Proposisi
Konflik Weber
1.
Golongan
subordinate akan lebih cenderung terlibat dalam konflik dengan golongan
superordinate ketika mereka menarik diri dari legitimasi kewenangan politik
yang ada (withdraw legitimacy from political authority).
2.
Golongan
subordinate akan cenderung menarik diri dari legitimasi kewenangan politik yang
ada, jika:
- Korelasi antara keanggotaan golongan subordinate di dalam klas, status group, dan hirarki politik adalah tinggi.
- Ada diskontinuitas atau tingkat ketidakadilan dalam distribusi sumber-sumber di dalam hirarki social adalah tinggi.
- Angka moblitas social vertical dalam hirarki social yang terkait dengan kekuasaan, prestise, dan kemakmuran adalah rendah.
3.
Konflik
antara golongan superordinate dan subordinate akan cenderung tercipta ketika
pemimpin kharismatik (charismatic leaders) mampu memobilisasi kebencian
atau kemarahan golongan subordinate.
4.
Ketika
pemimpin kharismatik sukses di dalam berkonflik, maka akan ada tekanan kepada
kewenangan rutin (routinize authority) melalui sistem aturan dan
administrative baru (new system of rules and administration).
5.
Ketika
sistem aturan dan kewenangan admistratif ditekan atau diganggu, maka akan
cenderung kondisi II-A, II-B, dan II-C dapat ditemukan, dimana selanjutnya
golongan subordinate yang baru akan menarik diri dari legitimasi kewenangan
politik, serta berusaha berkonflik dengan golongan superordinate baru, khususnya
ketika bentuk-bentuk dominasi pilitik tradisional dan askriptif baru selalu
ditekan oleh para elit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar