Ada banyak perkembangan yang terjadi diabad keduapuluh ini,antara lain adalah berakhirnya kerajaan Eropa khususnya Inggris dan Perancis pada abad ke sembilan belas,serta berakhirnya fasisme dan juga paham nazi,serta bangkitnya komunisme di China serta adanya pergeseran tranformasi ekonomi global yang pada awalnya didominasi oleh Amerika Srikat kini mulai di pegang oleh kekuatan bariu dari Asia Timur yaitu Jepang,namun hal yang paling menarik adalah lahirnya paham demokrasi sebgai bentuk pemerintahan yang utama bagi negara-megara didunia dan merupakan paham yang paling bisa diterima ,seperti apa yang diadopsi oleh negara-negara dunia saat ini baik dalam bentuk dan konsep demokrasi itu sendiri.
Perkembangan demokrasi itu senderi tidak terlepas dengan ditanda tanganinya “Magna Carta” di tahun 1215 yang berlanjut dengan paham bahwa demokrasi merupakan sebuah sistem “normal” yang berlaku bagi seluruh negara di dunia baik itu Amerika,Eropa,Afrika,serta Asia.Demokrasi dalam perkembangannya telah menjadi sebuah sistem yang sifatnya universal ,hal demikian didukung dengan adanya rentetan sejarah yang panjang diabad ke sembilan belas oleh para reolusioner perancis yang berkontribusi dalam pemahaman konsep demokrasi sebagai konsep umum.
Konsep dasar pemiiran teori demokrasio tersebut berlanjut dengan apakah setiap negara “cocok dengan sistem demokrasi” Pemikiran ini berubah hanya dalam abad kedua puluh, dengan pengakuan bahwa pertanyaan itu sendiri yang salah: Suatu negara tidak harus dianggap cocok untuk demokrasi, melainkan telah menjadi sehat melalui demokrasi.Hal ini dikarenakan latar belakang yang berbeda beda baik dari segi kemakmuran,sosial dan budaya yang ada.
Hal inilah yang pada akhirnya menajadi sebuah modal utama yaitu diamana adanya persamaan hak bail lelaki dan perempuan, hal inilah yang mendasari sifat universal dari demokrasi itu sendiri,namun tidak hanya sampai disitu kedepannya akan ada banyak hambatan serta halangan bagi demokrasi itu sendiri yang terpenting adalah bagaimana kita dapat memahami arti dari mengapa demokrasi menjadi sistem yang dpercaya pada dunia yang kontemporer seperti saat ini.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnay bahwa tantangan demokrasi akan hadir dari berbgai macam arah ,dan salah satu yang membuat demokrasi belum berjalan efektif adalah karena demokrasi itu sendiri tidak memiliki standar yang baku bagi setiap negara,hal ini terkait dengan latar belakang baik sosial ,okonmi dan budayanya.Meskipun demikian opini dunia telah bergeser,kita tidak lagi dapat bertanya apakah negara A,B,atau C cocok dengan demokrasi.
Satu hal yang harus kita sadari adalah kontribusi sebuah pemikiran besar yang revolusioner di era ini adalah demokrasi telah diterima sebgai sebauah nilai yang universal dan juga relevan.
Pengalaman India
Pertanyaannya adalah sebeerapa banyak demokrasi ini dapat bekerja dengan baik?dalam hal ini tentu kita tidak dapat membandingkan India dengan negara-negara sperti Amerika ,Eropa dan lain sebaginya,karena pada awal kemerdekaannya Inida masih diselimuti dengann probl internal sistem serta lembaga pemerintahannya,namun dalam perkembangannya kini India dapat menjadi sebuah negara yang demokratis.
Hal ini tercermin dengan adanya kemampuan India dalam membendung kepentingan dari komunal serta agama yang biasanya menjadi penyebab konflik,karena india merupakan sebuah negara yang heterogen.
Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi
Terdapat asumsi bahwa negara yang non demokratis memiliki pertumbuhan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dibnding dengan negara yang non otoriter,hal ini seringa disebut dengan “hipotesis Lee Kuan Lee” perdana mentri sekaligus presiden Singapura,para penganut paham ini didasari oleh sporadis empirisme,yaitu mencoba untuk mengambarkan pada informasi yang terpilih dan terbatas bukan pada setiap pengujian statistik umum selama luas data yang tersedia.
Suatu relasi umum semacam ini tidak dapat dibangun atas dasar bukti yang sangat selektif. Misalnya, kita tidak bisa benar-benar mengambil pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari Singapura atau China sebagai "bukti definitif" yang otoriterisme tidak lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kita dapat menarik contoh yang berbeda dari fakta negara Botswana, yaitu negara dengan catatan terbaik dari pertumbuhan perekonomian di Afrika, telah menjadi oase demokrasi sejak puluhan tahun Kita membutuhkan lebih studi empiris sistematis untuk memilah klaim dan counterclaims. Ada pada kenyataannya, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa pemerintahan yang otoriter dan penindasan hak-hak politik serta sipil benar-benar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi.
Adapun hal yang menyebabkannya dalah konflik umum antara hak politik dan ekonomi,jika kita berbicara tentang perb andignan ,maka kita tidak akan menemukan hubugnan antara demokrasi dengan ekonomi yang menjamin kearah perekonomian yang lebih baik namun demokrasi merupakan hal yang masuk akal.
Dimana dalam demokrasi adanya sebuah “kebijakan yang membantu” dalam keterbukaan untuk berkompetisi satu dengan yang lainnya,adapun pertumbuhan ekomomi disebabkan oleh iklim perekonomian yang ramah ditengah sistem politik yang keras.
Selain itu kita harus melihat kedalam cakupan yang lebih luas lagi yaitu hak politik dan individu guna membendug bencana ekonomi yang lebih besar lagi yaitu kelaparan,karena dengan adanya kebijakan politik yang mendukng dan sesuai pada iklimnya tentu bencana tersebut dapat terelakkan.
Alasan lainnya adalah pemerintahan yang demokratis memiliki kebijakan yang lebih bernilai tinggi dan praktis,karena dapat terciptanya kebijakan insentif ekonomi dan mengabaikan insentif politik ( yang menjamin demokrasi).
Fungsi Demokrasi
Kita tidak harus mengeditinfikasi demokrasi dengan kekuasaan mayoritas,namun demokrasi amatlah komplek mulai dari mengormati suara pemilu,kebebasan berpendapat,kebebasan media dan hak-hak individu,media bebas menyediakan beritanya masing-masing dan publik dapat mengaksesnya serta ,eberikan pendapatnya masing-masing tanpa harus adanya sensor.
Demokrasi adalah sistem menuntut bukan hanya pada kekuasaan mayoitas semata,dalam hal ini kita akan melihat demokrasi sebagai nilai universal yang dapat membuat kaya masyarakat yang menganutnya,yang pertama adalah kebebasan berpolitik yang merupakan bagian dari kebebasan individu bagian terpenting dari mahluk sosial yaitu dapat berpartisipasi dalam politik.
Yang kedua demokrasi memiliki nilai instrumental penting dalam pembangunan ekonomi,dan yang ketiga adalah nilai deokrasi memberi kesmpatan bagi warganya untuk dapat belajar satu dengan yang lainnya,serta membeantu masyarakat untuk memahami hal-hal yang prioritas akan kebutuhan seperti kebutuhan akan ekonomi,dan membentuk sebuah opini dserta analisis yang membangun.
Dengan demikian pada masyarakat akan dapat menyelegaran sebuah forum diskusi dan dituntut untuk hal-hal yang kritis,berkenaan dengan niali universal dari demokrasi itu sendiri,penulis berpandapat bahwa universal itu sendiri merupakan sebuah nilai yang diakui atau di anut oleh segeolongan orang karena memiliki kelebihan dan keuntungan,seperti halnya Ghandi,ia tidakpernah mengatakan gerakan non kekerasannya adalah gerakan universal.
Argumen Dari Peredaan Budaya
Dalam hal ini yang akan dilihat ada;lah bagai mana dengan adanya perbedaan sosial budaya dalam konteks “asia”,dalam hal ini perbedaan kultur antara barat dan asia tentu amat bertolak belakang,seperti halnya asia timur,asia tengah,serta asia tenggara yang memiliki kultur dan budaya yang hampir sama.
Ni;lai-nilai kultur asia yang juga sebagian besar dipengaruhi oleh agama yang memusuhi politik dan demokrasi tidak mengandung kritis eskipun memang cendrung skeptis akan hal-hal tersebut.
Oleh :
Haryo Prasodjo,wahidatun Hasanah,Ledya Paramitha,dan Galih S.B.P Swarna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar