“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Bali Process Sebagai Peluang Kerjasama Kompherensif Bagi Australia dan Indonesia


Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)

Forum Bali Process memberikan peluang lebih dalam bagi Australia dan Indonesia untuk dapat bekerjasama, sebagaimana dalam forum tersebut tidak hanya melibatkan aktor negara amun juga aktor non negara turut dilibatkan sebagai upaya pengintegrasian dalam pembentukan kebijakan dan program aturan yang kuat. Dalam forum tersebut turut dihadirkan berbagai kelompok ahli, industri, serta swasta dari masing-masing negara untuk bersama memberikan pandangannya dalam forum konsultasi yang ada dalam Bali Process. Hal tersebut memungkinkan bagi Australia dan Indonesia serta negara anggota lainnya untuk bersama berbagi informasi mengenai inisiatif kunci dan tren yang berkembang di masing-masing negara dalam hal yang berhubungan dengan perdangan manusia. Kegiatan tersebut berguna bagi Australia dan Indonesia dalam mengidentifikasi jalan kerjasama dan pengembangan program yang dibutuhkan kedepannya dalam menangani masalah pengungsu dan imigran ilegal. Hal tersebut juga tidak lepas dari kondisi Australia yang memiliki keinginnan lebih besar dalam melakukan kerjasama regional untuk membendung perdagangan dan penyekundupan manusia. 

Lebih jauh lagi, forum Bali Process dibentuk sebagai upaya negara-negara anggota dalam mengatasi tantangan dan berbagai permasalahan kompleks yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan ilegal yang terorganisir dan merugikan banyak negara. Bali Process terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas masing-masing anggotanya baik dalam kelembagaan dan juga pengimplementasian aturan di lapangan.  Adanya kebutuhan tiap negara dalam mengurangi gerakan penyelundupan dan perdaganan manusia telah memperkuat pelaksanaan kerangka kerjasama forum Bali Process. Hal tersebut termasuk melalui partisipasi negara dalam mengembangkan dan menerapkan pendekatan koperasi praktis. 


Melalui keberadaan forumBali Process, lebih mempermudah langkah Australia dan Indonesia dalam mendiskusikan peran jaringan penyelundupan dan perdangan manusia yang ada di wilayah perairan keduanya. Bali Process juga memberikan kemudahan bagi Australia dan Indonesia karena memberikan detail informasi yang lebih rinci serta terus diperbaharui terkait dengan berbagai macam modus, rute, dan kegiatan kriminal yang ada di beberapa wilayah negara anggota. Hal tersebut penting untuk diketahui sejak dini bagi Australia dan Indonesia agar kedua negara tersebut dapat mengambil tindakan preventif sebagai upaya menangani masalah yang dapat timbul di wilayah keduanya. Dengan adanya Bali Process, komunikasi atara Australia dan Indonesiaakan lebih dapat terkoordinasi dengan baik, hal tersebut tidak lepas dari peran negara anggota lainnya yang juga turut berkontribusi memberikan masukan dan pandangan lain menganai kasus yang berkenaan dengan imigran ilegal. Kedua negara dapat terus meningkatkan dan memperkuat peran lembaga hukum yang ada di masing-masing negara untuk dapat lebih peka dan efisien dalam menangani masalah imigran ilegal. Keberadaan forum Bali Process juga memberikan akses kepada semua aktor yang tidak hanya terpaku pada aktor negara saja, namun juga melibatkan dan mendorong aktor individu dan kelompok untuk turut berperan aktif dalam mempromosikan pendekatan yang lebih efektif dan terkoordinasi menganaimasalah imigran ilegal khususnya yang berada di wilayah Australia dna Indonesia.[1]

Seiring dengan berjalannya waktu, Bali Process memberkan kemajuan yang signifikan, hal tersebut dapat dilhat dari terus bertambahnya negara anggota yang turut berpartisipasi dalam Bali Process. Pada tahun 2013 lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa juga menyambut hangat tiga anggota baru ke dalam Bali Process, diantaranya adalah Uni Emirat Arab (UEA), Amerika Serikat, dan juga Badan PBB untuk Kejahatan Narkotika dan Obat-Obatan (UNODC). Kehadiran tiga anggota baru tersebut yang sebelumnya hanya memiliki status sebagai pengamat membuktikan, bahwa adanya kerjasama erat antar negara didunia, dalam menanggulani masalah penyelundupan dan perdaganan manusia serta kejahatan transnasional lainnya.[2]
 
Secara keseluruhan, keberadaan dari Bali Process telah menjadi wadah bagi Australia dan Indonesia untukmelakukan koordinasi terkait dengan pencegahan, penuntutan, perlindungan korban, dan juga kemitraan untuk mengakhiri perdaganan dan penyelundupan manusia. Dorongan untuk melakukan migrasi akan terus berkembang dengan terus berkembangnya tekhnologi informasi dan transportasi sebagai sarana perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Dorongan dari terus bertambahnya populasi yang memiliki mobilitas tinggi, pertumbuhan populasi, serta faktor sosial, politik, ekonomi, dan hak asasi manusia juga menjadi pemicu munculnya imigran legal.


[1] Dalam “Bali Process on People Smuggling, Trafficking, and Transnational Crime”, diakses melalui https://www.unodc.org/documents/southeastasiaandpacific//2011/04/som-indonesia/UNODC.final.statement.Bali_Process.pdf, pada tanggal 26 Juni 2015. Hal 2

[2] Dalam “RI Welcome three new Bali Process Members”, diakses melalui http://www.thejakartapost.com/news/2013/04/02/ri-welcomes-three-new-bali-process-members.html, pada tanggal 26 Juni 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar