“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Konsep Small States in Multilateral Negotiations



 Oleh : Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)

Negosiasi digunakan agar suara negara yang memiliki kekuatan relatif kecil dapat didengar, sehingga apa yang diharapkan dari kebijakan dan politik luar negerinya dapat didengar dan dipertimbangkan. Negosiasi digunakan juga sebagai salah satu upaya suatu negara dalam meningkatkan posisi dan daya tawarnya dalam dunia internasional. Dalam sebuah negosiasi di dunia internasional, sebuah negara harus mengintegrasikan berbagai aspek yang dimilikinya, baik dari segi ekonomi maupun politik. Selain itu, konsep ini juga dapat digunakan dalam melihat bagaimana sebuah negara melakukan cara yang berbeda pada negosiasi yang berbeda. Setidaknya terdapat dua bentuk tipe strategi yang digunakan, pertama adalah strategi capacity bulding dan kedua adalah shaping strategy.[1] Sebelum negosiasi dilakuakan setidaknya negara sudah harus memiliki apa yang disebut sebagai capacity building, yang nantinya digunakan dalam membentuk strategi yang digunakan untuk dapat mempengaruhi proses negosiasi. Sehinggga, output yang diharapkan dari proses tersebut adalah, goal dari tujuan negara tersebut. Hal tersebut dikarenakan sebuah negara kecil akan mengalami kesulitan dalam menjalin negosiasi internasional tanpa adanya kapasitas relasi  dengan negara lainnya. Setidaknya dalam tulisan yang dipaparkan oleh Diana Panke, terdapat dua strategi yang digunakan oleh sebuah negara dalam proses negosiasinya. Pertama adalah dengan menggunakan kekuatan dari capacity buildingnya. Kedua dengan menggunakan secara luas berbagai macam cara untuk dapat membentuk berbagai macam strategi baik dalam arena kebijakan maupun arena institusional.

Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, saat megara tersebut menggunakan kapasitas yang terbatas tersebut untuk hal yang paling prioritas. Yaitu dengan cara memfokuskan sumber daya seperti modal keuangan, administrasi, serta politiknya pada tujuan yang akan dituju. Beberapa hal tersebut yang nantinya akan membentuk sebuah strategi dan juga kapasitas pembangunan negara tersebut.  Sebuah negara membutuhkan strategi dalam negosiasi untuk memenuhi jangkauan kondisi dan mencapai seluruh jangkauan para aktor esensial yang membutuhkan keterkaitan antar kebijakan. Strategy Capacity building dapat terus ditingkatkan melalui penjelasan dengan informasi yang saling terhubung dan didukung melalui dorongan terkait dengan alasan negara tersebut untuk dapat maju.Selain itu dengan bergabung bersama negara lainnya, dapat meningkatkan pengaruh daya tawar kolektif   dan juga meningkatkan efektifitasnya. Dalam tulisannya yang lain yang berjudul “Drawft in international negotiations: How small states make their voice heared”, Diana Pangke juga menjelaskan bahwa small state juga dapat didefinisikan dengan negara yang hadir sebagai penyeimbang dalam sebuah proses negosiasi. Meskipun demikian, negara tersebut harus memiliki apa yang menjadi sebuah hal terpenting dalam negosiasi yaitu financial resource. Dalam sebuah negosiasi internasional, financial resource dapat digunakan untuk mengefektifkan proses negosiasi.[2] 

Dengan menggunakan konsep ini, tulisan ini berusaha untuj menjelaskan bagaimana India dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya saat ini, digunakan untuk terus melakukan kerjamsa dengan negara-negara lainnya sebagai upaya untuk menjembatani India dengan dunia internasional. Konsep ini juga dapat digunakan untuk melihat, negosiasi yang dilakukan India juga digunakan untuk meningkatkan posisinya dalam negaosiasi yang lebih besar.



[1] Pangke, Diana. Dalam “Drawft in international negotiations: How small states make their voice heared”. Cambridge Riview of International Affairs, Volume 25, Number 3, September 2012 Page 318.
[2] Opcit, Pangke, Diana. “Drawft in international negotiations: How small states make their voice heared”. Page 315.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar