Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Sejak lima puluh lima
tahun dari kemerdekaannya sampai saat ini, India berjuang untuk melawan
kelaparan dan kemiskinan. Penjajahan masa kolonial yang panjang memaksa India
untuk berjalan memenuhi komoditas mentah untuk manufaktur di Inggris. Setelah
India mencapai kemerdekaannya, untuk memperbaiki situasi dalam negeri pasca
kemerdekaan kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah India adalah dengan
melakukan kebijakan berbasis pasar yang dipimpin langsung oleh negara. Yang
pada akhirnya mengarah kepada intervensionisme dengan tingkat
perlindungan yang tinggi bagi industri dalam negeri[1].
Banyak pemimpin-pemimpin negara di dunia seperti Nehru yang pada masa awal
kemerdekaannya dipengaruhi oleh ide-ide sosialis yang meganjurkan intervensi
pasar oleh pemerintah guna memandu laju perekonomian termasuk masalah
kepemilikan akan industri-industri inti negara.
Tujuannya tidak lain adalah
untuk mencapai tingkat perekonomian yang tinggi dan seimbang guna kepentingan
umum diamana pada program-programnya menitik beratkan pada kesejahteraan dan
menekan angka kemiskinan. Setelah kemerdekaannya pada tanggal 15Agustus 1947
Republik India menempel strategi sosialis pada sistem ekonominya. Resolusi
kebijakan industrialisasi tahun 1948 memberikan tempat bagi pemerintah untuk
memonopoli persenjataan, energi atom, rel kereta api, serta hak-hak eksklusif
dalam pengelolahan mineral industri besi dan baja, pesawat terbang, kapal laut,
serta industri telepon dan telegraf. Perusahaan swasta yang masih beroprasi
saat itu setidaknya masih memiliki waktu sepuluh tahun lagi sebelum akhirnya
diambil alih oleh pemerintah dengan dilakukannya program nasionalisasi.
[1] Dalam “History of
Indian Economy”. India Text Bringing World Closer to India.
http://indiatext.net/history-of-indian-economy/ . Diakses pada tanggal 3 Juli
2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar