Oleh: Haryo Prasodjo (haryoprasodjo@ymail.com)
Kebijakan look east policy
terus dikembangkan seiring dengan berkembangnya liberalisasi ekonomi dan
menjauhi Perang Dingin yang terjadi saat itu. Look east policy menandai berakhirnya era perekonomian tertutup
India dan merupakan awal di mana India memanfaatkan peluang baru dari perdagangan
internasional dan investasi. Look east
policy juga memberikan sinyal yang kuat bahwa wilayah Asia Timur akan
menjadi bagian pertama yang akan terintegrasi sebagai awal pembukaan era
ekonomi baru India.
Pada awal tahun 1990-an India mengeluarkan
kebijakan look east policy dan dianggap sebagai strategi penting luar negeri India. Dipimpin oleh
Menteri Keuangan Manmohan Singh, pemerintah Narasimha Rao mulai mempromosikan
reformasi ekonomi, mengubah pola pembangunan India dan aktif mengembangkan
hubungan ekonomi dengan negara-negara asing. Hal ini karena runtuhnya Uni Soviet yang menjadi Rusia dan serta
adanya krisis yang melanda negara-negara Eropa Timur yang mengakibatkan
kerjasama antara India dan negara-negara tersebut merosot serius[1].
India yang saat itu tengah menghadapi krisis neraca pambayaran sangat
mengantungkan ekonomi sebelumnya dengan Soviet dan negara-negara Eropa Timur.
Namun runtuhnya Uni Soviet menjadi Rusia telah menandai berakhirnya Perang
Dingin dan telah merubah peta kekuatan politik dunia internasional. Akhir Perang Dingin membawa perubahan mendasar dalam
sistem internasional, yang berfokus pada isi hubungan ekonomi yang menyebabkan
berkembang menjadi pembentukan daerah organisasi ekonomi. Sementara itu India
yang baru membuka diri terhadap pasar dunia, menyadari model yang sedang
berkembang saat itu adalah sebuah model tatanan ekonomi baru yang menuju pada
model ekonomi regionalisme. Disisi lain India takut bahwa hal itu akan
membuatnya terpinggirkan dari dinamika ekonomi global.
Munculnya
sebuah dunia baru yang unipolar dan
didominasi oleh Amerika Serikat (AS). India dipaksa untuk mengeksplorasi semua
pilihan, baik secara regional maupun global, mencari, melestarikan dan mempromosikan
kepentingan ekonomi dan strategis negaranya. Tetangga timur India seperti
ASEAN, Jepang, Korea dan China merupakan wilayah ekonomi yang paling dinamis,
tidak hanya di Asia tetapi seluruh dunia menawarkan keterlibatan yang
menjanjikan bagi India.[2]
Wilayah Asia Timur tidak lagi
dapat diabaikan dalam kebijakan luar negeri India, khsusunya yang berkaitan
dengan ekonomi dan politik. Kesenjangan akibat krisis eknomi 1990 yang melanda
India telah membuka mata para petinggi negara tersebut dalam menemukan kembali
Asia Tenggara, India terkejut menemukan kawasan Asia Tenggara tidak lagi sebuah
kawasan dengan ekonomi kecil seperti yang pernah di lihat India pada kurun
waktu 1940 hingga 1950-an. Kawasan Asia Tenggara kini telah menjadi sebuah
kawasan yang dinamis dan maju secara ekonomi yang terus mengembangkan ekonomi
dan pembangunan infrastruktur. Reformasi ekonomi lebih
lanjut tetap penting dilakukan oleh India, maka reformasi harus tetap
dilaksanakan dengan mata ke arah timur. Dengan adanya look east policy, India menganggap
kawasan Asia Timur sebagai peluang dan sumber ekonomi baru serta inspirasi bagi
pembangunan India kedepannya. Berbagai kebijakan strategis India telah
difokuskan pada bagaimana cara mempererat hubungan kerjasama ekonomi dan
komersialisasi dengan negara-negara di kawasan sekitar. Baik meningkatkan kerjasama dalam bidang
sosial, politik , dan keamanan serta penekanan hubungan yang sifatnya mengenai
konteks budaya dan ideologi bersejarah[3].
India terus berusaha memperluas pasar regional untuk perdagangan, investasi,
dan pembangunan industrinya. India juga memulai kerjasama strategis dan militer
dengan negara-negara di Asia Tenggara.[4]
Kurang baiknya hubungan India dengan
negara-negara di kawasan Asia Selatan seperti pernah adanya isolasi Myanmar,
serta ketidakpercayaan antara India dan negara-negara tetangganya, dan
konektivitas infrastruktur yang buruk, turut menghambat perkembangan hubungan
antara Selatan dan Asia Tenggara. [5] Sengketa panjang antara India dengan Pakistan terkait
wilayah Jammu dan Kashmir telah menyebabkan
hubungan bilateral yang terbangun antara keduanya selalu dipenuhi dengan
permusuhan antara kedua negara. Bersekutunya Pakistan dengan Cina berpotensi menimbulkan persaingan
ekonomi yang bahkan menghambat kemajuan dan kepentingan ekonomi India.[6]
Meskipun India juga memiliki
kepentingan ekonomi seperti menyediakan tenaga kerja asing ke wilayah Timur
Tengah, ketidakstabilan geo-politik dan ancaman terorisme yang berada di
kawasan Asia Selatan juga mengindikasikan bahwa usaha serius dan berharga
seperti investasi keuangan di Timur Tengah juga
beresiko tinggi . Akibatnya, India tetap dikelilingi dan dipisahkan
serta terisolasi dari arus utama Asia baik wilayah Barat atau Utara. Untuk
mengkoordinasikan pasokan rantai efisiensi hubungan dengan India, negara-negara
Asia Selatan juga masih harus meningkatkan sistem tekhnologi informasi dan
telekomunikasi dan mereka.
Hal ini dikarenakan
tidak semua negara yang berada di kawasan tersebut memiliki keadaan ekonomi dan
politik seperti India . India melalui look east policy telah mengupayakan untuk menciptakan
keterlibatan yang konstruktif dengan berbagai kelompok / organisasi regional
seperti ASEAN, KTT Asia Timur, Teluk Benggala Inisiatif untuk Multi-Sektoral
Teknis dan Kerjasama Ekonomi (BIMSTEC) dan Kerjasama Mekong-Ganga ( MGC).[7] Yang mana diharapkan
kerjasama yang dibangun India dengan negara-negara Asia Timur dapat menjadi
jembatan tersendiri untuk mengangkat ekonomi dan membentuk kerjasama di kawasan
Asia Selatan sendiri untuk lebih kuat yang lebih penting lagi adalah dapat
mengangkat dan mengintegrasikan lebih dalam lagi ekonomi India dengan dunia
intenasional. Karena selama ini India sulit untuk berinteraksi dengan
negara-negara sekitar India diakibatkan minimnya akses serta adanya
instabilitas ekonomi dan politik masng-masing negara.
Saat ini India sedang mengembangkan strategi baru yang berorientasi
pada penekanan kedekatan geografis serta pembangunan ekonomi untuk meyakinkan
negara-negara seperti Pakistan, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Sri Lanka, tetapi
juga Vietnam, Myanmar dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Masalah keamanan
serius juga mengelilingi wilayah Asia Selatan, yang dapat merusak perdamaian
dan stabilitas dan yang paling serius adalah masalah keamanan dapat
mempengaruhi semangat ekonomi. Namun dengan adanya kerjasma yang dibangun India
dengan negara-negara Asia Tenggara terbukti, dengan cepat meningkatkan saling
ketergantungan ekonomi antar kawasan, baik dalam hal perdagangan intra-regional
dan investasi, dapat diterjemahkan kedalam banyak hal, seperti stabilitas
keamanan kawasan.
Kompleksitas lingkungan regional juga turut
didorong oleh kebangkitan dari kekuatan
global baru.[8] Yang pada akhirnya juga
mengangkat perekonomian dan pengintegrasian ekonomi di kawasan Asia Selatan itu
sendiri. Maka dari itu mau tidak mau untuk dapat mendongkrak dan
mengintegrasikan ekonomi dalam negerinya India harus melakukan kerjasama
internasional. Dalam hal ini tindakan alternatif yang rasional dan memiliki
potensi pengembangan yang dapat dilakukan India adalah dengan melihat ke timur,
melakukan kerjasama dengan negara kawasan tetangga terdekatrnya yaitu Asia
Tenggara.
India look east policy merupakan upaya india untuk menumbuhkan
hubungan ekonomi strategis yang luas dengan negara-negara Asia Tenggara dalam
rangka menunjang posisinya sebagai kekuatan regional dan penyeimbang pengaruh
strategis dari Republik Rakyat Cina.[9] Kebijakan
ekonomi pintu terbuka China selama tahun 1980 telah meroket dan menjadikan
China muncul sebagai raksasa ekonomi di Asia, berbeda dengan kebijakan model
ekonomi sosialis India di bawah kekuasaan Nehru yang kian hari kian tertututp
dan terbelakang. Cina bersaing dengan India dalam lingkup berbagai bidang
seperti politik, ekonomi dan militer dan
yang paling penting adalah bagaimana ekonominya dapat berpengaruh di wilayah
Asia Tenggara. Singkatnya, India harus mengadopsi ekonomi yang lebih bersifat
agresif untuk dapat bersaing dengan baik dengan kekuatan pasar internasional.[10]
Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada
urgensi yang lebih besar bagi India untuk mempercepat kerjasama ekonomi dan
keamanan dengan Asia Tenggara. Selain manfaat ekonomi, India juga ingin
mengirim pesan tegas ke Cina yaitu India ingin
menjadi kekuatan utama regional dan akan mencapai hal ini dengan menempa
hubungan lebih dekat dengan negara-negara di Asia Tenggara untuk melawan
meningkatnya dominasi China di wilayah tersebut.[11] Untuk melakukan hal tersebut India telah membangun hubungan
yang lebih dekat dengan beberapa negara anggota ASEAN seperti Thailand,
Myanmar, dan Vietnam.[12]. Dimulai dengan reformasi pada tahun 1991, yang
menandai pergeseran strategis dalam perspektif India di dunia internasional. Look East Policy dalam perjalanannya
merupakan sebuah cara untuk mengejar tujuan geopolitik dan ekonomi guna
mencapai status super power di wilayah tersebut, dan dapat menjadikan India
sebagai kekuatan utama.[13] India merasa terancam
oleh cara di mana China dapat memperkuat posisinya di bagian Selatan dan Asia
Tenggara, India baru-baru ini memutuskan untuk mengubah dasar kebijakan look east dalam rangka membendung
kekuatan Cina di wilayah tersebut. Menurut Perdana Menteri Manmohan Singh:
"Dengar East Policy India tidak hanya
merupakan sebuah kebijakan ekonomi eksternal, melainkan juga sebuah kebijakan
pergeseran strategis dalam visi India dari dunia dan tempat di mana India berada dalam perekonomian global yang
terus berkembang. Kebanyakan dari semua itu adalah tentang bagaimana India
dapat menjangkau tetangga peradaban kami di Asia Tenggara dan Asia Timur
".[14]
India terus berusaha untuk memperkuat
hubungannya dengan negara-negara tetangganya serta negara-negara di kawasan
timur dan tenggara Asia. Selain itu New Delhi juga dituntut untuk terus menjaga
hubungan baiknya dengan China melihat China merupakan mitra dagang penting
India. India berpikir bahwa hubungan
fungsional dengan negara-negara Asia dapat diperkuat oleh adanya kesamaan afinitas
budaya keduanya, yang mana nantinya kedekatan tersebut dapat menyeimbangkan
India dengan diplomasi China di kawasan Asia. Meskipun demikian kerjasmaa ekonomi starategis antara India dengan China terus mengalami
pertumbuhan, namun disisi lain kompetisi dan persaingan antara keduanya juga
terus menajam. Kebutuhan akan reformasi ekonomi, ditambah dengan kekuatan
integratif dari arus globalisasi yang ada saat itu serta kesulitan yang dialami
oleh India dalam proses integrasi di dalam kawasan Asia Selatan dan ada
kekhawatiran baru tentang munculnya kekuatan
China serta pengaruhnya di kawasan Asia dan dampaknya terhadap keamanan
India. Membuat India memikirkan kembali
parameter dasar dari kebijakan luar negerinya.
Perubahan
sistem internasional pasca berakhirnya Perang Dingin, dan kisah sukses dari
pertumbuhan ekonomi Asia Timur serta perubahan radikal keadaan ekonomi
strategis India menyebabkan New Delhi lebih memperhatikan dan fokus dengan laju pertumbuhan ekonomi yang cepat di
Asia Timur dan Tenggara. Perasaan terancam oleh cara di mana China memperkuat
posisinya di bagian Selatan dan Asia Tenggara, melalui look east policy India berusaha untuk mengimbangi Cina di wilayah
tersebut. Sebagai hasil dari dorongan ini, look
east policy secara resmi diluncurkan pada tahun 1991 oleh pemerintahan
Perdana Menteri PV Narasimha Rao.[15]
Selain untuk mengimbangi kekuatan China yang ada di
Kawasan Asia, India juga berusaha untuk dapat menjadi negara yang memiliki
pengaruh di kawasan Asia. Hal ini sudah lama terdapat dalam cita-cita India
kedepanya. Pada tahun 1944, dalam bukunya "The Discovery of
India", Jawaharlal Nehru menulis:
"Dimasa mendatang India memungkinan untuk
mengambil tempat di Asia Pasifik sebagai pusat saraf dunia. Meskipun
tidak secara langsung India pasti akan melaksanakan pengaruh penting di
sana. India juga akan berkembang sebagai pusat kegiatan ekonomi dan
politik di wilayah Samudera Hindia, Asia Tenggara, sampai ke Timur
Tengah. Posisi wilayah tersebut memberikan dampak ekonomi dan strategis
penting dalam bagian dunia yang akan berkembang di masa depan ".[16]
Nehru juga menambahkan:
"India harus memainkan bagian yang sangat besar
dalam masalah keamanan di Asia dan Samudera Hindia, lebih
khusus di Timur Tengah dan Asia Tenggara, sebagaimana India adalah poros dari
sekitar masalah ini dan patut dipertimbangkan "[17]
Pasca
Perang Dingin Kebijakan Look East
telah memungkinkan India untuk dapat memposisikan dirinya sebagai pemain kunci
dalam wilayah Asia.[18] Pada
bulan Juni 2006, Menteri Pertahanan Pranab Mukherjee, berbicara pada acara
Dialog Shangri-La yang ke lima di Singapura, dan mengatakan:
“India adalah salah satu negara penting dari raksasa Asia bersama China,
Jepang dan Indonesia. Di kawasan Asia-Pasifik, India memiliki hubungan yang
berkembang dan baik dengan Amerika Serikat serta negara-negara lain di Amerika
Utara dan Selatan yang membawa serta peran sepadan di wilayah ... India
memiliki peran penting untuk menjamin dan memelihara perdamaian jangka panjang,
keseimbangan energi listrik yang stabil, pertumbuhan ekonomi dan keamanan di
Asia ... hal Ini melintasi ruang daratan dan laut antara timur dan barat, serta
menyediakan energi potensial dan koridor perdagangan Wilayah Samudera ke Asia
Tengah dan India di. Menanggapi tantangan globalisasi merupakan salah satu
kunci isu yang dihadapi oleh semua bangsa hari ini. India Sebagai negara yang
memiliki masyarakat pluralistik, demokratis dan dapat berbicara dalam bahasa
Inggris, India memiliki kesempatan baik untuk merespon.” [19]
Secara tidak langsung uraian
diatas memberikan keterangan bahwa, sudah sejak lama India memiliki visi untuk
dapat bergabung dengan negara-negara Asia dan memainkan peran penting di
kawasan Asia. Bahkan keingingan tersebut jauh sebelum adanya Perang Dingin.
India berusaha untuk dapat menjadi sebuah poros penting yang berada dalam
dinamika kawasan Asia. Melihat agresifitas China yang juga berupaya memiliki
peranan penting di kawasan Asia maka keinginan India untuk juga dapat
memberikan kontribusi dan berperan penuh di kawasan Asia hanya dapat
terealisasikan dengan mengadopsi look
east policy. Yaitu bagaimana cara India memfokuskan hubungan kerjasama luar
negerinya dengan negara-negara yang berada di kawasan Asia.
Kedekatan Geografis, Sejarah, dan Budaya
Melalui look
east policy India berusaha untuk membuka kembali hubungan yang pernah
terjalin antara India dengan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara di masa lalu.
Yaitu hubungan yang terjalin dari aktivitas perdagangan dan pertukaran seni
budaya. India memiliki sejarah panjang dalam keterlibatannya dengan Asia
Tenggara, yang mana keterlibatannya tersebut terkemas dalam bentuk nilai-nilai
sejarah dan budaya bersama. Dipicu oleh globalisasi dan liberalisasi
ekonomi, saat ini telah tertanam dalam
pragmatisme dan kepentingan bersama, seperti ketergantungan dalam sumber daya
alam serta integrasi ekonomi untuk membangun dasar yang lebih kokoh. Secara
sosial baik India dan negara-negara kawasan Asia Tenggara memiliki kedekatan
sejarah serta persamaan kultur budaya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
persamaan adat istiadat serta seni budaya yang tidak jauh berbeda dari
keduanya. Selain itu jarak yang tidak terlalu jauh, secara geografis India
berbatasan dengan Myanmar dan Thailand. Dan berbatasan dengan Singapura dan
Malaysia. Lebih dari seribu tahun lalu hubungan perdagangan antara India dengan
beberapa negara ASEAN dapat ditelusuri dimana terdapat bahasa, agama, budaya
yang terlihat sama antara satu dengan yang lainnya. Meskipun India dinilai
terlambat namun hubungan yang terus dijalin tersebut semakin bersifat
kompeherensif baik melalui perjanjian kerjasama ekonomi, militer, maupun dalam
hal pertukaran tenaga ahli dan pengajar.
India look east
policy dalam beberapa tahun terakhir telah diasumsikan bukan hanya dalam
dimensi ekonomi yang lebih besar lebih dari itu look east policy juga merupakan hubungan paralel politik, strategis
atau bahkan pengintegrasian satu budaya.[20]Melalui adanya
kedekatan baik secara history, geografis dan budaya. India berusaha membangun
hubungan kerjasama ekonomi strategis yang lebih dalam dan kompeherensif dengan
kawasan Asia Tenggara.
Kebijakan India dalam look east
policy juga telah terikat akan kepentingan India yang lebih luas lagi,
seperti dalam kebutuhan keamanan India baik dalam bidang energi maupun
pembangunan[21]. Arah pasar perdagangan India dengan seluruh dunia
telah mengalami perubahan fenomenal sebagai akibat dari kebijakan melihat ke
timurnya. Yang mana pada saat Perang Dingin, perdagangan India dengan kawasan
timurnya sangat terbatas.[22] Kebijakan luar negeri India yang tertanam
dalam look east policy merupakan
sebuah manifest besar yang terfokus pada orientasi kebijakan luar negeri India
menuju Asia Tenggara, sebuah wilayah yang sedang berkembang saat ini.
Perekonomian Asia Tenggara merupakan pasar yang hampir belum pernah
dimanfaatkan oleh entitas ekonomi utama regional seperti India, China, Eropa,
atau Amerika Srikat[23].
Melibatkan Asia Timur dalam pengintegrasian ekonomi
menjadi ambisi utama di kalangan pembuat kebijakan di India yang ingin
mengulang kembali kisah pertumbuhan ekonomi yang telah lama pernah terjalin.
Selain itu keinginan India untuk terlibat dalam ekonomi Asia Tenggara juga memiliki pertimbangan strategis. Yaitu
sejak awal tahun 2000 India khawatir apabila negosiasi perdangangannya dengan
WTO gagal. Dan apa bila itu benar terjadi maka India harus sendiri menghadapi
pertumbuhan proteksionisme di Eropa dan Amerika.[24]
Hal tersebutlah yang kemudian membuat India
menegosiasikan Free Trade Area dengan
sebanyak mungkin negara yang memiliki keterbukaan, dan India menemukan
negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara merupakan mitra potensial
dan memiliki antusiasme untuk melakukan kerjasama ekonomi dalam kerangka yang
berbasis pada pasar bebas. Gelombang liberalisasi dalam perdagangan jasa di
Asia Timur memberi kesempatan untuk maju bagi sektor jasa India yang kuat. Sama
halnya seperti perdagangan dalam sektor manufaktur yang telah mendorong
pertumbuhan di Asia Timur selama tiga dekade terakhir. Sepertiga jumlah layanan
dari ekspor India, dan akses ke pasar Asia Timur bisa memberikan sektor ini
dorongan lebih lanjut. Secara bertahap pasar jasa layanan di wilayah ini
menjadi terbuka.[25]
Kebijakan ekonomi aktif dengan adanya
keterlibatan dengan Asia Tenggara dilaksanakan sebagai inisiatif India dalam
mencapai dua tujuan utama dari kebjkan luar negerinya yaitu, dorongan melalui
hubungan dagang dengan mitra bilateralnya serta untuk menyediakan lapangan
kerja di luar negeri guna memeprluas lapangan angkatan kerja India[26]. Agresifitas India
juga dapat dilihat dengan bagaimana India melihat pentingnya Thailand dalam
menghubungkan India dengan Asia Tenggara melalui 3.200 km proyek jalan tol trilateral yang juga menghubungkan India dengan
Myanmar. Jalan raya ini, didanai oleh Asian Development Bank (ADB) dan Bank Dunia.[27]
Selain itu India juga aktif dalam berbagai
forum yang diselenggarakan oleh ASEAN. Bahkan dalam memperkuat hubungannya
dengan negara-negara Asia Tenggara, India bergabung dengan perjanjian dari
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, seperti didirikan zona perdagangan
bebas dengan negara-negara Asia Tenggara dan berpartisipasi dalam mekanisme
kerja sama Asia Timur dan forum keamanan ASEAN. Isi hubungan
strategis juga mengeluarkan perjanjian kerjasama dalam bidang militer dan
budaya yang merupakan sebuah bagian dari kerjasama ekonomi eksklusif.[28]
[1] Pei Yuanying. Dalam “India look east policy”. Diakses melalui http://english.peopledaily.com.cn/90780/91343/7778951.html. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[2] Pradumna B. Rana, Chia Wai Mun. “The need for a second round of ‘look east’ policies in south Asia” 1 April 2013. Diakses melalui http://www.voxeu.org/article/need-second-round-look-east-policies-south-asia. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[3] Shahin, Sultan. Dalam “ India’s’ Look East Policy Pays Off”Diakses melalui http://www.globalpolicy.org/component/content/article/162/27908.html diakses tanggal 17 April 2013.
[4] Dalam “Look East
Policy”. Diakses melalui http://www.pib.nic.in/newsite/erelease.aspx?relid=60558. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[5] Inderfurth, Karl F. India’s ‘Look East’ and America’s ‘Asia Pivot’: Converging Interests 22 Maret 2013. Diakses melalui http://csis.org/publication/indias-look-east-and-americas-asia-pivot-converging-interests. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[6] Sundaram A.
Dr. “Look east Policy”. International Journal of Advancements in Research &Technology, Volume
2, Issue5, May-2013 169ISSN 2278- 7763. Diakses melalui http://www.ijoart.org/docs/Look-East-Policy.pdf. Pada tanggal 3 Oktober 2013.
Opcit Hal 2.
[7] Dalam “Look East
Policy”. Diakses melalui http://www.pib.nic.in/newsite/erelease.aspx?relid=60558. Pada tanggal 1 Oktober 2013. Opcit.
[8] Naidu, GVC. “India
look east policy”. Diakses melalui sam.gov.tr/wp-content/uploads/.../GVC_Naidu.pdf. Pada tanggal 2
Oktober 2013. Hal 2.
[9] Dalam “India's Look East policy has borne good results: Manmohan Singh”. Diakses melalui http://www.aninews.in/newsdetail2/story125732/india-039-s-look-east-policy-has-borne-good-results-manmohan-singh.html. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[10] Sundaram A.
Dr. “Look east Policy”. International Journal of
Advancements in Research &Technology, Volume 2, Issue5, May-2013 169ISSN
2278- 7763. Diakses melalui http://www.ijoart.org/docs/Look-East-Policy.pdf. Pada tanggal 3 Oktober 2013.
Hal 2.
[11] Maini, Tridivesh Singh. Dalam “India’s northeastern states essential to India’s Southeast Asia policy. New Delhi 13 Agustus 2013”. Diakses melalui http://www.eastasiaforum.org/2013/08/13/indias-northeastern-states-essential-to-indias-south-east-asia-policy/. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[12] Ibid.
[13] Hongmei, Li. Dalam “ India's
"Look East Policy" means "Look to encircle China" ?.27
Oktober 2010. Diakses melalui http://english.peopledaily.com.cn/90002/96417/7179404.html. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[14] Astarita, Claudia. “The
Contamporary Version of India’s Look East Policy”.Quarterly Edisi IX Bulan
Nopember Tahun 2011. Diakses melalui mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/.../9.pdf. Pada
tanggal 1 Oktober 2013. Hal 55.
[15] Pranab Mukherjee. Dalam “India Look East Policy. Journal
of North East India Studies”. 30 Agustus 2012. Diakses melalui situs http://www.jneis.com/?p=410. Pada tanggal 3 Oktober 2013.
[16] Ibid. Hal 55.
[17] Ibid. Hal 55.
[18] Chak Mun (2009). Dalam “India’s Strategic Interests
in Southeast Asia and Singapore; Macmillan, Delhi; Chapter 6,Hal. 146.
[19] Teks pidato (3 Juni 2006). Diakses melalui www.iiss.org/conferences/the-shangri-la-dialogue/shangri-la-dialogue. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[20] Ghosa,
Baladasl. Dalam “ Some New Thoughts on India’s Look East Policy” . Institute of Peace and Conflict Studies. No
54 Oktober 2007. Diakses melalui http://www.ipcs.org/pdf_file/issue/731593999IPCS-IssueBrief-No54.pdf. Pada
tanggal 3 Oktober 2013. Hal 1.
[21] Bajpaee , Chietigj. Dalam “India rediscovers
East Asia”. Diakses melalui http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/IJ31Df01.html. Pada tanggal 17 April 2013.
[22] Palit, Emitindu. Dalam “India look east policy reflecting the future. ISAS (Institute of South
Asian Studies) Nus (National University of Singapore) No 95 April 2010”.
Diakses melalui mercury.ethz.ch/.../ISAS_Insights_96.pdf. Pada
tanggal 1 Oktober 2013.
[23] Mazumdar, Sayantani
Sen. Dalam “Mekong - Ganga Cooperation- a
Brief Overview”. Diakses melalui http://www.globalindiafoundation.org/lookeast.htm pada tanggal 3 April 2013.
[24] Zhang, Dong. and Dalam “India Look East, Strategies Impact”. Australian Goverment, AusAID
Workong Paper September 2006. Diakses melalui http://www.ausaid.gov.au/Publications/Documents/india_east.pdf. Pada tanggal 18 September 2013. Hal: 9
[25] Nehru, Vikram. Dalam “ Six Reasons for India to Look East”. Diakses melalui http://carnegieendowment.org/2013/02/26/six-reasons-for-india-to-look-east/fktk. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[26] Rahman, Sabina Yasmin. Dalam “The North-East in India’s Look East Policy” 15 Mei 2013. Diakses
melalui http://inpec.in/2013/05/14/the-north-east-in-indias-look-east-policy/. Pada tanggal 19 September 2013.
[27]Vaid, . Dalam ”India's look-east policy: relevance of Japan, Thailand . The elephant may have been slow in its forays in Southeast Asia, but it needs to send a clear message to the dragon that it is not sleeping” 1 Juni 2013. Diakses melalui http://governancenow.com/news/regular-story/indias-look-east-policy-relevance-japan-thailand. Pada tanggal 1 Oktober 2013.
[28] Yuanying, pei. India look east policy. Opcit hal 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar