Oleh: Lutfi Maulana Hakim
Perkembangan sistem produksi global telah melalui
berbagai masa untuk mencapai sebuah kestabilan dan kemajuan produksi global.
Berawal dari sejarah lahirnya sistem produksi global atau sering disebut sistem
fordism.Lahirnya nama fordism, lahir dari nama seorang pengusaha mobil Ford di
Amerika Serikat yaitu, Henry Ford dimana dia bisa melakukan sebuah produksi
massal yang mampu merambah hingga ke negara-negara di dunia. Lahirnya pemikiran
dan produksi global ini tidak lepas dari pemikiran filosof kiri/ sosialis yakni
Antonio Gramsi, yang ditulis dalam karyanya American
and Fordism. Sejarah singkat ini yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya
fordism.
Fordism, dianggap sebagai era emas dari kapitalisme
yang selama ini digambarkan oleh Karl Marx bahwa akan timbul pergerakan oleh
kaum buruh, yang akan melakukan sebuah perlawanan, namun hal ini tidak terjadi pada
perusahaan mobil Ford di Amerika Serikat,, yang berhasil mengelola dan
mentransformasikan sistem kapitalisme menjadi lebih baik. Bentuk standar
produksi global yang lakukan oleh Henry Ford yaitu,diawali dari teori dari
Frederik Winslow Taylor yang menemukan teori manajemen yang didalamnya mengatur
efisiensi produksi dan pekerja[1].
Kunci keberhasilan dari sistem produksi global mobil Ford yaitu;
1. Standarisasi Produk, yaitu menggunakan mesin
sebagai alat bekerja sebagai alat untuk membantu kerja manusia
2. Memperguanakan alat-alat khusus untuk
melakukan produksi.
3. Membayar pekerja dengan upah yang tinggi,
serta berani membeli barang produk nya sendiri.
Melihat keberhasilan sistem produksi global yang dilakukan oleh
perusahaan mobil Ford, amaka Reindhart melakukan analisa kinerja keberhasilan
dari Fordisme kedalam 4 level analisa, yaitu:
1. Fordisme menjadi bentuk paradigma industri
modern yaitu; produksi masal, manajeme kerja, manufaktur produksi,dan semi-skilled
labor force,
2. Fordisme merupakan bentuk akumulasi ekonomi,
terutama dalam sektor industri makro,
3. Fordisme sebagai sebuah pengaruh dan regulasi
dari, standar regulasi sosial dan ekonomi,
4. Fordisme merupakan bentuk usaha, untuk
mempengaruhi masyarakat mapan untuk membeli mobil, sebagai bentuk dari produksi
massal[2].
Keberhasilan
strategi produksi yang dilakukan oleh perusahaan Ford, yang mampu memproduksi
mobil secara global, sehingga mampu memberikan upah yang tinggi kepada para
pekerja dan mampu membeli barangnya sendiri, hal ini terbentuk karena adanya
pemasukan dari sistem produksi global yang menambah pendapatan perusahaan. Hal
ini yang menjadikan teori nilai alieansi yang dilontarkan Karl Marx dapat dipatahkan.
Inilah yang disebut dengan era ke-emasan fordism, dimana aktivitas perekonomian
ditopang oleh industri, yang dapat mensejahterakan para pekerja, serta hubungan
antara pemilik perusahaan dengan pekerja terbina dengan baik dengan sistem
Fordism.
Perkembangan
sistem produksi global ini membuat Amerika Serikat membuka lapangan kerja baru,
yang bertujuan membangun infrastuktur yang baru demi kemajuan ekonomi Amerika
Serikat. Sistem ini bukan semata-mata bentuk dari kebijakan Ford , namun juga
bentuk pola kebijakan ekonomi-politik yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Keberhasilan ini yang menjadikan perusahaan ford membentuk perusahaan MNC (multi national corporation)
dinegara-negara lain di dunia. Kemajuan yang pesat ini menjadikan Ford sebagai
perusahaan yang berhasil melakukan usahanya dalam sistem baru yaitu, MNC,
dengan membuka cabang perusahaan di
negara-negara di dunia.
Berakhirnya
Perang Dunia II , menjadikan kemenangan bagi Amerika Serikat yang menjadikan
Amerika menjadi penguasa rezim industri melalui sistem ekonomi-politik yang
dibangunnya, serta hal yang terbesar adalah keberhasilan sistem produksi global
oleh perusahaan Ford, yang kemudian dikenal dunia dengan sistem Fordism.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar