Konflik sosial tidak hanya bersifat
materiil tapi juga immateriil, tidak hanya kekerasan langsung, tapi juga
kekerasan struktural maupun kultural
1. Kekerasan langsung: Setiap
tindakan yg menganggu fisik dan jiwa àperang,pemukulan, pencideraan fisik,
genocida, holocaust, pemerkosaan, penyiksaan, pengusiran paksa (ada korban dan
pelaku langsung)
2. Kekerasan struktural/kekerasan
tidak langsungà
tindakan yg membahayakan, tp tdk melibatkan hubungan langsung antara korban dan
pelaku (orang, masy, institusi, negara, regional, sist intl) berasal dari
struktur.
a. Kekerasan dengan pembiaran/pasif (violent by omission):
à Kelaparan dan kemiskinan yang
dibiarkan, ex. Vietnam era 44-45, perang biafra nigeria dimana etnis ibo
dibiarkan mati kelaparan, kerusakan infrastruktur yang diabaikan
b. Kekerasan yang dimediasi (mediated
violence)à intervensi /eksploitasi sengaja oleh manusia melalui perantara, terhadap
manusia, lingkungan dan sosial yg berpengaruh scra tdk langsung trhdp manusia lain. Ex: ekosida,
penjualan produk-produk beracun, fast food/rokok/makanan yg mengandung zat
karsinogenik
c. Kekerasan Represif à pencabutan hak-hak dasar selain hak
untuk bertahan hidup
àPengekangan
kebebasan 3 hak dasar: hak sipil (beragama, berpikir, privasi, kesamaan di dpn hukum) , hak
politik (pengekangan partisipasi masy scr demokratik: pemilu, bersuara,
berserikat,menyatakan pendapat), dan hak sosial (larangan berdemo dan
mogok kerja).
d. Kekerasan Alienatifàpencabutan hak-hak individu yg lbh
tinggi, ex. Hak pertumbuhan kejiwaan (emosi), budaya dan intelektual, kepuasan
kerja, kebutuhan anak akan kasih sayang, identitas budaya. Ex: ethnocida,
kurikulum pendidikan yg tdk membebaskan, buku-buku yg memelintir sejarah, kerja
yg tidak manusiawi, stigmatisasi dan
pengucilan thd penderita AIDS, kaum LGBT
Kekerasan Kultural
Kekerasan kultural: simbolis
(agama, ideologi, bahasa, media, seni, ilmu pengetahuan, pendidikan,
hukum/pranata sosial) yang melegitimasi kekerasan langsung dan kekerasan
struktural.
…refers to ‘those aspects of
culture, the symbolic sphere of our existence . . . that can be used to justify
or legitimate direct or structural violence’.
Ex. Budaya atau nilai di masyarakat
yang melegalkan kekerasan terhadap istri yang dilakukan suami, agama yang
melegalkan aksi kekerasan
The antithesis of cultural violence
is, according to Galtung (1990: 291, 301–303), ‘cultural peace’, a condition
brought about by ‘aspects of a culture that serve to justify and legitimise
direct peace and structural peace’.
Voodoo – “shit doesn’t just happen – we made it
happen”
Hedonism – “i love it when shit happens”
Materialism – “whoever dies with the most shit,
wins”
Capitalism – “this is MY shit”
Communism – “let’s share the shit”
Feminism – “men are shit”
Conspiracy Theory – “They shit on us!”
Cynicism – “we are full of shit”
Optimism – “shit won’t happen to me”
Yang lainnya silakan cari sendiri…..
its all about shit...
BalasHapussaran gan, nih postingannye kurang diatur. but thanks for the info