Oleh: : Citra Istiqomah 13/352281/PSP/4666
PERTANYAAN:
Bayangkan ada tiga pengamat,
masing-masing dari tradisi Realisme, Idealisme, dan Marxisme, mengomentari
acara pemakaman Nelson Mandela. Apa komentar masing-masing?
JAWABAN:
Pertama, harus dilihat dulu
kecenderungan realisme mana yang akan digunakan untuk membaca dan memaknai
fenomena itu sendiri. Pengamat realisme dalam ranah yang cenderung filosofis
akan mengungkapkan bahwa sosok Mandela memiliki aspek virtue, semacam nilai keutamaan berdasar pengalaman empiriknya
mengangkat martabat umat manusia, mengacu pada filosofi nilai Aristotelian. Perjuangan
anti-apartheidnya, sikapnya yang damai dan mendamaikan meskipun mengalami
penderitaan selama 27 tahun dipenjara menjadikannya figur yang memiliki
keutamaan moral. Tindakan riil/nyata melalui perjuangannya membela umat manusia
itu menjadikan beliau dikagumi, bahkan setelah kematiannya. Beliau menjadi ikon
riil (real icon) dari sebuah
perjuangan dan symbol perdamaian. Sementara itu, dalam tradisi pemikiran realis
yang berada pada ranah politik, seseorang akan cenderung memandang pemakaman
Nelson Mandela sebagai fenomena privat, dalam artian, bukan sebagai persoalan sentral
dalam konstelasi politik internasional karena berada bukan berada pada tataran
negara melainkan tataran individu. Moralitas individu bukanlah sesuatu yang menjadi
basis dan mendorong tindakan negara, namun lebih ditentukan oleh rasionalitasnya.
Dalam konteks ini, negara merupakan aktor yang rasional. Orang dapat saja berkabung
karena kematian Mandela, namun ini persoalan lain. Dunia akan kembali ke realitasnya,
dalam logika anarkismenya sendiri, dan berjalan sesuai kenyataan bahwa
rasionalitas negaralah yang menentukan bagaimana relasi antarnegara terjalin.
Di sisi lain, seorang idealis akan
melihat bahwa pemakaman Mandela menjadi gambaran suatu bentuk penghormatan yang
sangat pantas untuk orang yang mulia (noble)
sepertinya. Sikap dan tindakan maupun perjuangan Mandela semasa hidupnya merepresentasikan
nilai-nilai ideal yang ditunjukkannya melalui high standard of behaviour. Ide dan gagasan-gagasan Mandela dengan
nilai-nilai kemanusiaannya berkontribusi terhadap perubahan besar, juga
membentuk serta mempengaruhi konstruksi mental dan moral masyarakat. Ia bukan
sekedar ikon dan simbol perdamaian, namun lebih dari itu, ia adalah pahlawan
dunia. Ia adalah inspirasi dunia sekaligus contoh moral (moral example) bagi umat manusia. Seperti yang dikatakan Presiden
Afrika Selatan Jacob Zuma saat memberikan speech
di hari kematian Mandela, Mandela merupakan personifikasi dari sikap dignity dan respect yang kemudian harus dibawa atau dicontoh oleh para
pengikutnya di seluruh dunia. Dunia ini akan menjadi sangat damai dan ideal
ketika orang melihat dia ataupun mengikuti jejak nilai-nilai perjuangan yang
ditinggalkannya.
Sementara itu, pengamat yang
mempercayai tradisi Marxisme akan berpikir bahwa dunia telah kehilangan sosok
revolusioner yang membongkar konteks ketidakadilan atau ketimpangan dalam
struktur masyarakat yang segregatif ataupun terstratifikasi. Dengan membongkar politik apartheid dan menjatuhkan rasisme
yang terinstitusionalisasi, kemiskinan dan ketimpangan sosial, politik, maupun
ekonomi, Mandela telah mengubah dunia dan perjuangannya menjadi contoh nyata
revolusi kelas. Dari dimensi humanis Marxis, Mandela merupakan representasi
dari perjuangan manusia untuk mencapai kebaikannya sendiri sebagai seorang
manusia (“summum bonum”).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar