa gambaran/ pendefinisian mengenai
pandangannya tentag sebuah negara, dimana
- - Negara pencapaian hidup yanglengkap
- - Pemenuh kebutuhan dasar, kehidupan yang lebih baik
- - Negara tumbuh (keluarga, desa, negara)
- - Negara sebelum individu
- - Negara adalah asosiasi dari asosiasi
- - Negara seperti organisme manusia
- - Negara adalah lebaga self sufficing
- - Negara adalah unsur yang membawa keberanekaragaman
Negara
terbaik menurut Aristoteles adalah:
- - Negara kota kecil
- - Wilayahnya sesuai dengan populasi
- - Terletak dekat sungai
- - Hukum berlaku
- - Kekuasaan dipegang orang yang mampu
Evaluasi
Salah
satu alasan penting untuk perbedaan ditandai adalah kenyataan bahwa Politik
tidak seperti Republik adalah kumpulan dari catatan kuliah dan sejumlah
esai yang berbeda ditulis selama periode waktu. Tidak seperti Plato Republik,
yang ditulis di latar belakang dari kekalahan Athena dengan Sparta dalam Perang
Peloponnesia dan pelaksanaan Socrates oleh demokrasi Athena, karya-karya
Aristoteles diukur dalam berpikir dan analisis, mencerminkan pikiran ilmuwan
daripada yang dari filsuf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar