“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Resume Film The War On Democracy

Oleh : Haryo Prasodjo,Wahidatun Hasanah,Ledya Paramitha,dan Galih SBP Swarna
The War on Democracy adalah sebuah film documenter karya John Pilger yang menceritakan tentang hubungan antara pemerintah negara Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin. Washington mencoba mengendalikan negara-negara Amerika Latin yang kebanyakan memiliki kekayaan sumber daya alam seperti minyak dll. The War on Democracy mencoba mengungkapkan fakta yang terjadi di balik kejadian-kejadian yang menimpa negara-negara Amerika Latin.
Seperti yang terjadi pada Venezuela, salah satu negara Amerika Latin yang mendapatkan intervensi dari pemerintah AS. Hugo Chaves presiden dari Venezuela, adalah presiden terpilih. Merupakan seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, tetapi seperti kebanyakan pemimpin lain Chaves juga memiliki oposisi, orang-orang yang membenci dan menentang kekuasaan dan kebijakannya, hal ini di karenakan Chaves adalah pemimpin yang mendukung kepentingan rakyat kecil, ia menggunakan kekayaan alam Venezuela seperti minyak sebagai senjata untuk mensejahterakan rakyat, keuntungan dari minyak Venezuela digunakan secara demokratis. Jutaan rakyat miskin Venezuela mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis, bahkan para ibu rumah tangga pun mendapatkan gaji dari apa yang dikerjakan mereka di rumah. Selain itu juga terdapat took-toko yang menjual barang dengan harga rendah, semua kebijakan berpihak pada rakyat kecil yang dulunya tidak di anggap sebelum masa Chaves. Itulah mengapa Chaves memiliki begitu banyak pendukung terutama dari rakyat kecil.
Chaves merupakan seseorang yang bukan berasal dari keluarga kaya, ia mengerti betul bagaimana rasanya menjadi orang kecil, dia belajar untuk berbagi walaupun itu hanya sedikit. Iitulah nilai-nilai yang dibawa Chaves semenjak kecil. Sampai pada akhirnya Chhaves masuk militer dan belajar bbagaimana cara melawan penjajahan dalam bentuk apapun, itu yang sangat di pahami Chaves. Chaves memutuskan hubungan antara konglomerat-konglomerat kaya Venezuela yang mendapatkan profit besar dari penjualan minyak kepada AS dengan harga yang murah. Inilah salah satu hal yang meresahkan pemerintah AS. Venezuela menjadai salah satu importir terbesar AS, tentunya negara seperti AS akan terganggu jika merasa kepentingan mereka terusik karena minyak sebagai bahan bakar merupakan hal yang sangat vital bagi AS. Pada puncaknya terjadi tragedi yang tidak begitu menguntungkan bagi Chaves, yang mana kejadian itu sendiri telah direncanakan oleh para penentang chaves, Chaves beserta para pengikutnya dituduh telah melakukan penyerangan terhadap warga sipil yang sedang melakukan demonstrasi menentang chaves. Tak lama setelah kejadian ini chaves di kepung dan dipaksa turun dari kekuasaannya, jika tidak ia akan di hancurkan. Hal ini membuat Chaves turun secara tidak terhormat dan menjadikan ini sebagai kudeta. Chaves menghilang seorang dictator baru muncul, demokrasi dihancurkan.
Chaves pada akhirnya diselamatkan oleh rakyatnya sendiri yang berdemonstrasi besar-besaran dan meminta ia untuk kembali. Chavez sendiri hanyalah salah satu contoh korban dari control AS yang begitu besar kepada negara-negara Amerika Latin. AS negara yang selalu mempromosikan demokrasi ternyata tidak peduli sama sekali dengan demokrasi jika hal itu berbenturan dengan kepentingan mereka. AS ialah sebuah kekuatan besar yang akan melakukan apa saja demi memenuhi kepentingan-kepentingan mereka. Mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk melakukan apa saja. Tak jarang hal-hal yang sangat bertentangan dengan demokrasi dan hak asasi manusia yang selama ini mereka promosikan juga dilakukan untuk menakut-nakuti atau bahkan untuk menjatuuhkan rezim yang menentang bekerja sama ataupun merugikannya, seperti juga yang terjadi pada Guatemala, Cuba, Chille dll. Tujuan utama AS sebenarnya adalah control, karena jika bukan mereka yang mengontrol maka yang lain akan mengontrol, jika hal ini terjadi itu akan sangat tidak menguntungkan bagi pemerintah AS.
Film documenter The War on Democracy menyajikan fakta-fakta dan bukti-bukti yang menunjukan bahwa adanya keterlibatan pemerintah AS dalam penggulingan kekuasaan dan demokrasi di negara-negara Amerika Latin. Bahkan juga mereka tidak segan-segan untuk melakukan tindakan kekerasan yang akan menyebabkan ribuan nyawa melayang. Pemerintah As selalu mendukung dan memberikan bantuan kepada kelompok oposisi negara-negara setempat untuk menggulingkan kekuasaan yang bertentangan dengan kepentingan AS. Hal ini bukan lagi merupakan suatu konspirasi ataupun mitos tetapi sebuah kenyataan. The War on Democracy memperlihatkan kenyataan yang sebenarnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar