Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Seperti yang kita
ketahui dalam rentang waktu 1951-1991 India telah membuat kebijakan yang justru
membuatnya terjebak dalam perencanaan ekonomi terpusat dengan kontrol
pemerintah yang luas dalam kegiatan ekonominya. PM Jawaharlal Nehru
memperkenalkan rencana pembangunan lima tahun. Nehru berkeyakinan, yang
diperlukan bagi negara yang baru berdiri
adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat disertai dengan langkah-langkah dalam meningkatkan pendapatan dan konsumsi
masyarakat yang miskin. Dalam proses ini pemerintah sangatlah mengambil peranan
penting. Sejak tahun 1951 serangkaian rencana perlahan telah dipersiapkan untuk
membimbing pembangunan dalam negeri. Dan pada tahun 1952 untuk pertama kalinya
melalui sebuah kebijakan dalam bentuk rencana pembangunan lima tahunan
pemerintah India merumuskan fokus pembangunan pada kebutuhan ekonomi India[1].
Meskipun demikian pembangunan di India yang berlangsung di era tahun 1950-an
masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan
Asia. Strategi India yang seperti ini didasari atas “inward looking” dengan model pembangunan melalui “subtitusi impor”. Hal tersebut dapat telihat
dari desain rencana pembangunan lima tahun kedua (1956-1961) yang mana lebih
banyak dipengaruhi dengan model pembangunan di Uni Soviet[2].
Resolusi kebijakan
industri pada tahun 1956 sangatlah penting untuk dilakukan. Terdapat 17
industri eksklusif pada sektor publik dan 12 diantaranya dikelolah oleh
pemerintah serta sisanya dikelolah oleh swasta. Pada tahun juga 1956 bisnis
asuransi jiwa juga ikut dinasionalisasi. Perekonomian India mengalami stagnansi
sejak abad kesembilan belas karena ditahannya pembangunan industri untuk
menahan produk barang asal Inggris. Pada tahun 1972 bisnis asuransi umum diakusisi
oleh sektor publik. Yang mana ditahun sebelumnya yaitu tahun 1969 sebagian bank
komersial ikut dinasionalisasi. Selama bertahun-tahun pemerintah pusat dan
negara berusaha untuk membentuk lembaga serta perusahaan yang bergerak dalam
bidang keuangan, perdagangan, eksploitasi mineral, manufaktur, utilitas, serta
sarana transportasi. Sektor publik memiliki pengaruh yang luas di seluruh sendi
perekonomian yang meskipun nilai asetnya lebih kecil dibandingkan dengan sektor
swasta, namun pertumbuhan ekspor telah lama diabaikan oleh India.
Pada
masa Nehru juga sudah dikenal sebuah sistem liberal yang dinamakan "broad-banding”, yaitu sebuah sistem dimana seorang pengusaha swasta
diberi izin untuk menghasilkan sesuatu, ia hanya boleh menghasilkan apa yang
telah ditentukan dan tidak boleh menghasilkan sesuatu yang lain.
Dimana, selama ia tidak menggunakan bahan baku yang
lebih, ia berhak untuk membuat sesuatu yang lain[3].
Namun kontrol yang luas dan ketat dari pemerintah terhadap persyaratan dan
perizinan industrialisasi justru menciptakan ketidak seimbangan dan masalah
struktural di banyak lini perekonomian. Adanya kontrol impor dan kebijakan
tarif membuat produsen lokal memproduksi subtitusi impor dalam sebuah kondisi
tanpa adanya persaingan dan tekanan yang pada akhirnya membuat semakin tidak
efisien. Model ekonomi top-down pada masa pemeritnahan Nehru membantu
mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil karena dua alasan.
Pertama, India sedang mengalami fase industrialisasi yang pesat dan baru pulih
dari masa penindasan ekonomi di bawah Inggris. Kedua, dan yang lebih penting,
Nehru mampu melaksanakan sebagian besar program-program ekonominya karena dukungan
kuat dari Partai Kongres India yang mendominasi negara secara politik dan
memegang kekuasaan yang cukup di India[4].
Tingkat pertumbuhan
ekonomi antara tahun 1951-1979 hanya berkisar pada angka 3,1% per tahunnya.
Stagnansinya kebijakan kelembagaan dalam bidang pertanian membuat infesiensi
dibanyak faktor industri dan berkontribusi besar kepada stagnansinya ekonomi
India. Terciptanya perekonomian yang mandiri dan menekan angka kemiskinan yang
menjadi tujuan strategis pada awal kemerdekaan jauh dari yang diharapkan.
Strategi sosialis dengan industrialisasi berbasiskan subtitusi impor yang
diadopsi India telah mengabaikan faktor penting ekspor-impor telah menyebabkan
pembangunan India yang statis[5].
[1] Dalam “India
Economy”. Diakses melalui http://www.mapsofindia.com/india-economy.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.
[2] Dalam “India
economy”. Diakses melalui http://www.mongabay.com/reference/country_studies/india/ECONOMY.html. Pada tanggal 2 Juli 2013.
[3] Williamson, John. Dalam “The Rise of the Indian Economy”. Diakses melalui http://www.unc.edu/depts/diplomat/item/2006/0406/will/williamson_india.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.
[4] Sibal, D. Rajeev. Dalam “The Untold story of India’s Economy”. Diakses melalui http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/reports/pdf/SR010/sibal.pdf. Diakses pada tanggal 1 Juli 2013. hal 20 .
[5] Rajan S, Ramkishan
and Sen, Rahul. Dalam “India: A
Decade of Economic Liberalization”. Avian Group Campendium. Economic Order
in the Global Era, April 2002. Diakses melalui http://ramkishenrajan.gmu.edu/pdfs/publications/other_policy_briefs_and_opeds/2002_2003/04-71.pdf. Pada tanggal 24 Juli 2013.
Dubril Firm Loan menawarkan pinjaman aman dan tidak aman untuk individu, pembentukan pribadi dan umum tanpa agunan.
BalasHapustingkat bunga kami adalah pada tingkat yang terjangkau dari 2% dan kami proses pinjaman / pengadaan adalah yang terbaik yang pernah Anda dapat mendapatkan.
Kami menawarkan setiap jumlah pinjaman dan untuk alasan yang masuk akal.
Hubungi kami hari ini untuk pinjaman Anda melalui,
Email: dubrilloanfirm@gmail.com
Skype: dubrilloanfirm1