“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Politik Pemikiran Barat “Kritik terhadap pemikiran Plato”


Oleh: Haryo Prasodjo Prasodjo (09260012)

Menurut Plato idea atau jiwa tidak pernah mati,namun tidak seperti demikian,jiwa dan tubuh adalah ibarat satu kesatuan dimana jiwa terdapat dalam tubuh,jika jiwa atau ide berbntuk non material maka tubuh adalah sebagai benda atau taempat dari jiwa tersebut,maka dapat dilihat bahwa jika tubuh tersebut mati maka secara otomatis jiwa yang ada dalam tubuh tersebutpun akan ikut mati,karena jiwa dapat berfungsi dengan baik jika terjadi sinergitas dengan tubuh yang menaunginya,bagai man jiwa tersebut dapat hidup jika tubuhnya telah mati,karena ada dasarnya pemikirannya tentang idea tersebut sulit diterapkan dalam dunia yang material ini.
Pemikiran plato tentang idea atau jiwa dapat diibaratkan hubngannya seperti kapak,jika kampak adalah benda hidup yang berupa mata pisau dan kayu,maka kemampuan untuk membela adalah jiwanya,dan bagaimana mungkin jiwannya kapak tersebut9kemampuan untuk membelah)dapat berfungsi dengan baik jika tubuhnya rusak tidak bersifat abadi.
Adapun pemikiran dari Plato yang amat kontroversi dan saya anggap ekstrim adalah tentang hak kepemilikan bersama,termasuk anak dan istri,meskipun mengatasnamkan kolektivisme namun hal ini tentu sangat melenceng dari nilai-ni;lai masyarakat srta kodrat dan aturan agama yang ada,serta hal ini menurut saya hanyalah sebuah persepsi dari idea seorang Plato,terkadang idea dapat mengemukakan dan memberikan sebuah gambaran yang ideal tentang suatu hal,namun pada kenyataannya idea tersebut amat sulit dibenturkan dnegan keadaan alam yang nyata berbentuk material,hal ini dikanakan idea hanyalah sebuah persepsi yang sifatnya non material.
Adapun pemikiran plato tersebut yang berkenann dengan kekekalan para dewa secara im[plisit Plato masih mewragukan hal tersebut,serta pemikirannya tentang matahari,bumi dan bulan yang bersifat tetap kekal abadi,,namun dalam kenyataannya bumi,bulan dan matahari terus mengalami perubahan
\Adapun dalam pemikirannya tentang negara ideal yang mana adanya pengahapusan keluarga dan menjadikannya keluarga secara utuh atas dasar negara,tentu hal ini amat sulit diwujudkan dimana keluarga terkecil merupakan sebuah kelompok yang amat penting dalam masyarakat,menurut Herbet Spencer ada dua hal terpenting yang mempengaruhi prilaku dan cara berfikir manusi yagn pertama adalah keluarga,kedua adalah sekolah dan yang terakhir adalah lingkungan sekitar,bagaimana mungkin kita dapat mengahapuskan peran keluarga yang menjadi sebuah elemen penting dalam membangaun masyarakat dan tatanan negara ,seperti yang diutarakan Aristoteles dimana negara terbentuik karena adanya penyatuan dari keluarga-keliarga kecil.
Secara subyektif saya memandang bahwa dasar pemikiran Plato atas pengahpusan keluarga dan kepemilikan bersama harta termasuk istri dan anak adalah masa traumatisnya di saat kecil di mana kedua orang tuanya bercerai saat ia masih anak-anak yag mana masa anak-anak masih emmbutuhkan sebuah kasih sayagn dari seorang ibu dan ayah.Adapun tentang pemilikan pribadi tentu hal ini akan mengurangi sifat daya saing individu sehingga menjadi individu yang tidak kompetitif,dan malas.
Adapun dalam hal memeis atau dunia idea plato berangapan bahwa semua benda yang adfa di dunia ini hanyalah jiplakan dari idea yang ada,namun pada kenyartaannya tidaklah begitu karena idea dan dunia memiliki kesatuan yang tidak dapat diisahkan,Plato tidak senang dengan seniman dan penyair karena ia berangapan bahwa apa yagn mereka hasilkan hanyalah sebuah copy dari kebendaan yang telah ada dan dapat menimblkan hasrat dan nafsu,namun nyatanya tidaklah demikina syair dan seniman ada kareana jiwa atau idea itu sendiri yang membentuknya ,sebuah karya sastra,syair dan lukisan yang indah idak mungkin ada jika bukan karena adanya idea dari si pembuat benda tersebut,dimana secara jelas pelukis atau penyair dapat menuangkan apa yang menurut Plato ada di dunia idea dpat ada di dunia nyata.
Pandangan Plato tentang syair  sebagai penimbul hastat dan nafsu terpatahkan dalam islah,terbukti syair terindah dimiliki oelh kitab suci Al Quran,justru berbalik dengan apa yang di ungkapkan plato,dimana dalam Quran justru terdapat hikmah,pesan dan nasehat bagi jalan hidup umat manusia.
Adapun dalam pemikirannya sendiri terdapat benturan yaitu dimana ia mengatakan bahwa asalam uila terbentuknya negara karena manuasia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang ;lain,disisi lain ia menyatakan penghapusan keluarga,tentu dua hal yang tidak akan selesai titk temunya,dimana keluarga adalah pondasi dasar dari kehidupan sosial dan bermasyarakat,tanpa adannya keluarga maka tidak akan pernah ada negara,bahkan dalam ajaran islam menegaskan negara yang kuat tercipta dari keluarga yang sehat pula.
Adapun kerangka pemikiran Plato hanya sebatas idea saja padahal dalam dunia nyata penerapannya pun sangat dibutuhkan hal ini agar kita tidak hanya hidup dalam dunia idea saja,atau dapat menjadikan orang yagn ahanya suka berangan-angan tanpa harus berbuat sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar