“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Konsep Latecomer Strategies


Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
 
Sebuah negara yang dapat dikatakan sebagai negara dalam kategori latecomer adalah saat bagaimana sebuah negara mencoba untuk membuka berbagai kebijakan yang diupayakan untuk memajukan ekonominya sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan dalam persaingan dengan perusahaan asing yang sebelumnya menikmati keuntungan. Sebagian negara yang ada di dunia, kurang lebih telah mengalami sebuah fase yang panjang dalam mengatasi perekonomian dalam negerinya. Dalam hal ini, tidak semua pemerintah yang ada dalam sebuah negara bersedia untuk melakukan nasionalisasi pada industri-industri strategis tertentu milik asing yang ada di dalam negeri, serta melakukan deregulasi pasar. Beberapa alasan berbeda biasanya menjadi pertimbangan pemrintahan sebuah negara adalah:

1.      Adanya kekhawatiran mengenai biaya yang ditimbulkan dari sosial liberal saat melakukan reformasi pasar.
2.      Adanya pertimbangan dalam segi politik, yang memiliki peranan penting[1].
Dalam mengejar ketertinggalannya, negara yang hadir sebagai latecomer akan menerapkan beberapa langkah dan strategi. Dimana strategi tersebut digunakan sebagai arah pedoman negara dalam menghadapi berbagai hambatan dan kendala teknis. Fokus pada tujuan dari strategi merupakan kunci utama dalam mengatasi kelemahan yang selama ini ada di dalam negeri. Sebuah negara dalam katagori latecomer, dapat mengatasi dan mengurangi potensi kerugian dengan fokus pada satu titik yang digunakan sebagai langkah untuk mengejar ketertinggalan, megatasi kelemahan, dan juga mengurangi kerugian negara tersebut.

 Negara dengan kategori latecomer juga harus memiliki komitmen dalam jangka panjang. Negara tersebut harus siap dan mampu dalam menghadapi berbagai macam kesulitan yang datang dari dinamika lingkungan internasional yang terkadang kurang bersahabat. Selain itu, disisi lain, negara yang hadir sebagai latecomer jug aharus dapat mencapai skala ekonomi prioritas dalam waktu singkat untuk mengatasi kerugian yang ditimbulkan selama periode sebelumnya. Negara tersebut juga harus memiliki sebuah strategi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada dan mengejar ketertinggalan.[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar