Oleh: Aghnaita Firdayanti 09260010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Venezuela
merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar karena setiap harinya
menghasilkan 2 hingga 2,5 juta berrel minyak per hari. Dan kekayaan alam hanya
dapat dirasakan oleh kaum oligarki kaya dan investor asing terutama yang
berasal dari Amerika Serikat. Pada dasarnya, dasar dasar politik luar negri
dari Venezuela ialah menghapus adanya kolonialisme imperialisme, bangsa
memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri, non intervensi, wajib menghormati
perjanjian internasional, penyelesaian persengketaan antar negara melalui jalur
damai, solidaritas terhadap pemerintahan yang demokratis, pengembangan industri
dan pertanian untuk meningkatkan taraf hidup bangsa dan kerjasama ekonomi
internasional[1]. Venezuela
merupakan negara anti komunis dan kapitalis. Amerika Serikat merupakan negara
super power yang senantiasa memberikan tawaran kemajuan negara jika menganut
sistem neoliberalisme kepada negara negara berkembang, pada awalnya
neoliberalisme dari AS ini dianggap menghasilkan keuntungan namun setelah
melihat salah satu negara yang menganut sistem ini yaitu Venezuela keuntungan
dari sistem neoliberalisme seperti jauh dari hasil yang diharapkan bukan malah
mendapat untung namun malah menderita kerugian akut seperti mengalami
kemiskinan, ketidak adilan, terjadinya kesenjangan antara yang kaya dengan yang
miskin, dan terjerat hutang dengan jumlah yang besar pada IMF ( International
Monetary Fund ). Hal ini terungkap karena telah lebih dari 20 tahun di
Venezuela tidak mengalami perkembangan dalam pembangunan yang terjadi malah
pembangunan disana dikuasai modal asing dan sektor SDA mulai diberlakukan
sistem privatisasi. Dan hal ini terjadi dari masa pemerintahan Rafael Caldera hingga
ke pemerintahan selanjutnya yaitu Carlos Andrez Perez dimana yang terjadi
hanyalah kesenjangan antara pengulangan janji janji kampanye dan kebijakan
rezim baru. Karena perasaan muak terhadap pemerintahan yang berjalan maka
masyarakat Venezuela merasa perlu adanya perubahan radikal pada tingkat global
maka terbentuklah gerakan populis yang menurut Fransisco Panizza adalah gerakan
yang muncul dimana masyarakat sedang dilanda krisis representasi dimana
masyarakat meninggalkan identitas lama mereka dan mulai untuk memeluk identitas
yang baru dimana di dalam identitas baru yang dianut tersebut memungkinkan
orang orang yang sebelumnya tidak pernah di dengar orasinya dikarenakan kelas
sosial, agama, dan lokasi geografis sebagai seorang yang nantinya akan menjadi
aktor politik[2].
Gerakan ini dipelopori oleh Hugo
Chavez yang terpilih pada pemilu tahun 1998 dan dinilai sebagai faktor peting
dari kebangkitan gerakan populis di Venezuela. Dalam menjalankan
pemerintahannya, beliau mengusung perubahan besar terhadap sistem di Venezuela
yang sangat tidak menguntungkan bagi rakyat miskin. Beliau mengusung sistem
demokrasi partisipatoris yang tidak anti pada rakyat miskin, beliau melakukan
perubahan drastis dari pemerintahan sebelumnya Carlos Andrez Perez yang dikenal
dengan pemerintahan oligarki dan tidak memperdulikan perekonomian rakyat.
Dengan menerapkan sistem demokrasi partisipatoris, Chavez berharap demokrasi
berjalan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan rakyat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
penulis mengambil suatu persoalan yang menarik untuk diteliti yaitu : Bagaimanakah Demokrasi Partisipatoris yang
dijalankan oleh Hugo Chavez di Venezuela?
C.
Kerangka Teori
1.
Marxisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar