“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Sejarah dan Perkembangan Fordism


Oleh: Lutfi Maulana Hakim
Perkembangan sistem produksi global telah melalui berbagai masa untuk mencapai sebuah kestabilan dan kemajuan produksi global. Berawal dari sejarah lahirnya sistem produksi global atau sering disebut sistem fordism.Lahirnya nama fordism, lahir dari nama seorang pengusaha mobil Ford di Amerika Serikat yaitu, Henry Ford dimana dia bisa melakukan sebuah produksi massal yang mampu merambah hingga ke negara-negara di dunia. Lahirnya pemikiran dan produksi global ini tidak lepas dari pemikiran filosof kiri/ sosialis yakni Antonio Gramsi, yang ditulis dalam karyanya American and Fordism. Sejarah singkat ini yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya fordism.
Fordism, dianggap sebagai era emas dari kapitalisme yang selama ini digambarkan oleh Karl Marx bahwa akan timbul pergerakan oleh kaum buruh, yang akan melakukan sebuah perlawanan, namun hal ini tidak terjadi pada perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat,, yang berhasil mengelola dan mentransformasikan sistem kapitalisme menjadi lebih baik. Bentuk standar produksi global yang lakukan oleh Henry Ford yaitu,diawali dari teori dari Frederik Winslow Taylor yang menemukan teori manajemen yang didalamnya mengatur efisiensi produksi dan pekerja[1]. Kunci keberhasilan dari sistem produksi global mobil Ford yaitu;
1. Standarisasi Produk, yaitu menggunakan mesin sebagai alat bekerja sebagai alat untuk membantu kerja manusia
2. Memperguanakan alat-alat khusus untuk melakukan produksi.
3. Membayar pekerja dengan upah yang tinggi, serta berani membeli barang produk nya sendiri.
Melihat keberhasilan sistem  produksi global yang dilakukan oleh perusahaan mobil Ford, amaka Reindhart melakukan analisa kinerja keberhasilan dari Fordisme kedalam 4 level analisa, yaitu:


1. Fordisme menjadi bentuk paradigma industri modern yaitu; produksi masal, manajeme kerja, manufaktur produksi,dan  semi-skilled labor force,
2. Fordisme merupakan bentuk akumulasi ekonomi, terutama dalam sektor industri makro,
3. Fordisme sebagai sebuah pengaruh dan regulasi dari, standar regulasi sosial dan ekonomi,
4. Fordisme merupakan bentuk usaha, untuk mempengaruhi masyarakat mapan untuk membeli mobil, sebagai bentuk dari produksi massal[2].
            Keberhasilan strategi produksi yang dilakukan oleh perusahaan Ford, yang mampu memproduksi mobil secara global, sehingga mampu memberikan upah yang tinggi kepada para pekerja dan mampu membeli barangnya sendiri, hal ini terbentuk karena adanya pemasukan dari sistem produksi global yang menambah pendapatan perusahaan. Hal ini yang menjadikan teori nilai alieansi  yang dilontarkan Karl Marx dapat dipatahkan. Inilah yang disebut dengan era ke-emasan fordism, dimana aktivitas perekonomian ditopang oleh industri, yang dapat mensejahterakan para pekerja, serta hubungan antara pemilik perusahaan dengan pekerja terbina dengan baik dengan sistem Fordism.
            Perkembangan sistem produksi global ini membuat Amerika Serikat membuka lapangan kerja baru, yang bertujuan membangun infrastuktur yang baru demi kemajuan ekonomi Amerika Serikat. Sistem ini bukan semata-mata bentuk dari kebijakan Ford , namun juga bentuk pola kebijakan ekonomi-politik yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Keberhasilan ini yang menjadikan perusahaan ford membentuk perusahaan MNC (multi national corporation) dinegara-negara lain di dunia. Kemajuan yang pesat ini menjadikan Ford sebagai perusahaan yang berhasil melakukan usahanya dalam sistem baru yaitu, MNC, dengan  membuka cabang perusahaan di negara-negara di dunia.
            Berakhirnya Perang Dunia II , menjadikan kemenangan bagi Amerika Serikat yang menjadikan Amerika menjadi penguasa rezim industri melalui sistem ekonomi-politik yang dibangunnya, serta hal yang terbesar adalah keberhasilan sistem produksi global oleh perusahaan Ford, yang kemudian dikenal dunia dengan sistem Fordism.



[1] Mark Ruppert, “Fordism” and “Crisis of Fordism”
[2]file:///C:/Users/user/Downloads/Sistem%20Produksi%20Ekonomi%20Global,%20Dampak,%20Perkembangan,%20Kritik%20dan%20Solusi%20-%20Equilibrium%20-%20indonesian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar