Oleh: Galih Wisnu Aji Mahasiswa HI UMM
Secara teoritis, ada tiga elemen utama
yang menentukan politik luar negeri suatu negara: sistem internasional, sistem
politik domestik, dan aktor pengambil keputusan politik luar negeri. Ketiga
elemen tersebut merupakan input yang menentukan output (kebijakan) dan outcome
(implementasi) politik luar negeri.[1] Foreign Policy Decision Making merupakan
pilihan yang dibuat oleh individu, kelompok, dan koalisi untuk negara mereka
dalam menghadapi tantangan dunia internasional. Foreign Policy Decision tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu: Decision Environment, Psycological
Factors, International Factors, dan Domestic
Factors.[2]
Dalam kasus kebijakan nuklir Korea
Utara, Foreign Policy Decision mereka
terbentuk karena adanya dunia internasional, dalam konteks ini adalah
negara-negara di regional Asia Timur
(dimana terdapat negara-negara berkekuatan ekonomi yang jauh lebih kuat
dibanding Korea Utara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China) dan Amerika
Serikat sebagai pihak luar, berusaha mengancam Korea Utara dengan Soft Power yang dimiliki oleh
tetangganya ataupun Hard Power yang
diperlihatkan Amerika Serikat dengan invasi-invasi militer sebagai bentuk
intervensi kemanusiaan. Kebijakan sistem internasional atau kebijakan negara lain
tersebut membuat Korea Utara tersudut dan memilih melanjutkan program nuklirnya
sebagai bentuk Foreign Policy mereka.
Program nuklir tersebut digunakan oleh Korea Utara untuk men-deter negara-negara yang menjadi ancaman
tersebut. Kebijakan nuklir itu sendiri merupakan pilihan dari rational actor, dimana yang berperan
sebagai pembuat kebijakan adalah rezim diktator Korea Utara dibawah kekuasaan
dinasti Kim. Mulai dari Kim Il-sung, Kim Jong-il, hingga Kim Il-sung, kebijakan
Korea Utara tetap sama dengan cara mengembangkan nuklir untuk melakukan self-defense bagi negaranya.
Pembuatan kebijakan luar negeri Korea
Utara juga tidak dapat dilepaskan dari International
factors dan domestic factors sebagai
pemicu dinasti Kim membuat kebijakan luar negeri. Dari sisi internasional sudah
dijelaskan bahwa adanya kekuatan-kekuatan ekonomi di Asia Timur dan sikap
Amerika Serikat terhadap Pyongyang merupakan faktor bagi rational actor membuat kebijakan untuk Korea Utara. Sementara
faktor domestik adalah ekonomi Korea Utara yang sudah terkuras habis dengan
pengembangan teknologi nuklir yang membuat rakyatnya kelaparan. Nuklir yang
dibuat Korea Utara adalah untuk menakut-nakuti atau melakukan deterrence terhadap negara-negara Asia
Timur. Korea Utara sering melakukan uji roket salah satunya adalah agar
negara-negara tetangganya memberika bayaran berupa bantuan kepada Korea Utara
sebagai cara agar Korea Utara tidak melakukan ancaman atau melakukan uji nuklir
di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan negara mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar