“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Multinational Cooperation Dalam Ekonomi Global



Perusahaan Multinasional (MNC) merupakan perusahaan yang sangat erat kaitannya dalam kegiatan internasional, tetapi MNC bukan hanya sekedar perusahaan yang hadir dalam kegiatan-kegiatan internasional, dan ada juga perusahaan yang bukan MNC terlibat dalam kegiatan-kegiatan internasional. MNC adalah perusahaan yang mengontrol, mengelola, mengatur pembangunan cabang perusahaan induk negaranya (Home Country) di negara tuan rumah (Host Country). MNC terkait erat hubungannya dalam produksi barang, perdagangan internasional, dan investasi lintas batas, contoh GE (General Electric) mengatur 250 pabrik di 26 negara Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia, banyak hasil prosuksinya dipasarkan ke Asia, Amerika Latin, serta untuk menciptakan produksi global dan jaringan perdagangan internasional dan melakukan investasi lintas batas negara.MNC tidak terlepas dari FDI (Foreign Direct Investment), FDI bisa dikatakan sebagai kebijakan MNC dalam melakukan pembelian perusahaan yang telah ada dan melakukan pembangunan perusahaan baru di negara Host Country, melalui FDI perusahaan-perusahaan dapat menginternasionalisasikan kegiatan prosuksinya dalam ekonomi global.
MNC mempunyai peran penting dalam ekonomi global untuk meraih kepentingannya, dimana menurut PBB, MNC menguasai sepertiga exspor global dan memperkerjakan 77 juta orang diseluruh dunia (UNCTAD, 2009). Kegiatan-kegiatan exspor MNC dilakukan disejumlah cabang-cabang perusahaan yang berada di Host Country, yang mana kegiatannya sangat terkonsentarasi  di negara-negara industri maju. Negara industri maju merupakan penyedia atau penyalur FDI. Pada tahun 80-an Amerika Serikat, Eropa dan Jepang telah menyediakan 90% FDI, dan 82% investasi telah disalurkan ke negara-negara berkembang pada tahun 1990. Akibat dari FDI ini kemudian muncul perusahaan MNC baru yang berbasis di Asia Timur sebagai investor asing yang penting, walaupun pada saat itu terjadi krisis keuangan, negara industri maju tetap menyediakan  81% FDI dunia.
Meskipun kegiatan-kegiatan MNC terpusat dinegara-negara industri maju dunia. Namun aktivitas MNC di negara berkembang sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2008 FDI masuk ke negara-negara berkembang dengan jumlah total lebih dari 620 milyar dolar, distribusi investasi ini tidak secara dibagikan ke negara bekembang saja, tetapi secara besar tersalurkan ke Asia dan Amerika Latin.Tahun 2008 negara Asia menerima lebih dari 60% investasi dan negara berkembang kemudian muncul sebagai tempat bagi MNC.
Keuntungan Lokasional (Locational Advantage)
Keuntungan ini ada ketika suatu negara memiliki salah satu ciri dari cadangan sumber daya alam yang besar, pasar lokal yang besar, dan peluang-peluang untuk memperluas efisiensi dari operasi-operasi perusahaan. Keutungan lokasional dalam investasi sumber daya alam muncul dari adanya cadangan yang besar dari sumber daya alam di negara lain. Keinginan untuk mendapatkan keuntungan  dari penggalian sumber daya alam ini menjadi dorongan awal kegiatan investasi internasional, contoh perusahaan-perusahaan tambang Amerika Anaconda dan Kennecott membuat investasi besar  dalam operasi pertambangan di Chile dalam rangka menjamin persediaan sumber daya bagi produksi Amerika. Peusahaan Amerika dan Eropa telah berinvestasi di wilayag Timur-Tengah, karena wilayah ini mempunyai proporsi cadangan minyak dunia yang melimpah.
Ekonomi telah menempatkan tekanan besar pada interaksi antara keuntungan lokasional dan ketidasempurnaan pasar. Keuntunga lokasional berorientasi pada pasar investasi muncul karena adanya pasar konsumen yang besar dan diharapkan tumbuh cepat setiap waktunya. Perusahaan-perusahaan menjual produk mereka ke pasar internasional karena secara jelas adanya permintaan dan pertumbuhan pasar yang besar dari pada permintaan dan pertumbuhan yang kecil dan stagnan. Persaingan yang kurang baik dipasar internasional akan mempermudah MNC untuk melakukan penjualan produnya dipasar tersebut, adanya hambatan tarif dan non tarif penting untuk invetasi jenis ini. Denga berinvestasi di suatu negara  perusahaan-perusahaan pada dasarnya bisa mengabaikan  hambatan tersebut  untuk memproduksi dan menjual produknya di pasar lokal. Negara yang mempunyai pertumbuhan pasar yang cepat dan besar, dengan jumlah perusahaan lokal yang sedikit pada industri tertentu dan tersembunyi dari persaingan global akan menarik peluang-peluang investasi  bagi MNC di negara tersebut. Contoh tahun 1960 dan awal banyak MNC Amerika yang bergerak dibidang automobil membuat investasi langsung ke Uni Eropa untuk mendapatkan akases  dalam menciptakan pasar bersama. Tahun1980 dan awal 90an perusahaan Jerman dan Jepang yang bergerak dalam bidang automobile (Toyota, Honda, Nissan, BMW, Volkwagen, Mercedes Benz) membangun pabrik mobilnya di Amerika Serikat dalam merespon VERs (Voluntary Exsport Restraints) yang membatasi impor  mobil. Keinginan untuk mendapatkan akses pasar luar negeri yang tidak dibatasi menjadi dorongan bagi banyak MNC untk melakuan investasi.

Keuntungan lokasional dalam investasi yang berorientasi pada efisiensi, muncul karena biaya yang rendah terhadap faktor-faktor industri yang digunakan secara intensif dalam memproduksi barang-barang tertentu. Dalam investasi yang berorientasi efisiensi perusahaan induk menyediakan atau mengalokasikan tahapan yang berbeda untuk bagian yang berbeda di dunia, sesuai dengan faktor kemampuan dari sebuah tahapan produksi yang bertempat di negara-negara tertentu. Contoh mendesain dan membuat chip dilakukan di negara industri maju yang memiliki modal yang melimpah, sedangkan tahapan padat karya dari produksi dilakukan dinegara berkembang yang mempunyai tenaga kerja melimpah. Keuntungan lokasional memberikan dasar perusahaan untuk memutuskan untuk menginternasionalisasikan kegiatannya.
Ketidaksempurnaan pasar
Muncul ketika mekanisme harga jatuh dalam mempromosikan peningkatan kesejahteraan pada ekonomi global, ini berarti dalam keadaan tertentu  perusahaan tidak mampu memperoleh keuntungan dari adanya keuntungan lokasional kecuali jika mereka menginternasionlaisasikan transaksinya. Didalam ketidaksempurnaan pasar ada dua tipe dalam integrasi. Integrasi Horizontal terjadi ketika sebuah perusahaan menciptakan beberapa fasilitas-fasilitas produksi yang masing-masing menghasilkan barang yang sama dan baik. Dalam ekonomi internasional, MNC memproduksi barang yang sama dibeberapa pasar nasional, seperti Ford, General Motor, Volkwagen dan perusahaan mobil jepang masing-masing memproduksi barang yang sama dipabrik yang bertempat di Amerika Serikat, Eropa Barat. Perusahaan mengintegrasi secara horizontal  ketika keuntungan didapat dengan menempatkan sejumlah pabrik dibawah kontrol administrasi bersama.
Didalam integrasi horizontal ada modal yang tidak berwujud, terkadang nilainya diperoleh dari pengetahuan dari sekumpulan keahlian atau sekumpulan rutinitas yang dimiliki perusahaan dari ide manusia. Modal ini bisa didasarkan pada proses hak paten atau perencanaan, atau modal ini dapat muncul dari “mengetahui bagaimana membagi”. Antar karyawan perusahaan, modal ini sering menimbulkan integritas secara horizontal karena modal-modal ini sulit menjual atau mengizinkan perusahaan lain untuk menentukan nilai atau harganya secara tepat.
Integrasi Vertikal, dimana perusahaan menginternasionalisasikan barang setengah jadi mereka, Sebuah barang setengah jadi adalah output dari suatu proses produksi yang menyediakan sebuah input ke proses produksi lainnya. Modal khusus adalah investasi yang diperuntukan hubungan ekonomi jangka panjang, contoh pemilik kapal yang akan mengirimkan barangnya. Ia meletakannya di pelabuhan kemudian menuju pasar dengan kereta api. Pemilik kapal menghubungi pihak kereta dan meminta untuk membangun rel jalur utama ke perlabuhan, sehingga pemilik kapal bisa menganggkut barangnya ke kereta. Jika pihak kereta api setuju membangun rel kereta yang kemudian ditujukan untuk mengirimkan barang-barang pemilik kapal melalui jalur rel kereta, dengan kata lain, rel ini adalah modal khusus untuk menghubungkan secara terus menerus antara pemilik kapal dan pemilik kereta api.
Modal khusus menciptakan dorongan integrasi vertikal karena integrasi ini sulit untuk menjalin kontrak jangka panjang. Kesepakatan awal pemilik kapal setuju untuk membayar perusahaan kereta dengan biaya tertentu untuk membangun rel guna mengirimkan barangnya sewaktu-waktu. Biaya awal ini menguntungkan pihak kereta dalam membangun rel. Adanya modal khusus menetapkan keuntungan atas prilaku oportunistik dalam investasi yang dibuat.
Keuntungan lokasional, ketidaksempurnaan pasar dan MNC
Meskipun kentungan lokasional dan ketidaksempurnaan pasar sering terjadi secara bebas satu sama lain. Keuntungan lokasional memberi tahu kita aktivitas lintas batas yang menguntungkan, sedangkan ketidaksempurnaan pasar memberi tahu kita bahwa perusahaan bisa mendapatkan keuntungan melalui peluang-peluang ini hanya dengan menginternasionalisasi transaksi dalam struktur perusahaa tunggal.
Kombinasi dari keuntungan lokasional dan ketidaksempurnaan pasar dalam industri mobil telah menyebabkan cukup banyak FDI dan semua produsen  mobil di Eropa dan Amerika. Ketika keuntungan lokasional digabungkan modal khusus, maka akan disebut sebagai integrasi vertikal, MNC menginvestasikan modalnya ke sumber daya alam atau mengurangi biaya produksi dalam memperduksi barang, contoh perusahaan asing menginvestasikan modalnya untuk mengurangi biaya produksi dengan membangun pabrik di negara-negara berkembang.
Ketika ketidaksepurnaan pasar dan modal tak berwujud dikombinasikan ( integrasi horizontal), dimana MNC melakukan investasi luar negerinya untuk mendapatkan akse pasar. Integrasi ini sering ada disektor manufaktur, FDI dengan produsen mobil dalam pasar-pasar dinegara industri maju, dalam industri mobil modal tak berwujud muncul dari pengetahuan tentang proses produksi yang mempunyai nilai yang besar bagi perusahaan, tetapi sangat sulit untuk menentukan hargnya dipasaran.
MNC dan Host Country
FDI menimbulkan dilema bagi Host Country disatu sisi FDI mempunyai potensi menciptakan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan ekonomi Host Country, dengan menyediakan sumber daya yang tidak dipunyai Host Country, disisi lain MNC adalah perusahaan yang dikelola oleh para pembuat keputusan  yang berada di negara induknya, maka tidak ada jaminan bahwa FDI akan menciptakan kontribusi bagi Host Country.
MNC mempunyai sumber daya yang penting bagi Host Country, ada tiga sumberdaya yang dimiliki MNC, pertama,FDI bisa menstransfer modal dari satu negara ke negara lain, pertumbuhan ekonomi bergantung pada investasi dalam modal fisik serta modal manusia. Suatu negara dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, jika mereka mengandalkan investasi dalam negari. FDI tidak memperbesar hutang negara Host Country tetapi menjadi beban bagi Host Country. Kedua, MNC memiliki teknologi dan keahlian manajerial bagi Host Country, karena MNC mengontrol modal tak berwujud berdasarkan pasa spesialisasi pengetahuan. Investasi MNC yang ada di Host Country bisa menyebabkan pengetahuan ke perusahaan lokal.
Transfer teknologi dapat menghasilkan eksternalisasi positif yang signifikan dengan implikasi yang lebih luas bagi perkembangan. Positif eksternalitas muncul ketika aktor-aktor ekonomi di Host Country dari sebuah MNC ke afiliasi lokal juga mendapatkan keuntungan dari transaksi ini. MNC juga dapat mentranfer keahlian manajerial ke Host Country. Pengalaman berharga dalam mengelola perusahaan besar dalam mengatur produksi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan perusahaan agar lebih efisien dari pada pengelolaan yang dilakukan negara Host Country. Ketiga, MNC memungkinkan produsen Host Country mendapatkan akses ke jaringan-jaringan pemasaran. Ketika investasi langsung dibuat sebagai bagian dari strategi produksi global, afiliasi lokal MNC dan perusahaan-perusahaan lokal yang  memberikan afiliasi ini menjadi terintegrasi kedalam rantai pemasaran global. Integarasi ini meciptakan peluang okspor yang tidak tersedia di produsen lokal.
Untuk mendapatka keuntungan yang ditawarkan oleh MNC, sebuah negara harus bersedia memperbolehkan perusahaan asing untuk membuat keputusan tentang bagaimana sumber daya akan digunakan di Host Country. Selama para pimpinan MNC membuat keputusan tentang modal dan teknologi yang ditransfer ke Host Country, dan bagaimana sumber daya MNC dibawa ke Host Country akan dikombinasikan dengan lokal input dan bagaimana menghasilkan pendapatan oleh afiliasi total yang akan digunakan. MNC bisa mengurangi jumlah pendanaan investasi di Host Country, sebagai akibat dari perbedaan pelaksanaan. MNC terkadang meminjam pasar modal Host Country untuk membawa sumber dayanya, praktek ini mendesak investasi domestik yang menggunakan modal dalam negeri, dimana MNC mencegah perusahaan domestik untuk melakukan investasu, sehingga MNC mendapatkan keuntungan dari produksi barang yang dipasarkan.
MNC mengontrol pembangunan perusahaan Host Country. Kontrol teknologi dan keahlian oleh MNC memungkinkan MNC memproduksi barang-barang dengan biaya murah dari pada perusahaan lokal. Meluasnya afiliasi lokal MNC akan membuat perusahaan lokal kehilangan penjualan ke persaingan biaya rendah. Kegagalan perusahaan dalam memproduksi barang merupakan dampak bagi penyedia input lokal. Perusahaan lokal sering mendapatkan input dari perusahaan lokal, tetapi sumber input MNC berasal dari pasokan jaringan global sedangkan penyedia input lokal menghadapi tekanan serius, banyak diantara mereka yang bangkrut.
Pembatasan trasfer teknologi yang dilakukan MNC dalam rangka menjaga posisi teknologi dan keahlian manajerial. Alasan MNC berinvestasi karena adanya keuntungan untuk menjaga modal tak berwujud, pembatasan transfer keahlian manajerial oleh MNC dimaksudkan untuk mencegah tenaga kerja Host Country tidak menempati posisi atas menajerial.
Saya setuju dengan apa yang dikatakan Outley bahwa FDI(Foreign Direct Investment) menciptakan sebuah dilema sangat berdampak kepada Host Country, apakah akan menciptakan peluang ekonomi yang positif dalam menciptakan kesejateraan Host Country ataukah sebaliknya menimbulkan kerugiaan yang besar, dalam hal ini tidak ada jaminan apakah FDI itu baik atau buruk. Namun menurut para pendukung FDI, bahwa investasi asing akan bermuara pada aliran investasi asing yang lebih besar ke NSB (Negara Sedang Berkembang) yang mengikutinya, dalam hal ini investasi adalah persaratan yang diperlukan untuk  pembangunan ekonomi NSB. Asumsi utama adalah investasi asing dan pergerakannya yang bebas akan mendatangkan keuntungan bagi negara penerima investasi dan tidak akan mendatangkan kerugian, dan peningkatan investasi asing merupakan sumbangan yang diperlukan bagi pembangunan NSB.
Pada kenyataannya FDI hanya bisa dinikmati oleh segelintir negara yang mempunyai industri maju dan faktor-faktor yang dibutuhkan oleh FDI. FDI secara esklusif tidak tersebar merata, tetapi berpusat dinegara-negara yang mempunyai industri maju dan sedikit sekali yang disalurkan ke negara-negara berkembang. FDI mempunyai karakteristik yang diinginkan dalam suatu negara yaitu; perlindungan dan perlakuan terhadap investasi, peluang penjualan, laba, tingkat pembangunan negara, infrastruktur, kualitas tenaga kerja, stabilitas politik, sosial, SDA dan lokasi negara. Sebuah negara yang tidak mempunyai beberapa kreteria tersebut tidak akan mengalami kenaikan jumlah investasi asing, dan negera yang sudah terlanjur melakukan adabtasi agar investasi asing masuk dengan keterbatasan faktor-faktor yang dibutukan investasi asing, justru negara akan kehilangan otonomi kebijakan tentang permasalahan investasi, terkikisnya kedaulatan kepemilikan lokal dan dampak negatif bagi perekonomian domestik.[1]
Ketimpangan pembagian FDI yang terjadi justru akan menempatkan perangkap bagi negara-negara yang bukan termasuk negara industri maju, dimana NSB memerlukan investasi asing guna memperbaiki perekonomian mereka, justru hanya menajdi penonton bagi investasi asing yang dapat nikmati oleh negara-negara industri maju ( Jepang, Amerika Serikat, negara Uni Eropa ). Mereka adalah negara penyedia dan pemakai FDI secara besar dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Contoh Eropa Barat dan Amerika Serikat menarik lebih dari seperempat total FDI setiap tahunnya, Amerika Utara dan Eropa menarik 60% FDI tahun 2003-2006 dan 57% FDI tahun 2008.Aktivitas-aktivitas MNC yang berada di Amerika Serikat dan jepang menginvestasikan ke Eropa, Eropa dan Jepang menginvestasikan ke Amerika Serikat, Amerika Serikat dan Eropa menginvestasikan ke Jepang. Mekanisme ini yang membuat hanya sedikit negara berkembang bisa mendapatkan investasi asing, dan ketimpangan akan semakin curam antara negara kaya ingin menekan negara berkembang agar tidak bisa menyaingi negara kaya, dan negara berkembang yang ingin memajukan perekonomiaannya agar bisa bersaing di perdagangan internasional melalui invetasi asing yang didapatnya.
Kritik atas bahan bacaan diatas, dimana MNC sangat membatasi tranfer tekonologi dan keahlian manajerial terhadap negara-negara berkembang yang membutuhkan tranfer tersebut, berkembang yang memperbolehkan investasi tersebut masuk ke negaranya, tetap akan mengalami ketergantungan yang negatif, sehingga negara berkembang melakukan hal yang bisa membahayakan ekonomi negaranya untuk mendapatkan tranfer tersebut dengan melakukan kebijakan-kebijakan dalam negeri yang menguntungkan MNC, dengan menyediakan tenaga kerja yang murah, MNC secara leluasa bisa mencampuri bidang-bidang seperti telekomunikasi, perbangkan, dan pertanian.
Dalam bahan bacaan tersebut tidak sebutkan secara jelas, bagaimana seharusnya negara berkembang untuk mengantisipasi kerugiaan yang disebabkan MNC seminimal mungkin. Seharusnya cantumkan kebijakan-kebijakan yang harus diambil suatu negara, tanpa adanya solusi dalam bahan bacaan ini, bisa dikatakan bahwa bacaan ini hanya menceritakan keuntungan dan kerugiaan MNC di negara berkembang, yang justru banyak kerugiaan yang diperoleh negara berkembang pada era globalisai sekarang ini, tanpa memberikan langkah yang konkrit,  maka masyarakat yang membaca hanya memahami kerugiaan dan keuntungan MNC, tanpa bisa melakukan hal yang konkrit. Apabila dalam bacaan tersebut dicantumkan beberapa solusi, maka masyarakat banyak bisa mendesak negaranya untuk menerapakan solusi yang ditawarkan dalam bacaan ini.
Saya mencoba untuk menawarkan bererapa solusi yang Pertama, Pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi secara bertahap, diamana birokrasi yang berbelit-belit dan tidak transparan akan menciptakan peluang-peluang korupsi bagi uang negara, kemudian negara mengalami kerugiaan yang besar sejumlah milyaran bahkan triliunan. Dengan banyak korupsi, negara yang justru bisa menginvestasikan dana ke UKM, perusahaan kecil, malah mengalami kesulitan keuangan akibat koruspi, sehingga negara diharuskan memperbolehkan inveastasi asing yang sebenarnya tidak perlu untuk berinvestai di dalam negaranya, akibat korupsi inilah maka negara merasa memerlukan investasi asing tersebut. Kedua, yaitu dengan membatasi, bahwa MNC tidak diperbolehkan untuk ikut andil dalam bidang penting negara (perbankan, komunikasi), negara harus memikirkan sektor mana yang memerlukan invetasi mana yang tidak, dengan memikirkan dampak kedepannya apabila invetasi asing tersebut tetap berlanjut.
Menurut buku Martin Khor tentang tindakan yang harus diambil oleh pemerintah adalah[2];
·         Kebijakan selektif terhadap Invetasi asing, negara membatasi investasi asing dalam sektor penting. Hak investor asing harus diberikan kepada investor yang terpilih dan yang menguntungkan
·         Membedakan kemampuan dan kebutuhan, NSB harus memperoleh hak proteksi sektor tertentu dimana terdapat investasi lokal cukup. Bantuan negara terhadapa perusahaan-perusahaan harus dianggap sebagai tindakan yang seharusnya dilakaukan, bukan yang merugikan dalam rangka agar perusahaan lokal bisa mandiri.
·         Perlakuan terhadap investor, NSB menerapkan persaratan yang menarik bagi perusahaan asing, mencakup jaminan atas kebebasan beroperasi, kesetabilan sosial, politik, keamanan, infrastruktur,sistem hukum yang adil, dan tenaga kerja.
·         Seleksi sosial dan lingkungan serta kewajiban investor asing, NSB harus berhati-hati dalam menyeleksi permohonan investasi asing dan menolak proyek-proyek yang secara sosial dan kultural merusak ( proyek yang bisa menghilangkan peluang kerja, membahayakan lingkungan, kesehatan, keselamatan). Perusahaan asing tidak hanya menaati hukum-hukum domestik tetapi secara positif memberikan kontribusi pembangunan bagi lingkungan dan sosial.
·         Menjaga kesetabilan neraca pembayaran dan moneter, investasi asing yang diusulkan harus dikaji secara hati-hati dengan memperhitungkan dampak yang mungkin terjadi dari aktivitas mereka terhadap stabilitas moneter negara, posisi devisa, dan neraca pembayaran.




[1]Martin Khor” Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan” Cideralas Pustaka Rakyat Cerdas (CPRC), Yogyakarta, 2002, hal 99-101.
[2] Martin Khor” Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan” Cideralas Pustaka Rakyat Cerdas (CPRC), Yogyakarta, 2002, hal 106-111.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar