“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Pengertian Neo-Realisme



        Neorealisme atau realisme struktural adalah teori hubungan internasional yang dicetuskan oleh Kenneth Waltz tahun 1979 dalam bukunya, Theory of International Politics. Waltz mendukung pendekatan sistemik, yaitu struktur internasional bertindak sebagai pengekang perilaku negara, sehingga hanya negara yang kebijakan-kebijakannya berada dalam cakupan yang diharapkan dapat bertahan. Sistem ini sama seperti model mikroekonomi ketika firma menetapkan harga dan kuantitas berdasarkan pasar.[1]
Neorealisme, yang lebih dikembangkan di dalam tradisi ilmu politik Amerika Serikat, berupaya menata ulang tradisi realis klasik E.H. Carr, Hans Morgenthau, dan Reinhold Niebuhr menjadi ilmu sosial yang teliti dan positivistik.
Teori neorealisme (realisme struktural) merupakan teori milik Kenneth Waltz yang merupakan upaya perombakan teori realisme yang sudah ada. Teori ini berusaha untuk lebih ilmiah dan lebih positivis. Neorealis tetap mempertahankan nilai realis bahwa hubungan internasional antarnegara merupakan hubungan yag antagonistik dan konfliktual yang disebabkan oleh struktur anarkis dalam sistem internasional. Hal yang membedakan neorealisme dengan realisme dilihat dari aktor yang berperan di dalam sistem internasional. Jika pada realisme aktor yang menjadi kunci utama dalam sistem internasional adalah negara bangsa (nation-state), maka pada neorealisme aktornya adalah sistem itu sendiri. Sehingga meskipun negara merupakan aktor yang dominan, non-state actors memiliki peranan yang penting dalam sistem internasional. Struktur internasional dalam konsep neo realisme adalah anarki internasional, negara sebagai ‘unit serupa’, perbedaan kapabilitas negara serta adanya negara besar lebih dari satu dimana terdapat hubungan antar negara-negara tersebut. Sedangkan konsep kunci dari neo realisme adalah perimbangan kekuatan, pengulangan internasional, dan konflik internasional yang berupa perang dan perubahan internasional.

Neorealisme menjawab tantangan liberalisme dengan revisi terhadap teori realisme secara radikal. Neorealisme terinspirasi dari model konstruksi teori Imre Lakatos dan teori mikroekonomi; yang pertama membawa teori asumsi minimal sementara yang kedua membawa determinan struktural terhadap perilaku negara. Menurut Waltz terkait penjelasan  neorealis, menjelaskan tentang pemimpin negara dalam  menjalankan kebijakan luar negeri, yaitu, kepentingan para penguasa, dan kemudian negara, membuat suatu rangkaian tindakan, kubutuhan kebijakan muncul dan persaingan negara yang diatur, kalkulasi yang berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan ini dapat menemukan kebijakan-kebijakan yang akan menjalankan dengan baik kepentingan-kepentingan negara, keberhasilan adalah ujian terakhir kebijakan itu, dan keberhasilan didefinisikan sebagai memelihara dan memperkuat negara. Hambatan-hambatan struktural  menjelaskan mengapa metode-metode tersebut digunakan berulang kali disamping perbedaan-perbedaan dalam diri manusia dan negara-negara yang menggunakannya[2].
Asumsi-asumsi dasarnya adalah, pertama, sistem internasional bersifat anarki, karena tidak ada otoritas sentral untuk memaksakan tata tertib. Kedua, dalam sistem yang demikian, kepentingan utama negara adalah keberlangsungannya sendiri, sehingga negara akan memaksimalisasi power mereka khususnya kekuatan militer. Karena power tersebut bersifat zero-sum, negara menjadi ‘posisionalis defensif’, sehingga struggle for power adalah karakteristik permanen hubungan internasional dan konflik bersifat endemik. 
Dan oleh karena itu, kerja sama antarnegara menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin sama sekali. Kalaupun ada, itu pun di bawah kondisi hegemoni suatu negara dominan yang menggunakan power-nya untuk menciptakan dan memaksakan peraturan institusional.
Neoliberalisme
Neorealisme
Banyaknya akses saluran dalam masyarakat
Negara merupakan aktor utama
Aktor bukan negara juga berperan penting
Kekuatan pusat ada pada kekuatan militer
Organisasi menjadi aktor yang mempunyai aturan sendiri
Negara berpartisipasi dalam Organisasi internasional




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Neorealisme_%28hubungan_internasional%29
[2] Sorensen, george and Robert Jackson, Introduction to International Relations, Oxford University Press Inc, New York, 1999.

4 komentar:

  1. terima kasih atas tulisannya yang sangat membantu sekali, tetapi saya masih belum mengerti tentang konsep sistem internasional yang dimaksud dalam neorealis, apakah organisasi internasional yang beranggotakan negara2 kemudian menghasilkan rezim yang mengatur tindakan para anggotanya merupakan sistem internasional neorealis?
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut saya, itu Liberalis. Contohnya terdapat di Jerman (NAZI)

      Hapus
    2. bukan kah nazi mengandalkan kekuatan militer

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus