Oleh: Ahmad Mubarak Munir, Arnodya
Rizkiawan, Haryo Prasodjo, Rekha Kresana, Rochmy Hamdani Akbar, Zean Pratama
Demostrasi
yang terjadi adalah adanya dua kubu yang saling berseteru. Dimana terdapat kaos
merah bagi meraka yang mewakili kalangan kelas bawah dan kubu kaos kuning yang
mewakili masyarakat kelas menengah ke atas. Krisis demokrasi yan gada
diThailand dapat dikatakan diakibatkan oleh adanya globalisasi yang masuk ke
negara tersebut. Dimana nilai-nilai demokrasi yang dibawa masuk ke Thailand
belum dapat berjalan selaras dengan nilai-nilai yang telah ada sejak lama di
Thailand seperti bagiamana masyarakat Thailand sangat menghargai raja di
Thailand. Yang menarik dari proses demokrasi di sini adalah, Thailand sebagai
salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki keunikan dan problematika
karena adanya kepemimpinan raja yang kuat sebagai hal yang tidak dapat di tawar
namun membuka diri untuk penerapan demokrasi. Hubungan raja dan orang Thai atau
masyarakat Thailand begitu kuat dan tak mungkin dipisahkan karena merupakan
bentuk turunan dari kepercayaan tradisional Thailand, raja di tempatkan sebagai
inti dari doktrin Ekalak Thai. Sedangkan nilai-nilai demokrasi lebih merunut
pada nilai-nilai kontemporer yang lebih mengacu pada sistem yang berasal dari
barat dengan budaya yang berbeda. Raja dipandang sebagai otoritas moral di
negara tersebut. Selain itu arus teknologi inormasi yang semakin berkembang
pesat juga memberikan dampak pada demkratisasi di suatu negara. Ketimpangan
arus informasi dapat mengakibatkan informasi yang ada di suatu tempat tidak
sama dengan yang berada di tempat lainnya. Dengan adanya ketimpangan informasi
juga turut serta membawa ketimpangan ekonomi yang menjadikan adanya jurang pemisah antara si miskin dan si kaya. Diana
dalam hal yang seperti ini, demokrasi tidak akan dapat berjalan baik jika mayoritas
masyaraktnya masih berada dalam garis kemiskinan.[1]
Kesimpulan
Globalisasi
disatu sisi mendorong demokratisasi melalui revolusi teknologi dan komunikasi
serta penguatan aktor-aktor transnasional. Kenyataannya globalisasi yang sarat
akan agenda neoliberal dan pembangunan yang berlandaskan mekanisme pasar justru
memicu krisis demokrasi itu sendiri. Ketimpangan-ketimpangan ekonomi dan sosial
menjadi katalisator penting krisis demokrasi terjadi.
Apa
yang terjadi di Thailand dapat kita gambarkan karena adanya ketidak puasan dari
masyarakat yang mengatas namakan dirinya kaos merah sebagai lambang dari
masyarakat golongan miskin.
Hal ini dapat kita gambarkan bagaimana ketimpangan ekonomi dan arus informasi
dapat menyebabkan sebuah posisi yang dinamakan sebagai krisis demokrasi. Adanya
ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah yang menjabat.
Daftar Pustaka
Budi
Winarno. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer, Yogyakarta: Caps, hal. 123-124.
Isnaini Khoirunisa,”Analisa Politik Demokrasi di
Thailand,” http://id.scribd.com/doc/109299606/analisa-politik-demokrasi-di-Thailand,
akses 30 Maret 2014.
Hikmat,”Sejarah Negara Thailand”, http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negara-thailand/,
akses 30 Maret 2014.
Clark D.Neher, “The Foreign Policy of Thailand”,
Wurfel and Burton, The Political Economic of Foreign Policy in Southeast Asia
Ratna
Indah,”Peranan Militer dalam Politik Thailand”, http://politik.kompasiana.com/2012/04/05/peranan-militer-dalam-politik-thailand-452694.html,
akses 30 Maret 2014.
Edi
Maszudi,”Demokrasi dan Budaya Politik
Thailand”,http://www.suaramerdeka.com/harian/0610/03/opi03.htm, akses 29 Maret
2014.
Dalam “ Thailand Umumkan Status Darurat Selama 60
Hari”. Diakses melalui http://www.tempo.co/read/news/2014/01/22/118547191/Thailand-Umumkan-Status-Darurat-Selama-60-Hari.
Diakses pada tanggal 1 April 2014.
Dalam “ Thailand Berlakukan Keadaan Darurat
Demonstran Melawan”. Diakses melalui http://m.news.viva.co.id/news/read/475169-thailand-berlakukan-keadaan-darurat--demonstran-melawan.
Diakses pada tanggal 1 April 2014.
Dalam “ PM Thailand Tegaskan Tidak Akan mundur”.
Dikases melaui http://www.indonesiamedia.com/2014/01/15/pm-thailand-tegaskan-tak-akan-mundur/.
Pada tanggal 1 April 2014.
Hidriyah, Siti. Dalam “Krisis Politik Thailand dan
Dampakya Terhadap Kawasan”. Diakses melalui http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-VI-2-I-P3DI-Januari-2014-60.pdf.
Pada tanggal 1 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar