“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Faktor Munculnya Global Governance


Oleh: Astiwi Inayah, Citra Istiqomah, Dian Trianita Lestari, Feriana Kushindarti, Irani Siti N, Muhammad Nizar H, Nofansyah Ibrahim, Novi Rizka A, Reza Triarda, Siti Fadilah 
Pemerintahan global atau pemerintahan dunia adalah gerakan sosial menuju integrasi politik aktor transnasional bertujuan untuk memecahkan masalah yang mempengaruhi lebih dari satu negara atau wilayah ketika tidak ada kekuatan menegakkan kepentingan nasional. Pemerintahan global bukan berarti suatu bentuk pemerintah yang berskala global. Tidak ada struktur hirarki di dalam global governance. Melainkan global governance adalah suatu bentuk manajemen pengelolaan tanpa adanya otoritas penuh terhadap kedaulatan, dan adanya pola hubungan yang melampaui batas-batas nasional (Finkelstein 1995: 369). Global governance juga dimaksudkan untuk mencapai suatu target keberhasilan dengan strategi-strategi tertentu (Kahler 2004: 5). Di dalam pemerintahan global tidak ada otoritas secara penuh, melainkan terdapat institusi yang memiliki aturan rezim tersendiri.[1]
Di dalam kaitannya dengan lingkungan dan perwujudan konsep pembangunan berkelanjutan, maka muncul istilah global environmental governance. Global environmental governance is the establishment and operation of a set of rules of conduct that define practice, assign roles and guide interaction so as to enable state and non-state actors to grapple with collective environmental problems within and across state boundaries (Young 1997 dalam Baker 2006 : 53)
Bahwa peran negara mulai tereduksi dengan adanya peran dari aktor non-negara seperti institusi-institusi internasional. Bukan berarti negara tidak memiliki peran sentral, namun negara harus mulai mampu untuk mengkolaborasikan kepentingannya dengan aktor-aktor non-negara. Dengan bergabungnya peran dari aktor negara dan aktor non-negara, maka hal ini seiring dengan semakin giatnya G20 di dalam mengadakan pertemuan-pertemuan internasional. Dari setiap pertemuan ini, berbagai elemen aktor internasional hadir untuk menyatakan sudut pandangnya terhadap pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutuan membutuhkan suatu integrasi di antara seluruh aktor-aktor internasional. Integrasi ini dapat diwujudkan melalui global governance

Global governance diasumsikan sebagai aktor non-negara yang mulai dapat merangkul sekelompok negara ke dalam sebuah wadah yang dapat memotori dan memonitoring tindak negara melalui organisasi-organisasi regional maupun rezim internasional. Munculnya global governance disinyalir sebagai bukti meluasnya ekonomi politik internasional. Globalisasi memiliki peran yang besar dalam hal ini. Negara dan pemerintah telah berbagi wilayah dengan agensi dan organisasi dalam bidang ekonomi politik internasional (Held, 2000).
Globalisasi telah menekan power dari setiap negara di mana keberadaan negara hanya dijadikan sebagai alat untuk mengeluarkan kebijakan terkait dengan hubungan diplomatik dan melindungi aktor non-negara selama melakukan interaksi ekonomi di dunia internasional. Negara dijadikan sebagai penunjang jalannya roda perekonomian yang secara tidak langsung telah digerakkan oleh agensi-agensi atau perusahaan multinasional. Fenomena ini memicu ekonomi global yang mulai terbuka dan intensif (Held, 2000). Dukungan negara dijadikan tameng aktor non-negara untuk menjaga eksistensi dan stabilitas ekonomi dunia. Ladang politik internasional dipenuhi oleh perilaku negara yang membawa kebijakan luar negerinya mencondong kepada pemenuhan kesejahteraan rakyat melalui penjaminan keamanan internasional.[2]
Globalisasi di abad ke-20 mengacu pada intensifikasi pasar bebas dan pembenahan sistem perdagangan. Masyarakat yang saling membaur dapat menghimpun komunitas ekonomi besar yang memerlukan biaya besar dan koordinasi ekonomi mumpuni. Pasar selalu bergerak seiring pengaruh percaturan ekonomi global yang disebut dengan kedinamisan pasar. Pergerakannya terjadi secara otomatis dan merupakan sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan.


[1] Giddens, Anthony. 2002. “Globalisation”, dalam Runaway World: How Globalisation is Reshaping Our Lives, London: Profile Books Ltd., pp. 6-19.
[2] Ibid,p.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar