“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Respon Organisasi Internasional Terhadap Penyebaran Narkoba Internasional



Oleh: Ahmad Anwar, Angela Merici Chrisan, Anisa L. Umoro, Anna C. Suwardi, Bayu Setyawan, Cut Fitri Indah Sari H., Nasikhatun Listya A.F., Novie Lucky A., Novian, Uticha Sally, Yan Abrar
          Dalam lingkup internasional, terbentuk International Drug Enforcement Conference (IDEC) yang didirikan sejak tahun 1983. IDEC merupakan suatu forum global bagi para pejabat tinggi terkait penanganan masalah narkoba, dengan beranggotakan lebih dari 100 negara yang terlibat dalam partisipasi forum ini. IDEC bertujuan sebagai wahana saling bertukar informasi mengenai isu narkoba dan guna membangun pendekatan terkoordinir bagi upaya penerapan hukum untuk memberantas penyelundup narkoba internasional. Harapannya IDEC mampu menjadi jembatan bagi para negara-negara untuk meminimalisir persebaran jaringan kejahatan drugs internasional. Berikut contoh keberhasilan IDEC dalam upaya pemberantasan drugs;
-       Pada tanggal 11 November 2005, pengungkapan mega cland lab Ekstasi dan Shabu di Cikande – Tangerang. Tersangka yang berhasil ditangkap sebanyak 16 (enam belas) orang. Barang bukti yang disita berupa 138,6 Kg Shabu, 290 Kg Ketamine, dan 316 drum bahan Prekursor

-       Pada tanggal 20 Oktober 2008, pengungkapan internasional mega cland lab Shabu di Batam,  yang melibatkan dua tersangka WN Taiwan dan empat orang WNI
-       Tanggal 25 Mei 2012, petugas BNN mengungkap penyelundupan 1 (satu) kontainer berisi 1.412.476 butir Ekstasi, yang berasal dari Shenzen - Cina dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Priok - Jakarta[1]
          Selain IDEC, organisasi internasional lainnya seperti UNESCO membentuk program MOST (Management of Social Transformation), yang telah mendirikan jaringan peneliti global untuk melakukan penelitian secara mendalam pada perubahan sosial yang disebabkan oleh obat terlarang. Proyek ini didukung oleh UNDCP (United Nations Drug Control Programme). Hasil dari penelitian ini nantinya akan digunakan untuk membantu para pembuat kebijakan dan para pemimpin sosial untuk memahami dinamika dan dampak dari perdagangan obat terlarang tersebut.
          Sampai sekarang, banyak informasi mengenai perdagangan narkoba sudah disebarluaskan oleh media atau agen tertentu. Industri yang besar ini sekarang menjadi pemain utama di perekonomian dunia. Runtuhnya blok komunis dan penyatuan kapitalisme di sekitar paham neoliberal telah membuka kesempatan untuk memproduksi obat yang beragam dan menjualnya pada skala global, yang akhirnya membentuk organisasi kriminal di seluruh dunia. Seorang sosioekonomis, Guilhem Fabre mengatakan bahwa perdagangan narkoba jauh dari penyimpangan kapitalisme dan dapat dianggap sebagai perpanjangan rezim liberal untuk memaksimalkan keuntungan dalam konteks globalisasi perdagangan internasional.


[1] Besama Dunia, Basmi Narkoba, dalam http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/berita/2012/06/13/463/bersama-dunia-basmi-narkoba, diakses tanggal 16 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar