Oleh: Lutfi Maulana Hakim
Era keemasan Fordism yaitu di era 50an smpai era
70an, yang mana pendapat Amerika Serikat meningkat pesat. Masuk nya era 80an
menjadi bentuk kemunduran sistem Fordism, dimana sistem ekonomi yang dulunya
dikuasai oleh bangsa Eropa Barat dan Amerika Serikat dalam bidang energy dan
minyak, terhenti karena pengiriman minyak dipegang oleh OPEC dimana mayoritas
negara anggotanya dari negara Timur Tengah. Hal ini yan membuat Amerika Serikat
mengalami krisis ekonomi, yang berimbas ke industri yang ada di Amerika.
Peristiwa ini dikenal dengan runtuhnya era Fordism.
Runtuhnya
era Fordism dan masuk ke era Fordism dilatar belakangi beberapa faktor antara
lain; munculnya teknologi baru, perubahan paradigm, serta proses
internasionalisasi, halini diungkapkan oleh Jessop.
Adapun faktor yang melatar belakangi lahirnya
Post-Fordism menurut Lipietz yaitu;
1. Faktor internal, yaitu tidak mampunya sistem
Fordism yang berlaku didalam negeri yang tidak mampu menangani krisis
2. Faktor eksternal, yaitu, kuatnya interaksi
internasional dan kompetisi negara-negara didunia.
Faktor ini yang menjadi keruntuhan Fordism dan
muncul sistem Post Fordism.
Sistem
Post-Fordism, merupakan sebuah sistem baru pasca runtuhnya sistem Fordism.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh sistem Post-Fordism, dalam disiplin
ekonomi-politik dan beberapa pendekatan lainnya. Adapun argument dari
Post-Fordism yaitu;
1. Kelompok Neo-Smithian memiliki pandangan
bahwa dalam mekanisme produksi jangan lagi bergantung pada produksi masal, dan
selanjutnya memulai menggunakan mekanisme produksi Flexible Specialization.
2. Kelompok Neo-Schumpeterian: berdasarkan pendekatan long
wave, yang menitik beratkan pada paradigma Techno-Economy, yang
menjelaskan bahwa perputaran ekonomi dunia kedepannya berdasarkan perkembangan
dan kuatnya arus teknologi informasi dan komunikasi.
3. Kelompok Neo-Marxian (kelompok eko-pol Perancis), dimana kelompok
ini menitik beratkan perhatiannya pada struktur regulasi yang dibuat oleh sistem
kapitalis dalam menghadapi tantangan krisis, instabilitas, dan perubahan. Kelompok
ini tidak menekankan adanya revolusi kepada sistem kapitalis apabila terjadi
sebuah krisis, akan tetapi menekankan sebuah reorganisasi dan rejuvenat[1]e.
Prinsip-prinsip menurut Hall, yag merupakan poin-poin utama
dari Post-Fordisme yaitu:
1. Produksi yang tidak massal, dimana produksi sesuai target
pasar, berbeda dari Fordism yang
memproduksi
secara massal melebihi targetpasar.
2. Bidang ekonomi yang jelas, yakni,bidang ekonomi yang
sudah tertata sesuai dengan sistem
produksi yang ada.
3. Spesialisasi produk dan pekerjaan, yaitu adanya produki
barang secara spesifik yang kemudian
ada pekerjaan
spesifik sesuai sistem produksi.
4. Teknologi informasi yang baru, yaitu menggunakan sistem
kerja mesin dan teknologi yang
canggih
lainnya,sesuai dengan barang dan tingkat produksi.
5. Menekankan tipe konsumen,adalah melihat tipe-tipe
konsumen yang ada di pasaran, untuk
kemudian
mengaturnya dengan sistem produksi.
6. Meningkatkan pelayanan dan pekerja kerah-putih, dengan
meningkatkan kesejahteraan
pekerja serta
menambah upah para pekerja dan lebih mengurangi porsi para pekerja karena,
penggunaan mekanisme kerja yang dilakukan oleh
mesin, dan pekerja dibidang khusus.
7. Feminisasi tempat kerja (Hall,S: 1988), adanya tempat
khusus atau pekerjaan khusus bagi para
pekerja wanita,
dengan mengatur dan menempatkan porsi kerja sesuai dengan porsi wanita[2].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar