“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Ekonomi masa Jawaharlal Nehru (1951-1965)



Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Seperti yang kita ketahui dalam rentang waktu 1951-1991 India telah membuat kebijakan yang justru membuatnya terjebak dalam perencanaan ekonomi terpusat dengan kontrol pemerintah yang luas dalam kegiatan ekonominya. PM Jawaharlal Nehru memperkenalkan rencana pembangunan lima tahun. Nehru berkeyakinan, yang diperlukan bagi  negara yang baru berdiri adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat disertai dengan langkah-langkah  dalam meningkatkan pendapatan dan konsumsi masyarakat yang miskin. Dalam proses ini pemerintah sangatlah mengambil peranan penting. Sejak tahun 1951 serangkaian rencana perlahan telah dipersiapkan untuk membimbing pembangunan dalam negeri. Dan pada tahun 1952 untuk pertama kalinya melalui sebuah kebijakan dalam bentuk rencana pembangunan lima tahunan pemerintah India merumuskan fokus pembangunan pada kebutuhan ekonomi India[1]. Meskipun demikian pembangunan di India yang berlangsung di era tahun 1950-an masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan Asia. Strategi India yang seperti ini didasari atas “inward looking” dengan model pembangunan melalui  “subtitusi impor”. Hal tersebut dapat telihat dari desain rencana pembangunan lima tahun kedua (1956-1961) yang mana lebih banyak dipengaruhi dengan model pembangunan di Uni Soviet[2].

Resolusi kebijakan industri pada tahun 1956 sangatlah penting untuk dilakukan. Terdapat 17 industri eksklusif pada sektor publik dan 12 diantaranya dikelolah oleh pemerintah serta sisanya dikelolah oleh swasta. Pada tahun juga 1956 bisnis asuransi jiwa juga ikut dinasionalisasi. Perekonomian India mengalami stagnansi sejak abad kesembilan belas karena ditahannya pembangunan industri untuk menahan produk barang asal Inggris. Pada tahun 1972 bisnis asuransi umum diakusisi oleh sektor publik. Yang mana ditahun sebelumnya yaitu tahun 1969 sebagian bank komersial ikut dinasionalisasi. Selama bertahun-tahun pemerintah pusat dan negara berusaha untuk membentuk lembaga serta perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, perdagangan, eksploitasi mineral, manufaktur, utilitas, serta sarana transportasi. Sektor publik memiliki pengaruh yang luas di seluruh sendi perekonomian yang meskipun nilai asetnya lebih kecil dibandingkan dengan sektor swasta, namun pertumbuhan ekspor telah lama diabaikan oleh India.
Pada masa Nehru juga sudah dikenal sebuah sistem liberal yang dinamakan "broad-banding”, yaitu  sebuah sistem dimana seorang pengusaha swasta diberi izin untuk menghasilkan sesuatu, ia hanya boleh menghasilkan apa yang telah ditentukan dan tidak boleh menghasilkan sesuatu yang lain. Dimana, selama ia tidak menggunakan bahan baku yang lebih, ia berhak untuk membuat sesuatu yang lain[3]. Namun kontrol yang luas dan ketat dari pemerintah terhadap persyaratan dan perizinan industrialisasi justru menciptakan ketidak seimbangan dan masalah struktural di banyak lini perekonomian. Adanya kontrol impor dan kebijakan tarif membuat produsen lokal memproduksi subtitusi impor dalam sebuah kondisi tanpa adanya persaingan dan tekanan yang pada akhirnya membuat semakin tidak efisien. Model ekonomi top-down  pada masa pemeritnahan Nehru membantu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil karena dua alasan. Pertama, India sedang mengalami fase industrialisasi yang pesat dan baru pulih dari masa penindasan ekonomi di bawah Inggris. Kedua, dan yang lebih penting, Nehru mampu melaksanakan sebagian besar program-program ekonominya karena dukungan kuat dari Partai Kongres India yang mendominasi negara secara politik dan memegang kekuasaan yang cukup di India[4].
Tingkat pertumbuhan ekonomi antara tahun 1951-1979 hanya berkisar pada angka 3,1% per tahunnya. Stagnansinya kebijakan kelembagaan dalam bidang pertanian membuat infesiensi dibanyak faktor industri dan berkontribusi besar kepada stagnansinya ekonomi India. Terciptanya perekonomian yang mandiri dan menekan angka kemiskinan yang menjadi tujuan strategis pada awal kemerdekaan jauh dari yang diharapkan. Strategi sosialis dengan industrialisasi berbasiskan subtitusi impor yang diadopsi India telah mengabaikan faktor penting ekspor-impor telah menyebabkan pembangunan India yang statis[5].


[1] Dalam “India Economy”. Diakses melalui http://www.mapsofindia.com/india-economy.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.
[2] Dalam “India economy”. Diakses melalui  http://www.mongabay.com/reference/country_studies/india/ECONOMY.html. Pada tanggal 2 Juli 2013.
[3] Williamson, John. Dalam “The Rise of the Indian Economy”. Diakses melalui http://www.unc.edu/depts/diplomat/item/2006/0406/will/williamson_india.html. Pada tanggal 23 Juli 2013.
[4] Sibal, D. Rajeev. Dalam “The Untold story of India’s Economy”. Diakses melalui http://www.lse.ac.uk/IDEAS/publications/reports/pdf/SR010/sibal.pdf. Diakses pada tanggal 1 Juli 2013. hal 20 .
[5] Rajan S, Ramkishan  and Sen, Rahul. Dalam “India: A Decade of Economic Liberalization”. Avian Group Campendium. Economic Order in the Global Era, April 2002. Diakses melalui http://ramkishenrajan.gmu.edu/pdfs/publications/other_policy_briefs_and_opeds/2002_2003/04-71.pdf. Pada tanggal 24 Juli 2013.

1 komentar:

  1. Dubril Firm Loan menawarkan pinjaman aman dan tidak aman untuk individu, pembentukan pribadi dan umum tanpa agunan.
    tingkat bunga kami adalah pada tingkat yang terjangkau dari 2% dan kami proses pinjaman / pengadaan adalah yang terbaik yang pernah Anda dapat mendapatkan.
    Kami menawarkan setiap jumlah pinjaman dan untuk alasan yang masuk akal.
    Hubungi kami hari ini untuk pinjaman Anda melalui,
    Email: dubrilloanfirm@gmail.com
    Skype: dubrilloanfirm1

    BalasHapus