“Aku bersyukur dilahirkan di Indonesia, dimana senyum masih menjadi karakter, budaya masih apik terjaga, dan optimisme masih menyulut semangat. Aku berharap, anak-anakku kelak harus lebih bangga dariku dalam memandang dan memperjuangkan Indonesianya. Jaya Selalu Negeriku Indonesia, Jayalah Selama-lamanya”

Study perdamaian Dan Resolusi Konflik "Pengacau Kembali Tembaki Polisi"


Oleh: Waidatun Hasanah
Harian  Jawa Pos, Minggu  30 oktober  2011.
Konflik umumnya adalah segala bentuk interaksi yang bersifat oposisi atau bertentangan, terjadi karena perbedaan, kesenjangan dan kelangkaan  kekuasaan, perbedaan atau kelangkaan posisi sosial dan posisi sumber daya . konflik biasanya terjadi pada dua tingkat yaitu antar pribadi dan antar kelompok.
Penembakan yang terjadi kali ini,tidak lepas dari konflik sebelumnya antara warga dan aparat di area Pertambangan PT freeport Indonesia, di kabupaten Mimika, Papua. Dengan PT Freepot memberi sumbangan sebanyak USD 14 juta untuk polri agar menjaga wilayah pertambangan dari hal yang tidak diinginkan, maka para aparat keamanan akhirnya ikut “memperjuangkan” Freepot, walaupun hasinya mereka harus berhadapan dengan masyarakat setempat. Konflik ini terjadi secara vertikal yaitu sebuah konflik yang terjadi antar tingkatan kelas atau kelompok antara pemerintahan dengan rakyatnya atau pemimpin denagn anak buahnya. Menurut informasi yang didapat(Radar Timika), Pada tanggal 29 Oktober 2011 ada orang yang tidak dikenal (OTK) menembak 2 truk dinas milik Polres Mimika dan Brimob Detasman B Polda Papua di sekitar  Mile 37 pukul 08.15 WIT.
Akibat dari penembakan tersebut, ada 4 lubang bekas tembakan di sisi bagian belakang salah satu truk, walaupun tidak ada korban jiwa, nyatanya peristiwa ini sempat menuai konflik panjang dan berkelanjutan. Baku tembak terjadi saat aparat sedag berpatroli rutin melintas di Mile 36 tiba-tiba ditembaki dari dalam utan oleh OTK. Pasukan Patroli langsung membalas tembakan dan akhirnya terjadi baku tembak. Peristiwa tersebut menambah panjang daftar penembakan di wilayah Kabupaten Mimika Papua. Pada tanggal 14 oktober 2011, terjadi penembakan di Mile 37, Tanggul Timur yang, menewaskan 3 pekerja PT Puri Fajar Mandiri (Kontraktor PT Freepot) dan melukai 3 koban lainnya. Disusul penembakan pada tanggal 21 Oktober yang merenggut 3 Nyawa

Analisis Teori dan Pendekatan
Jenis Konflik
Konflik yang terjadi dalam aksi penembakan tersebut lebih dikarenakan adanya kepentingan dan kebutuhan yang berbeda antara masyarakat setempat dengan pihak perusahaan, dimana masyarakat yang melakukan gerakan-gerakan sparatis tersebut lebih merasa terlah dieksploitasi dengan diambil alihnya kekayaan alam yang dimiliki wilayahnya oleh perusahaan tanpa adanya kompensasi yang seimbang dengan apa yang telah diambil. Dengan hilangnya keseimbangan tersebut jutru melahirkan ketimpangan baik sosial maupun ekonomi
Konflik ini juga dikarnakan hubungan sosial yang kurang harmonis antara pihak perusahaan dengan masyarakat setempat, apalagi pendekatan yang dlakukan oleh pihak perusahaan terhadap aksi-aksi protes menuntut keadilan sering ditangapi oleh perusahaan dengan pendekatan tradisional yaitu melalui jalur militer, kekerasan yang berupa penembakan tersebut berakar pada ketimpangan serta kebutuhan akan sesuatu yang belum terpenuhi, dalam konteks ini dapat kita ambil contoh yaitu kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan hidup
Dalam konflik antar warga diMimika ini dapat dijelaskan melalu teori terjadinya konflik yang berupa
Dilema Sosial
Dalam hal ini dilemma social dapat menjelaskan mengapa konflik tersebut dapat terjadi dan apa yang menjadi sebabnya, yaitu adanya sikap yang tidak mau dirugikan dan keinginan untuk mempertahankan diri, hal ini didorong juga oleh adanya ketidak adilan yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat sekitar,
Masyarakat setempat berusaha untuk mempertahankan apa yang menjadi haknya, yaitu kesejahteraan, masyarakat yang telah larut dalam ruang lingkup skeptic terhadap Negara yang justru berpihak kepada perusahaan dari pada kepada rakyatnya sendiri terdorong untuk melakukan gerakan-gerakan sparatis seperti penembakan pekerja-pekerja perusahaan tersebut

Resolusi Konflik
Adapun resolusi konflik yang digunakan dapat dijelaskan melalui beberapa pendekatan dibawah ini
Dialog Atas Dasar Kepentingan dan Kebutuhan
Pendekatan dalam pengelolaan resolusi konflik yang terjadi diPapua antara warga sekitar dengan perusahaan dapat dilakukan melalui pendekatan ini, dimana kedua pihak dipertemukan dan diadakan sebuah forum dialog dengan mendengarkan apa saja tuntutan yang selama ini diinginkan masyarrakat sekitar dari perusahaan, dengan demikian perusahaan akan lebih dapat memahami apa sebenarnya kebutuhan dasar yang diinginkan oleh masyarakat, dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengundang tokoh setempat yang memiliki pengaruh seperti kepala suku ataupun ketua adat.
Pada dasarnya konflik yang terjadi selama ini antara pihak perusahaan dengan masyarakat merupakan rasa ketidakpuasan masyarakat dengan apa yang merka dapatkan Selma ini, kurangnya kesejahteraan menjadi alas an utama mengapa gerakan-gerakan atau aksi-aksi penembakan kerap sekali terjadi. Maka untuk menghindari kesemuanya tersebut, pememuhan akan kebutuhan baik pokok maupun skunder merupakan hal yang mutlak dan wajib dipenuhi baik oleh perusahaan dan terutama Negara sebagai pihak yang berdaulat penuh atas rakyat dan wilayahnya.
Akhirnya hal ini membuahkan hasil dibuktikan Reaksi SBY Redam konflik Papua
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi seorang mediator/fasilitator untuk mnyelesaikan konflik yang terjadi dengan membentuk instasi khusus untuk mempercepat pembangunan di Papua Barat yang dipimpin oleh mantan Sekjen Wantanas Letjen TNI Banbang darmono. Unit kerja tersebut bernama unit Percepatan Pembangunan yang dimaksudkan untuk turun kelapangan membangun Komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat papua, mereka akan mendengar semua aspirasi dan segera mengimplementasikan guna terciptanya  kedamaian. Tim juga akan merumuskan perubahan pendekatan pembangunan yang lebih menyentuh kapada pemerintah kabupaten/kota. Selain itu mabes polri juga mengirimkan 300 anggota Brimob Mako kelapa Dua, Depok dan 109 anggota Brimob Polda Kaltim ke Papua, Meunjuk Brigjen Paulus Waterpauw sebagai Wakapolda Papua, menggantikan Brigjen Pol Unggung Cahyono, Paulus adalah ali Papua. Dan memeproses secara hukum pelaku penembakan dan penggagas kongres Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar