Oleh : Wahidatun Hasanah (Mahasiswa HI UMM)
Latar Belakang
Demokrasi nampaknya telah mencatat
kemenagan historis atas bentuk-bentuk pemerintahan yang lain, Dewasa ini hampir
semua setetiap orang mengaku sebagai seorang yang demokrat, setiap negara akan
mengangngap negara telah menjadi negara yang mengususng demokrasi dan setiap
rezim poliik diseluruh dunia mengklaim sebagai rezim demokrasi. Dlam suatu masa
dimana cara-cara tradisional dalam memmecahkan pertentangan niali diperlakukan
dengan sangat hati-hati-khususnya pertentangan nilai yang muncul, misalnya,
pada ajaran ajaran duniawi yang lain,atau tataperingakt dan hierraki yang
bersifat alamiah,atau pada klaim-klaim menegnai kepentingan kaum proletar,
pilihan0pilihan politik tampak seakan-akan hanya bisa mulai diorganisasikan,
diartikulasikan dan dinegosiasikan dalam demokrasi. Demokrasi dinaggap mampu
memberikan pancaran legitimasi pada kehidupan modern:hukum, undang-undang dan
politik kelihatannya absah ketika semua bersifat demokratis, tetapi dalam
kennyataannya tidaklah selalu demikian.
Konsep demokrasi
sebagai suatu bentuk pemerintahan berasal dari para filsuf Yunani, akan tetapi pemakaiian konsep pada
zaman modern dimulai sejak terjadinya pergolakan revolusioner dalam masyarakat
barat pada akhir abad ke 18. Pada pertengahan abad ke -20 yang kemudian semakin
menjadi perdebatan[1].
Masalah masalah serius muncul ketika demokrasi didefinisikan berdasarkan sumber
wewenang atau tujuan. Dalam sistem pemerintahan yang lain orang menjadi
pemimpin karena asal-usul kelahiran, kemujuran, kekayan, kekerasan, ataupun
pngetahuan yang dimiliki. Rumusan modern terpenting dari konsep demokrasi ini
dikemukan oleh Joseph Schumpeter pada tahun 1942. Dalam Capitalism, socialism,
and Democracy, Prosedur utama demokrasi adlah pemilihan para pemimpin secara
kompetitif oleh rakyat yang mereka pimpin, sehingga ada kehendak rakyat “the
will of people” yang menjadi sumber dan kebaikan bersama “the common good” yang
menjadi tujuannya.
Singapura
didirikan sebagai koloni perdagangan Inggris di tahun 1819. Bergabung dengan
Malaysia Federasi pada tahun 1963, tetapi dipisahkan dan menjadi independen di
1965. Meskipun pemerintahan bersifat
otoriter dibawah keepmimpinan perdana
menteri, Lee Kuan Yew, Singapura telah menjadi salah satu negara didunia yang
paling makmur dan kuat dalam menjalin
hubungan perdaganga internasional yang PDB per kapitanya setara dengan
negara-negara terkemuka Eropa Barat.
Masalah
masyarakat multietnis, pengangguran, perumahan standar rendah, rendah tingkat
pendidikan, pemisahan dari pedalaman pertanian, serikat buruh dipolitisasi,
infiltrasi komunis, dan penarikan dari pangkalan angkatan laut Inggris yang
muncul dapat diatasi. Untuk mengatasi korupsi yang merajalela, kekerasan dan
perbedaan pendapat, muncullah 'Partai Aksi
rakyat (PAP) yang dijalankan di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew yang tidak terbantahkan. Sejak
melepaskan simbol sebagai perdana menteri pada tahun 1990, Lee Kuan Yew tetap
anggota kabinet bentukan baru yaitu
"Menteri Senior" dan "Mentor Menteri" dan dianggap oleh
pengamat sampai saat ini masih
menjadi dorongan utama dari
tindakan-tindakan represif yang masih berlaku samapi hari ini[2].
Sementara
langkah-langkah yang ditempuh saat ini dapat diartikan sebagai instrumen untuk
mempertahankan kekuasaan, mereka melihat ti pemeliharaan perdamaian, kemakmuran
ekonomi, dan keamanan. Di masa lalu, pandangan ini bertumpu pada keyakinan
bahwa ada nilai khas yaitu khas "Nilai-nilai Asia" yang menempatkan
kesejahteraan masyarakat diatas individu, sehingga individu tunduk pada
kepemimpinan. strategi ini menghasilkan tingkat tinggi kepatuhan yang tinggi
dari masyarakat sipil pada pemerinthan,walaupun di mata oposisi juga
menghasilkan iklim ketakutan, yang pada gilirannya menghambat kreativitas
Singapura untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.
Negara kota
Singapura dijalankan mirip dengan sebuah perusahaan dengan pemerintah di bawah
kepemimpinan Perdana Menteri Lee Kuan Yew
Tanggal 5 Agustus 1955, Singapura
menjadi sebuah negara yang merdeka. Sebelumnya Singapura bergabung dengan
Malaysia menjadi sebuah negara federal (negara bagian Malaysia tahun
1953-1955). Karena konflik politik, akhirnya Singapura keluar dari federasi
Malaysia. Hal ini terjadi pada tahun 1955. Ketika itu orang-orang Melayu
mempunyai program Malay for Malayu, membuat Singapura yang 75% penduduknya
etnis Tionghua tersinggung dan ingin membentuk negara sendiri.[3]
Kondisi sosial
masyarakat Singapura yang terdiri dari bermacam-macam etnik seperti etnis
Tionghua (75,2%), Melayu (13,6%), India (8,8%), dan Eurasia serta etnis lain
(2,4%) dan bermacam-macam agama Budha (42,5%), tanpa agama (14,8%), Kristen
(14,6%), Islam (13,9%), Taoisme (8,5%), Hindu (4%), dan lain-lain (1,6%) mau
tidak mau merupakan tantangan bagi integrasi bangsa Singapura sendiri, namun
lagi-lagi Singapura berhasil menangani tantangan dari dalam negeri ini; walaupun
terdiri dari bermacam-macam etnik dan agama yang berbeda-beda, rakyat Singapura
telah membuktikan bahwa keberagaman itu tidak menghalangi mereka untuk
berinteraksi secara damai.[4]
Sistem
pemerintahan Singapura adalah sistem demokrasi parlementer dengan model
westminder. Presiden adalah kepala negara. Sedangkan kepala pemerintahan adalah
perdana menteri (prime minister). Parlemen dibagi menjadi dua kamar: Kongres
atau Majelis Tinggi dan Majelis Rendah (House of Low) yang semula mempunyai 81
anggota.
Pemilihan
anggota parlemen dilaksanakan 4 tahun sekali. Anggota parlemen memilih PM.
Sedangkan PM sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet berdasarkan rangking
dan mendapat persetujuan dari pemerintah. Sampai tahun 1991, secara seremonial
pemilihan presiden dilakukan setelah pengisian anggota parlemen. Di dalam
konstitusi Singapura, diamanatkan untuk melakukan pemilihan langsung terhadap
posisi presiden. Jadi kekuasaan seorang presiden semakin kuat (The Encyclopedia
Britannica. Log, Cit, hal. 769-788).
Dalam suatu
tatanan kehidupan masyarakat bangsa yang demokratis, peran rakyat di arena
politik nasional, melalui pembentukan sebuah pemerintahan, ditempuh melalui
general election. Dalam pemilu tersebut, rakyat memilih wakil-wakilnya untuk
memerintah.
PEMBAHASAN
Model Demokrasi yang pas dalam
menggambarkan negara Singapura adalah demokrasi developmental state yang di
temukan oleh Charmers Johnson, developmental state kurang lebih diartikan
sebagi negara yang mana hubungan internal dan eksternal politiknya menampilkan
pemusatan kekuasaan yang memadai yang mencangku kewenangan. Otonomi, kompetensi
dan kapasitas yang terpusat pada bentuk, tujuan dan peningkatan pencapaian
tujtuan pembangaunan secara eksplisit, baik melalui pendirian dan pengembangan
ekonomi atau elalui pengorganisasian secara langsung, atau pula melalui
kedua-duanya.
Dalam sebuah buku yang berjudul
menjelajah demokrasi karya Dr. Suyatno,Msi, disebutkan beberapq karakterostik
dari developmental state,yaitu: pertama semua negara developmental state
dipimpin oleh elite dominan, Hal itu terlihat jelas pada negara singapura yang
Panggung politik nya tetap didominasi oleh People Action Party/Partai Aksi
Rakyat (PAP),yang didirikan oleh mantan PM Lee Kuan Yew. Selain itu sangat
nampak jelas perkembangan pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan di singapura. Kedua, adanya wilyah otonom yang relatif
denagn institusi negar yang mereka pimpin. Ketiga yaitu adanya determinasi
pembangunan para elite maupun otonomi relatif negara sama-sama membantu
membentuk kekuasaan penuh, kompetensi yang tinggi dan mengisolasi birokrasi
kewenangan secara langsung serta mengelola pembangunan ekonomi dan pembangunan
social secara lebih luas. Keempat,didalam developmental state, masyarakat sipil
mempunyai peranan yang lemah, karena dibawah kekuasaan negara. Dalam hal ini
kelompok atau etnis yang dominan lah yang mempunyai peranan lebih kuat, seperti
etnis cina yang memiliki populasi atau presentasi lebih banyak dibandingkan
etnis lainnya Kelima, kekuasaan, kewenagan dan otonomi negara ditingkatkan dan
dikonsolidasikan pada sejarah pembangunan modrennya sebelum investasi asing
masuk dan menjadi pengaruh.
Singapura, dalam konteks ini
menjadi sebuah negara yang tetap berposisi secra kuat tetapi tidak lagi
bersifat otoriterisme, melainkan memiliki kapasitas yang kuat dalam menegakkan
rule of law, mengejar kepentingan kesejahteraan sosial yang berkelnajutandan
juga menggalakkan pemerintahan yang bersih, tapi negara tetap memiliki
kekuasaan dan kew3enangan, selain itu negara juga mengembangka kualitas politik dengan ditandai oleh adanya partai
politik yang bebas mengorganisisr dirinya sendiri. Democratic developmental
state
Negara singapura yang mempunyai
jumlah penduduk statis (4 juta jiwa) ini ternayata Panggung politik nya tetap
didominasi oleh People Action Party/Partai Aksi Rakyat (PAP), partai yang
didirikan oleh mantan PM Lee Kuan Yew. PAP merupakan the ruling party. Kubu
oposisi baru bisa memperoleh kursi di parlemen pada pemilu 1981. Ketika itu
Partai Pekerja mampu memasukkan kadernya lewat pemilu susulan.
Dalam setiap pemilu, negara ini
menggunakan sistem distrik dalam setiap pesta demokrasi. Pemikiran politik Lee
Kuan Yew mampu menciptakan strong governance, yakni bagaimana membuat sistem
politik memberikan ruang terhadap reformasi politik -memperkuat lembaga
presiden, dan memberi jaminan kursi kepada oposisi. Dengan strategi ini, pada
satu pihak diharapkan dapat menjamin kestabilan sistem, dan pada sisi lain
diharapkan mampu membatasi pengaruh oposisi. Akan tetapi tindakan ini bukan
bermakna melakukan liberalisasi politik.
Jadi, kubu oposisi tidak
berkembang, memang sudah dirancang oleh arsitek politik Singapura. Ada dua
alasan mengapa kubu oposisi tidak mampu mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam kehidupan politik. Pertama, pihak oposisi tidak mempunyai tokoh yang
handal dan setara dengan Lee Kuan Yew, Gooh Tjoh Tong, BG Lee. Kedua, kubu
oposisi tidak mudah memberikan wacana alternatif, sebab ruang lingkupnya sudah
dibatasi. Jadi, dalam situasi politik seperti sekarang ini, PAP membuat suatu
tim yang solid.
Sehingga setiap suksesi kepimpinan
nasional di Singapura tidak terjadi gejolak politik yang berarti.
Etnis tionghoa
Bahkan dari
pernyatan Lee kUan Yew di sebuah forum
pada 15 September lalu. Saat itu, Lee menyatakan, "Malaysia dan Indonesia
punya masalah dengan etnis Tionghoa karena mereka sukses dan bekerja keras.
Karena itu, etnis Tionghoa lalu dipinggirkan. Makanya etnis Tionghoa di
Singapura harus membela mereka."[5]
Meruapakn refleksi bahwa etnis tionghoa seakan menjadi tubuh negara Singapura
Menurut hasil penelitian FUJITSU Research di tokya
(Naisbitt, 1997:19-20)terhadap daftar eprusahaan-perusahaan di enam negara
kunci Asia, tercatat, perusahaan –perusahaan tersebut dikuasai oleh etnis
Tionghoa. Seperti di Thailand sebanyak 81%, Singapura sebanyak 81% dan
diindonesia sebnayak 73%.[6]
Kondisi tersebut membuktikan bagaimana besarnya penagruh perilaku ekonomi etnis
Tionghoa dalam perekonomian di Singapura. Prinsip-prinsip perilaku ekonomi etnis
tionghoa memnag bagus dan prinsip itu bergantung pada pemahaman mereka terhadap
kebijakan dan situasi kondisi politik tentang keberadaanya ditengah masyarakat
Sinagpura, Perilakuekonomi ini akhirnya mengarah pada usaha yang sifatnya aman
dan netral yang termotivasi oleh harapan untuk hidup aman, makmur dan loyal
terhadap adat, maupun kepatuhan rerhadap keluarga, termasuk hubungan kerjasama
etnisitas sesama etnis tionghoa, hal inilah yang mendorong perekonomian
Singapura melambung begitu pesat. Contoh lain,
Pada
1963, Malaysia menderita akibat ketimpangan kekayaan antara golongan keturunan
Tionghoa yang umumnya pedagang, yang menguasai sebagian besar ekonomi Malaysia,
dengan golongan miskin, penduduk Melayu. Selain itu, orang Tionghoa juga
menguasai sebagian besar kekayaan negara.
Kerusuhan
rasial di Singapura
pada 1964
juga merupakan salah satu penyebab keluarnya negara itu dari Malaysia
(dulunya Singapura merupakan bagian dari Malaysia), dan ketegangan rasial terus
berlangsung. Kebanyakan orang Melayu tidak puas dengan negara yang baru saja
merdeka itu yang berkeinginan untuk menenangkan etnis Tionghoa dengan
pengeluaran mereka. Pada pemilihan umum 10 Mei
1969,
koalisi Aliansi
yang memerintah diketuai oleh United Malays
National Organization (UMNO) menderita kekalahan besar.
Partai terbesar golongan Tionghoa Democratic Action
Party dan Gerakan
mendapat suara dalam pemilihan. Hal itu semakin memperkuat peran etnis Tionghoa.[7]
Bukti
lain dari besarnya peran etnis tionghoa adalah dengan melihat partai yang
dominan atau mayoritas, yaitu People Action Party (PAP), partai ini dibentuk
pada tahun 1954 dan telah berkuasa disingapura sejak memenagkan pemilihan majelis
negara pada tahun 1959 ini ternyata diodminasi oleh etnis tionghoa bahkan
pemimpin dari parati ini yang tidak lain juga pernah menjabat sebagai perdana
menteri Singapura yaitu Lee Kuan Yew ini
juga berasal dari etnis Tionghoa.
Pada
saat itu partai memiliki sayap dua golongan yaitu, kaum moderat dan
pro-Komunis. Pada tahun 1957 faksi pro-Komunis menguasai organisasi partai
melalui Komite Eksekutif Pusat (CEC) pemilu. Mereka memenangkan enam dari 12
kursi di CEC. kaum moderat menolak untuk mengambil kantor dan kontrol kemudian
kembali saat lima pro-Komunis ditangkap anggota CEC.Perjuangan intraparty
meninggalkan warisan politik yang telah
menentukan struktur partai dan membentuk perkembangan negara satu partai di Singapura. Penegmbangan paternalistik dan otoriter pemerintah inilah yang dipakai oleh PAP. Kemenangannya dibuktikan Denagn perkembangan ekonomi dan politik pada sebuh negara baru sehingga mereka terus mengembangkan ideologi kepemimpinannya untuk menggembleng dukungan dari penduduk kepada pemerintah dalam pembuatan kebiajakn domestik. Doktrin dari kepemimpinan ini adalah kepercayaan bahwa kelangsungan hidup suatu negara baru tergantung pada kemaunan dan ekmampuan individu dala mengadopsi prinsip-prinsip sosial yang juga tertuang dalam ajaran Konghuchu, ajaran agama etnis Tionghoa, mencapai sebuah kemkmuran dan keadilan yang mencerminkan gagasan pengorbana pribadi untuk kepentingan nasional.
menentukan struktur partai dan membentuk perkembangan negara satu partai di Singapura. Penegmbangan paternalistik dan otoriter pemerintah inilah yang dipakai oleh PAP. Kemenangannya dibuktikan Denagn perkembangan ekonomi dan politik pada sebuh negara baru sehingga mereka terus mengembangkan ideologi kepemimpinannya untuk menggembleng dukungan dari penduduk kepada pemerintah dalam pembuatan kebiajakn domestik. Doktrin dari kepemimpinan ini adalah kepercayaan bahwa kelangsungan hidup suatu negara baru tergantung pada kemaunan dan ekmampuan individu dala mengadopsi prinsip-prinsip sosial yang juga tertuang dalam ajaran Konghuchu, ajaran agama etnis Tionghoa, mencapai sebuah kemkmuran dan keadilan yang mencerminkan gagasan pengorbana pribadi untuk kepentingan nasional.
Jadi
aspek utama ideologi ini adalah penerimaan bahwa hanya PAPlah yang bisa
menjamian kelangsungan hidup singapura dengan menetukan kepentingan
nasionalnya. PAP menegmbangkan gaya pragmatis intervensionis yang menekan
administrasi publik terpusat. Dibawah kepemimpinan yang kuat oleh Lee Kuan Yew, sinagpura
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, melaui industrialisasi
berorientasi ekspor, dan berhasil menarik banyak investor asing. Keberhasilan
ekonomi membawa peningkatan standart hidup masyarakat Singapura, dan ini adalah
cerminan jajak pendapat dominasi politik Untuk PAP yang didominai oleh etnis
tionghoa
Dan
samapi kini PAP menjadi sebuah Partai
yang dominan. Walaupun ada partai-partai minor Ada banyak partai oposisi yang
terdaftar di
Singapura, tapi banyak dari ini tidak aktif lagi. Para Barisan socialis adalah kekuatan yang kuat di tahun-tahun awal kemerdekaan tetapi tidak lagi aktif. Utama oposisi pihak sebagai tahun 2005 adalah Partai Pekerja (WP), Partai Solidaritas Nasional (NSP), Singapura Organisasi Nasional Melayu (PKMS), Singapura Partai Demokrat (SDP), dan Singapore Rakyat Partai (SPP). Dari jumlah tersebut, hanya Singapore Demokrat Partai, Partai Buruh, dan Singapore Rakyat Partai telah memenangkan kursi di Parlemen adn PAP lah yang masih tetap menjadi Sorotan mata internasional.
Singapura, tapi banyak dari ini tidak aktif lagi. Para Barisan socialis adalah kekuatan yang kuat di tahun-tahun awal kemerdekaan tetapi tidak lagi aktif. Utama oposisi pihak sebagai tahun 2005 adalah Partai Pekerja (WP), Partai Solidaritas Nasional (NSP), Singapura Organisasi Nasional Melayu (PKMS), Singapura Partai Demokrat (SDP), dan Singapore Rakyat Partai (SPP). Dari jumlah tersebut, hanya Singapore Demokrat Partai, Partai Buruh, dan Singapore Rakyat Partai telah memenangkan kursi di Parlemen adn PAP lah yang masih tetap menjadi Sorotan mata internasional.
Pendekatan
Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok dalam studi
politik diperkenalkanoleh arthur Bentley dalam The process of goverment yang
terbit pertama kalai pada tahun 1908 dan dikembangkan antara lain oleh david
trauman dalam The govermental Process. Analisis kelompok ini merupakan reaksi
terhadap dua kecenderungan dalam studi politik, yaitu pendekatan institusional
dan legalistik tradisional dalam studi politik, dan kecenderungan analisis
politik yang menekankan segi normatif. Teoritisi kelompok ini mengusulkan
pemusatan perhatian pada perilaku kelompok dan unsur-unsur empiruk dalam
kehidupan politik[8].
Menurut
Banley, bahan dasar dari studi politik tidak bisa ditemukan dalam
undang-undang, konvensi konstitusional, essei dan juga hal-hal yang bersifat
ter,,,,,,,,,,tetapi harus ditemukan dalam kenyataan empirik. Pendapat ini
hampir setengah abad di abaikan orang, sampai kemudian trauman memanfaatkan dan
mengembangkannya, dan diikuti oleh teoritisi behavioralis seperti Samuel
Eldersveld, Gabriel almond, Mancur Olson, Joseph La Palombara, Myron Weiner,
dan Fred W. riggs[9]
Studi
politik ini memusatkan perhatian pada kumpulan individu yang mempunyai norma
yang sama kemudian berinteraksi demi mengejar kepentingan bersama. Perhatian
diarahkan pada kelompok karena kelompok dianggap lebih bisa mempengaruhi
individu dan juga pengaruh kelompok terhadap proses politik lebih besar,
sehingga karakteristik kelompok sangat berpengaruh terhadap perilaku individu
dan individu denagn sendirinya akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pandanagn
bahwa orang-orang seharusnya menikmati hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
sama dalam kerangka kerja politik yang membentuk kehidupan dan kesempatan
kesmepatan mereka bararti bahwa mereka seharusnya mebikmati struktur tindakan
politik bersama agar mereka bisa mengejar proyek-proyek mereka baik itu
individual maupun kolektif sebagai agen-agen yang bebas dan sederajat. Struktur
tindakan politik bersama, pada prinsispnya addalah dasar hubungan antara
masyarakat denagn institusi yang dapat dipanadanag sebagai tindakan yang adil
dan tidak berat sebelah berkaitan denagn tujuan, harapan dan aspirasi mereka.
Demokrasi Substantif.
Teorisasi demokrasi melahirkan dua pendekatan dalam mnegkaji
konsep demokrasi yaitu pendekatan klasik ataau normatif dan pendekatan empirik
atau minimalis. Pendekatan ini terilhami
aleh banyaknya tradisi pemikiran, sehingga pendekstan ini memaknai dan mengukur
demokrasi secara maksimal dengan memasukan unsur-unsur yang bersifat non
politik seperti sosial, budaya, dan ekonomi.
Kebebasan yang
dijadikan esensi demokrasi dimaknai tidak hanya sebagai kebebasan dalm politik,
seperti bebas berbicara, memilih, berkumpul dan berorganisasi, tetapi juga
menyangkut kebebasan sosial-ekonomi dimana rakyat terbebas dari ketidak adilan,
kemiskinan, kemelaratan, kebodohan, ketrebelakangan dan juga pengangguran.
Karena ketimpangan sosial-ekonomi meruakan kendala bagi persamaan politik
demokrasi, hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh Rousseau, John
Stuatr Mill dan juga Karl Marx.
Penyelesaian soal kelaparan, kemiskinan, kebodohan dan keterbeakangan
merupakan syarat eger supaya Rule of Law dapat berjalan dengan baik, untuk
itulah pemerintah mempunyai tugas untuk mengadakan pembangunan ekonomi. Hal ini
pulalah yang coba diterpakan oleh negara singapura, yang selalu meningkatkan
pertumbuhan infrastrukrur dan ekonomi dengan menarik investor asing pada
negaranya, sehingga Singapura menjadi salah satu negara terkaya di Asia
Selatan, hal itu tentu saja tidak lepas dari peran masyarakat yang mendukung transformasi
negaranya, sehingga warga negaranya terbebas dari rasa takut, kemiskinan,
ketidak adilan, penindasan juga kelaparan. Kumpulan hak-hak dan kewajiban yang
juga dibangun oleh negara Singapura kepada masyarakatnya, memungkinkan prinsip
ekonomi menjadi efektif yaiu dengan membatasi dan menghasilkan struktur
tindakan poltik bersama yang nantinya akan mementukan kondisi kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1.
The Political Struggle Of the Twenty-first Century, J.W. Smith
Institute for Economic Democracy Press,2008
2. Capitalism, Democracy, and Welfare, TORBEN
IVERSEN , 2005, Cambridge, Cambridge University Press
3. Bernand Crick, 2002 ,Democracy a very short
introduction, oxford, new york
4.
The concepts and theories of modern democracy 3rd edition
Anthony H. Birch, 2007, Routledge,
london
5. democracy is a
good thing (Essays on Politics,Society, and Culture in Contemporary China), Yu
Keping,2009,brookings institution press, Washington, D.C.
6. Why
Democracy,Paul Fairfield, STATE
UNIVERSITY OF NEW YORK PRESS, Albany,2008
7.
What is Social
Democracy,Ingvar Carlsson and Anne-Marie Lindgren,Published by Arbetarrörelsens Tankesmedja and the publishing house Idé och Tendens,Stockholm
Sweden, 2007
8. Dino
Falaschetti, Democratic Governance and Economic Performance (How Accountability
Can Go Too Far in Politics, Law, and Business),College of Law,Florida State
University
Tallahassee.2009
[1] Huntington, samuel P,1997, gelombang
Demokratisasi Ketiga,Grafiti,Jakarta
[3] Eddy Maszudi, pengamat masalah ekonomi-politik internasional dan Ketua
Centre Strategic for Development and International Relations (CSDIR)
[4] http://www.scribd.com/doc/24674190/Singapura-Power-Foreign-Policy-Dan-Diplomas-in-Ya, diakses tanggal 17 November 2011
[5] http://indonesia.faithfreedom.org/forum/malaysia-panggil-dubes-soal-pernyataan-lee-kuan-yew-t5871/ diakses tanggal 23 desember 2011
[6]
http://www.beritabatavia.com/berita-9716-etnis-tionghoa-kuasai-perekonomian-asia.html
Diakses tanggal 23 desember 2011
[8] Mas’oed, mohtar, Studi Hubungan Inteernasional,Universitas
Gajah mada
[9] Ibid,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar