Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Meskipun secara sekilas
ekonomi India tampak tertutup kerjasama internasional yang sifatnya bilateral
juga dilakukan India. Seperti contoh yang mana pada tahun 1965 Uni Soviet
adalah negara kedua penyumbang terbesar bagi pembangunan nasional di India.
Kerjasama tersebut memberikan kontribusi terhadap munculnya India sebagai
negara yang signifikan dalam industrialisasi yaitu dengan melalui pembangunan
pabrik untuk memproduksi baja, peralatan mesin, mesin-mesin alat berat, serta
alat pengekstrak minyak bumi[1].
Selain itu berbagai program jangka panjang juga dilakukan melalui kerjasama
antar pemerintah India dan Uni Soviet, adapaun program tersebut seperti
pelatihan ekhnisi India oleh Soviet, Soviet sebagai pemasok bahan baku bagi
industri India, serta India menjadi pasar produk jadi Uni Soviet. Pada akhir
tahun 1970-an Uni Soviet adalah mitra dagang terbesar India[2].
Sejak akhir tahun 1960
India memiliki sistem ekonomi yang sangat tertutup. India mengalami kemacetan
dalam pertumbuhan ekonomi dikarenakan India tidak melakukan ekspor-impor. Pada masa pemerintahannya Indira Gandhi tidak
merubah prinsip-prinsip penting dari kebijakan luar negeri India. Di awal tahun
1970 penduduk India melebihi angka 500 juta jiwa, krisis pangan terjadi. Dengan
disponsori oleh alat pertanian modern dan varietas benih unggul maka pemerintah
India memulai program yang dinamakan revolusi hijau. Pada tahun 1971 ketika
Indira Gandhi kembali berkuasa Indira kembali melakukan nasionalisasi bank-bank
yang ada serta memberlakukan kebijakan dan industrialisasi sosialis. Selain itu
beberapa faktor yang juga ikut menjadikan keadaan ekonomi India memburuk pada
era tahun 1965-1981 adalah besarnya biaya perang yang dikeluarkan oleh
pemerintah India dalam perang melawan Pakistan, besarnya biaya dalam menganggulangi
masalah pengungsi akibat perang, terjadinya kegagalan panen dari tahun
1972-1973, melonjaknya harga minyak dunia pada tahun 1973-1974, serta
terjadinya penurunan output industri perusahaan dalam negeri.
Yang pada akhirnya
menjadikan kenaikan harga komoditas, meningkatnya angka penganguran, merebaknya
krisis pangan dan berimbas pada laju perekonomian negara yang menjadi lambat
dan stagnan. Selain itu keadaan ekonomi, sosial, dan politik india yang tidak
stabil setelah ditemukannya bukti bahwa Indira Gandhi menyalahgunakan mesin
pemerintahan untuk tujuan pemilu turut memperkeruh suasana dalam negeri yang
kian memanas. Meskipun pemerintah India telah melakukan pinjaman melalui dana
talangan guna pemulihan dari Dana Moneter Internasional (IMF) namun tanda-tanda
pemulihan ekonomi belum juga terlihat. Hal ini dikarenakan India memandang dana
pinjaman dari IMF merupakan sebuah paket stabilisasi ekonomi bukan sebuah
reformasi ekonomi[3].
Sulitnya perizinan
usaha dan mendirikan perusahaan menjadikan perusahaan-perusahaan dalam negeri
yang ada menjadi malas dan tidak produktif dikarenakan tidak adanya kondisi
yang memaksa mereka untuk berkompetisi. Tidak hanya itu, tidak adanya kebijakan
serta visi kedepan mengenai industrialisasi yang ada di India untuk dapat
berekspansi keluar juga menyebabkan industri-industri yang ada hanya bermain
sebatas lokal. Pada bulan Januari 1980 untuk kedua kalinya Indira Gandhi
kembali menduduki kursi kepemimpinan Perdana Menteri India.
Perubahan sikap
pemerintah dengan mendukung bisnis swasta terjadi saat Indira Gandhi kembali
menjabat sebagai Perdana Menteri India untuk periode kedua. Yang mana
dimeyakini bahwa negara yang pemerintahnya bekerjasama dengan pengusaha, dapat
tumbuh lebih cepat [4]. Pada tahun 1984 perusahaan milik negara
mengalami defisit pembayaran dan pemerintah berusaha membendung defisit
tersebut dengan melakukan pinjaman luar negeri[5].
Pada tanggal 31 Oktober 1984 Indira Gandhi meninggal dunia setelah dibunuh oleh
kedua pengawalnya dari kaum sikh. Yang kemudian setelah kematiannya segala
bentuk urusan kepemerintahan digantikan
oleh anaknya Rajeev Gandhi. Pada masa pemerintahannya tersebut keadaan ekonomi
India belum dapat dikatakan membaik karena selama periode ini India dengan
tegas tetap mempertahankan sendiri jalur subtitusi impor dalam
industrialisasinya dalam bentuk transformasi rencana pembangunan lima tahun. Di
mana strategi tersebut menyerukan pembangunan dan produksi barang dalam negeri
adalah kunci utama dengan tujuan untuk melindungi industrialisasi dari kerasnya
persaingan dengan pihak asing. Dengan demikian negara memegang tangung jawab
sendiri untuk mengatur perdagangan, industrialisasi, serta pembiayaannya.
[1] Dalam “India-Rusia
Coutry Studies”. Diakses melalui http://countrystudies.us/india/133.htm. Pada tanggal 1 September 2013.
[2] Ibid.
[3] Chaudry, K Praveen. Kelkar, Vijay. Yadav, Vikash. The Evolution of “ Homegrown Conditionaly’ in
India : IMF Relations”. Dikases melalui http://people.hws.edu/vyadav/publications/jods.pdf. Pada tanggal 4 September 2013. Hal 75.
[4] Ramkishen S. Rajan. India: A Decade of Economic Liberalization Senior
Lecturer, School of Economic, University of Adelaide Rahul Sen. Research
Associate, Institute of Southeast Asian Studies, Singapore. Evian Group
Compendium April2002.Diakses melalui http://ramkishenrajan.gmu.edu/pdfs/publications/other_policy_briefs_and_opeds/2002_2003/04-71.pdf. Opcit hal 14.
[5] Dalam “Commanding Heights: India Overview”. Diakses
melalui http://www.pbs.org/wgbh/commandingheights/lo/countries/in/in_overview.html. Pada tanggal 1
September 2013.
Dubril Firm Loan menawarkan pinjaman aman dan tidak aman untuk individu, pembentukan pribadi dan umum tanpa agunan.
BalasHapustingkat bunga kami adalah pada tingkat yang terjangkau dari 2% dan kami proses pinjaman / pengadaan adalah yang terbaik yang pernah Anda dapat mendapatkan.
Kami menawarkan setiap jumlah pinjaman dan untuk alasan yang masuk akal.
Hubungi kami hari ini untuk pinjaman Anda melalui,
Email: dubrilloanfirm@gmail.com
Skype: dubrilloanfirm1
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut