“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Point Penting Dari Pertemuan Lanjutan Bali Process


Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Berbagai pertemuan lanjutan yang di selenggarakan sebagai kelanjutan dari forum kerjasama Bali Process memberikan dorongan bagi semua anggota untuk berbagi panduan dnegan instansi terkait yang terdapat di negara anggota untuk memanfaatkan keberadaan instansi tersebut sebagai aktor lapangan yang memberikan pelatihan dan meningkatkan kesadaran dan sebagai alat penegakan hukum terkait dengan masalah migrasi.
Adapun beberapa poin penting sebagai tujuan untuk memperkuat kinerja dari Bali Process adalah sebagai berikut:
1.      Menerapkan tindakan dan arahan pada pencegahan, deteksi gangguan, perlindungan, dan penuntutan hukum yang disepakati.
2.      Mengembangkan program kerja yang lebih praktis dan difokuskan pada kerjasama penegakan hukum dan kerjasama menejemen perbatasan melalui peningkatan kapsitas pihak yang terkait.
3.      Menghubungkan dengan orum-forum multilateral dan bilateral lainnya untuk berbagi sumber daya, keahlian, dan pelajaran yang relevan.
4.      Membantu anggota untuk meperkuat tanggapan domestik dalam peyelundupan dan perdagangan manusia termasuk melalui pemanfaatan proses dan mekanisme yang ada.
5.      Mendrong solusi inovatif utnuk mengatasi akar penyebab tidak teraturnya migrasi termasuk peningkatan pengembangan potensi dan stabilisasi bidang utama. [1]
Melalu pertemuan rutin yang diselenggarakan, masing-masing anggota terus mengupayakan pengembangan sebuah perangkat regional yang berfungsi sebagai pedoman dalam meningkatkan koordinasi dan kesadaran hukum yang berlaku dalam standar barkasi dalam proses pendataan dan pendaftaran bagi para pengungsi dan para pencari suaka. Setidaknya, setiap negara anggota yang terlibat memiliki tanggng jawab untuk melakukan kampanye kepada masyarakatnya sebagai upaya untuk mengurangi dan menekan berbagai potensi yang meninbulkan gerakan-gerakan imigrasi secara ilegal dan memberikan perlindungan kedan bantuan kepada para korban dari perdaganan dan penyelundupan manusia. Masing-masing negara juga dituntut agar setiap instansi yang terkait dengan masalah keimigrasian selalu melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik dalam melakukan pendataan dan memberikan hasil laporan lapangan. Hal tersebut sebagai upaya dari tujuan Bali Process dalam melakukan efisiensi dan intensifikasi koordinasi kerjasama lintas negara.[2]

Rangkaian dari pertemuan lanjutan Bali Process merupakan sebuah pertemuan yang dilaksanakan sebagai upaya negara anggota untuk mengembangkan program pelatihan untuk meningkatkan kapabiltias menejemen perbatasan dan berusaa untuk mendeteksi serta melakukan pecegahan dan melakukan upaya perlindungan gangguan penyelundupan mansuia yang dilakukan oleh jaringan organisansi perdaganan manusia.
Pertemuan-pertemuan lanjutan dari Bali Process terus dilakukan sebagai upaya keberlanjutan dari Bali Process itu sendiri. Berbagai macam diskusi lanjutan juga terus diselenggarakan sebagai langkah dan upaya negara anggota memberikan pemahakam yang lebih baik mengenai rute, modus, dan kegiatan kejahatan transnasional yang terus berkembang. Serangkaian strategi terbaru yang aplikatif juga terus digalakkan sebagai langkah bersama dalam memperkuat penegakkan hukum nasional dan regional untuk merespon berbagai macam tantangan yang datang dari kejahatan transnasional. Identifikasi terkait dengan langkah yang lebih efektif juga terus dikoordinasikan antar negara anggota, hal tersebut kuat hubungannya dalam membangun kepercayaan dan keyakinan bersama dikalangan penegak hukum dan pengelola perbatasan untuk lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas lapangan.
Sejauh ini, proses dari Bali Process terus mengalami kemajuan dan peningkatan kerjasama dalam berbagai sektor, Meskipun demikian, langkah pendekatan kerjasama yang lebih kooperatif dan koordinasi yang praktis terus berusaha dilanjutkan guna mendorong berbagai pihak untuk dapat lebih akti lagi menekan angka penyelundupan dan perdangana mansuia terlebih dalam menanggulangi berbagai macam ancaman yang darang dari kejahatan transnasional. Dalam setiap pertemuan yang diselenggarakan, setiap negara selalu memiliki masukan bagi perkembangan dan pembangunan kerangka kebijakan yang lebih luas. Dalam berbagai pertemuan lanjutan inilah, setiap ide dan masukan terus dikombinasikan dan dikalaborasikan sehingga dapat memberikan peningkatan kontrol pada sistem yang berhubungan langsung di lapangan.
Dalam perkembanganya, berbagai pertemuan yang diselenggarakan oleh negara-negara anggota dari Bali Process merupakan pertemuan yang terus menguayakan cara terbaik dalam melakukan investigasi dan penuntutan bagi para penyelundup dan penjual manusia. Kerjasama Bali Process merupakan sebuah forum penting yang bertujuan mengatasi masalah transnasional yang berkaitan dengan imigran ilegal dan telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Adapun tantangan terbesar yang dihadapi oleh negara-negara tersebut adalah, upaya untuk membongkar jaringan perdagangan dan penyelundupan manusia, serta menyeret para pelaku kejahatan tersebut ke pengadilan. Mobilitas manusia adalah sesuatu yang tidak dapat dihalangi, oleh karena itu tantangan yang dihadapi oleh negara bukan hanya sebatas pada bagaimana cara mencega pergerakan yang dilakukan namun lebih pada, bagaimana negara-negara tersebut dapat bersama-sama bekerjasama dalam menangani berbagai macam isu yang sangat sensitif tersebut dengan lebih cepat,lebih baik, dan lebih tepat pada sasaran.


[1] Dalam Regional Ministerial Conference on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime (Bali II)”, diakses melalui http://www.refworld.org/pdfid/3edcdb781.pdf, pada tanggal 26 Juni 2015 Hal 3

[2] Dalam “Bali Process Ad Hoc Group Senior Official Meeting Canberra, Australia,  August 2014”, dakses melalui https://www.iom.int/files/live/sites/iom/files/What-We-Do/docs/bali-process-ad-hoc-group-senior-officials-meeting-canberra-australia,-6-august-2014.pdf, pada tanggal 26 Juni 2015. Hal 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar