Oleh Haryo Prasodjo (09260012)
Abstraksi
Before the
advent of globalization India has long embraced the socialist doctrine promoted
by Gandhi and Nehru, India's economy during that time have never experienced
such growth sidnifikan after what happened in 1991. Where India has been
declared bankrupt and forced Prime Minister Narsimha Rao is currently held by
the reforms in all sectors of the economy. Because a thing is impossible for
India to be able to rise without the help of overseas emergency. With
globalization and India began to open slowly but surely negarapun can go as we
see today.
Kata kunci:
Globalisasi, Ekonomi
Pendahuluan
Kemajuan perekonomian India tidak dapat
dipisahkan dengan sejarah panjang bidang ekonominya yang berawal pada tahun
1951, dengan sistem ekonomi lima tahunnya India menjalankan roda perekonomian
secara nasionalis dan sosialis di mana kunci perekonomian seperti investasi
serta perusahaan swasta masih di bawah naungan langsung pemerintah. Gandhi dan
Nehru merupakan guru India semenjak pasca kolonial ajaran anti industri Mahatmagandhi dan
sosialisme Jawaharlal Nehru yang bersama-sama menyebabkan India menarik diri
dari ekonomi dunia setelah India memenangkan kemerdekaan dari Inggris 1947.
Meskipun mereka telah tiada filosof dan ide-ide mereka tetap dihormati selama
puluhan tahun lamanya setelah kematian mereka. Pemerintah saat itu mengatur
tarif dan aturan-aturan ekonomi untuk melindungi industri dalam negeri dan
Indiapun mengalami pertumbuhan ekonomi yang lumayan, namun tidak bertahan lama.
Tidak hanya itu berbagai macam program yang berbasis pada reformasi agraria
dijalankan hasilnya seperti industri kerajinan tangan, modernisasi dalam bidang
pertanian, modernisasi bidang industri, serta perternakan.[1]
Hal ini terbukti dengan peningkatan perekonomian India dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1960 dilihat dari GDP India
tumbuh sebesar 1,7% dan pada tahun 1970 menjadi 4,6% dan tahun 1980 menjadi
13,8%.[2] Pada
tahun 1991 negara menderika karena pandangan yang dibentuk oleh Gandhi dan
Nehru yang selama perjuangan melawan kolonialisme masih terus melekat.
Pandangan politik mereka sosialisme dan nasionalisme ekonomi telah terbentuk
dalam diri orang India sehingga orang-orang India mereka lebih dekat degan
akhir abad ke-19 daripada akhir abad ke-20.
Mahatma Gandhi yang dikagumi oleh dunia
atas anjurannya untuk sikap tanpa kekerasan dan desakan moral untuk membantu orang-orang miskin,
Gandhi mendukung kebijakan yang bertujuan untuk memastikan kemerdekaan ekonomi
India dari industrialisasi barat. Gandhi menganjurkan alat-alat prouksi
tradisional, dan dilambangkan dengan menggunakan alat pintal dari kayu, dan
meminta rakyat India untuk berhenti memakai pakaian impor serta menggunakan
barang-barang impor, sebagai pemberontakan keterkaitan ekonomi dengan kekuasaan
kolonialisme.
Nehru perdana mentri pertama India
merupakan pendukung sosialisme. Perencanaan terpusat seperti yang dijalankan
China dan Soviet menjadi sangat p9opuler selama pacsca perang dunia II. Gandhi
dan Nehru memiliki inpian untuk membuat India sebagai negara yang swasembada,
mereka takut bahwa investor asing akan menjadi British East India Company
berikutnya dan penjajah baru, Nehru mempersulit perusahaan-perusahaan asing
untuk berinvestasi di India, dan sulit bagi perusahaan India untuk mengekspor
barang, dan amat mahal bagi India untuk mengimpor barang.
Partai kongres yang didirikan oleh
Gandhi dan Nehru, meneruskan desakan swasembada dan mencegah India yang merdeka
bergabung dengan ekonomi global. Pada awal tahun kemerdekaan,
kebijakan-kebijakan tersebut membantu berdirinya perusahaan India dengan subur,
namun lebih dari puluhan tahun, terlindungi dari tekanan luar, menyebabkan
banyak perusahaan India malas dan tidak kompetitif.
Pada awal tahun 1991, India bangkrut
total, seratus sepuluh juta orang jatuh ke dalam kemiskinan hanya dalam waktu
dua tahun sebelumnya. Inflasi mencapai angka 17% dan memakan pendapatan rakyat
kecil. Hingga 1991 pertengahan, 330 juta orang atau dua dari setiap lima orang
India hidup di bawah garis kemiskinan, keuangan pemerintah ambruk, dan India
menghadapi krisis.[3]
Namun beberapa bulan
selanjutnya tepatnya pada hari senin , 1 juli 1991 reformasi bersejarah di
India dimulai, pertumbuhan perekonomian India terus mengalami peningkatan,
yaitu pada masa pemerintahan PM P.V
Narasimha Rao dimana terjadi perubahan ekonomi yang amat signifikan. Pada tahun
1980-an liberalisasi di India masih belum utuh, sehinggadikenal istilah half
hearted liberalization(liberalisasi setengah hati). Pada tahun1991 India
memilih untuk membuka ekonominya kepada ekonomi global danmerumuskan suatu
Kebijakan Ekonomi Baru (New Economic
Policy/NEP). Dibawah kebijakan ini, NEP bertujuan untuk memajukan
pertumbuhan ekonomidengan menghilangkan hambatan-hambatan dan
peraturan-peraturan yangmembawa efisiensi dan dinamisme dalam suatu sistem
ekonomi, dalam hal iniadalah sistem ekonomi.
Dengan kebijakan “melihat ke timur”. Rao
melantik kabinetnya sebulan setelah Rajiv Gandhi terbunuh. Rao memilih Manmohan
Singh, ekonomom yang hebat, lagi jujur guna menjabat sebagai mentri keuangan.
Kemudian ia memanggil para menri untuk melalkukan trapat tertutup dan memberitahukan bahwa India bangkrut.
Bank-bank telah menutup pinjaman India seperti membatalkan kartu kredit bagi
mereka yang menungak. Cadangan devisa telah jatuh ke tingkat yang hanya mampu
untuk dua minggu membiayai impor minyak.
International moneteru Fund (IMF) siap
mendukung penyelamatan keuangan, namun hanya apabila India setuju dengan bebrapa perubahan, dan India
tidak memiliki banyak pilihan. Tanpa pertolong dari pihak eksternal India tidak
mungkin dapat bangkit dari keterpurukannya dan dapat mati dalam artian yang
sebenarnya. Rekasi pemerintah cepat dan amat menentukan. Rao mengumumkan kepada
negara bahwa ada krisis keuangan, dan Rao segera membuat perubahan mengikuti
rekomendasi dari mentri keuangannya Manmohan Singh. Dari cetak bitu tersebutlah
kemudian lahir dasar- dasar reformasi politik serta ekonomi
P emerintah melakukan
kebijakan penting dalam kebijakan ekonomi, banyak kontrol pemerintah terhadap
swasta dihapus yaitu dikhususkan pada penghapusan sebagian besar "lisensi raj” yang bertanggung
jawab atas berbagai macam penundaan. License Raj merupakan suatu kerangka
perizinan impor di negara India.Perizinan ini berisi tentang
peraturan-peraturan tentang prosedur impor India,pajak edan tarif yang
dikenakan pada barang-barang impor.License Raj ini berisi peraturan-peraturan yang sangat
mengikat dan memberatkan para pelaku kegiatan ekonomi selama beberapa waktu
yangpanjang,yangmengakibatkanpara pelaku kegiatan ekonomi tidak produktif dan
aktif dalammelakukankegiatan ekonominya. serta transportasi
udara diperloangar. India mulai membuka pasarnya bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di India,
penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi India adalah dari sektor
industrinya, seperti industri dalam bidang teknologi informasi, pertambangan,
tekstil dan juga pariwisata.
Rumusan
masalah
Dengan adanya pemaparan dari pendahuluan diatas maka
tulisan ini mencoba untuk memaparkan rumusan masalah yang akan dibahas
bagaimana globalisasi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi India?
Kerangka
teori
Hyper
Globalis
Globalisai telah menjadi fenomena terbaru di abad ke-20, yang mana
globalisasi didahuli dengan adanya tekhnologi informasi yang terus mengalami
perberkembangan. Globalisasi telah membuat pola dan dimensi baru yang mana
selalu diidentikkan dengan mulai memudarnya batas-batas negara, menyempitnya
ruang dan waktu, serta dunia yang semakin terintegrasi antara satu dengan yang
lainnya. Fakta yang terjadi saat ini adalah globalisasi telah menjadikan sebuah
dunia baru yaitu dunia tanpa batas (borderless).
Globalisasi telah menjadi sebuah fenomena multi dimensi baik dalam bidang
ekonomi yang ditandai dengan pasar bebas (open
market), dalam bidang politik mulai menyebarnya paham demokrasi, dalam hal
ideologi sebagian ahli menyatakan neoliberalisme sebagai ideologi baru, dalam
hal budaya, kini kita mengenal apa yang disebut K-Pop dan lain sebagainya.
Bagi pandangan kamum penganut teori Hyperglobalizier,
yang dikembangkan oleh seorang sosiolog Jepang Kenichi Ohmae, globalisasi
tercipta akibat dampak kemajuan tekhnologi yang pada akhirnya telah mempersempit
ruang dan waktu. Parta penganut pandangan Teori Hyperglobalizier megunakan logika borderless yang mana manusia
mulai merasakan jarak dan waktu yang semakin berkurang. Dalam konteks lain
Kenichi Ohmae mengatakan dalam era globalisasi seperti sekarang ini akan
tercipta apa yang dinamakan dengan sebutan kampung global (global village). Yang pada akhirnya baik individu maupun negara
bangsa tidak lagi memiliki pilihan lain kecuali melakukan pasar terbuka (open market), di mana baik distribusi
barang, jasa, serta persaingan ekonomi akan semakin terbuka.
Globalisasi
Ekonomi
Dalam tulisannya An Iquiry Into the Wealth of Nation atau yang dikenal dengan Wealth of Nation (1776) Adam Smith
mengatakan, secara alami bahwa setiap manusia akan selalu memperoleh dorongan
untuk meningkatkan kehidupannya agar lebih baik bagi dirinya sendiri. Kemudian
dijelaskan bahwa masyarakat yang memungkinkan warganya melakukan hal-hal yang baik
bagi dirinya sendiri. Inilah dasar falsafah individualisme yang menjadi
landasan prinsip demokrasi ekonomi pasar dan hak asasi manusia. Dalam
perjalanannya falsafah individualisme ini memenangkan segala macam bentuk
pertarungan dengan berbagai macam falsafah ekonomi yang ada, terutama dengan
pemikiran komunisme. Yang mana falsafah individualisme ini lebih memiliki sifat
universal dan manusiawi dibandingkan dengan komunisme yang dikembangkan oleh
Karl Marx.
Pada akhirnya pemikiran falsafah
individualisme ini merangsang setiap aktivitas pergerakan ekonomi secara bebas
yang merupakan dasar dari perkembangan ekonomi pasar sehingga berkembang
menjadi perdaganan bebas antar individu, antar kelompok, antar masyarakat,
antar daerah hingga antar negara. Perkembangan ekonomi dunia yang begitu pesat
telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan mempertajam
persaingan yang menambah semakin rumitnya strategi pembangunan yang
mengandalkan ekspor di satu pihak, hal tersebut merupakan peluang baru yang dapat
dimanfaatkan untuk keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional. Perekonomian
dunia mengalami perubahan sejak dasawarsa 1970-an hingga tahun 2000-an, yang
bersifat mendasar atau struktural dan mempunyai kecenderungan jangka panjang
atau konjugtural. Perkembangannya sangat menarik, apalagi pada abad ke-20 yang
ditandai dengan era globalisasi.[4]
Fenomena globalisasi telah mendapat
perhatian yang besar dalam ilmu Ekonomi Politik Internasional (EPI), pengertian
globalisasi sendiri adalah situasi atau keadaan di mana meluas dan meningkatnya
hubungan ekonomi, sosial, dan budaya yang melewati batas-batas internasional.
Globalisasi dalam hal ekonomi dapat diartikan meningkatnya derajat saling
keterkaitan ekonomi antara dua perekonomian nasional baik dalam bentuk perdagangan,
finansial, produksi, dan investasi asing yang sifatnya lebih eksternal,bahkan
menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia, sehingga batas-batas antar negara
dalam berbagai praktik dunia usaha dan bisnis seakan-akan telah dianggap tidak
ada. Dalam globalisasi ekonomi terjadi sebuah bentuk yang disebut
“interdependensi intensif” yang mana menunjukkan adanya peningkatan hubungan
dalam bentuk interaksi yang erat ekonomi antar perekonomian nasional.[5]
Globalisasi mendorong perekonomian negara tidak lagi bersifat nasional yang
otonom, namun lebih berdasarkan pada pasar global yang kuat bagi produksi,
distribusi, dan konsumsi.
Globalisasi ekonomi dalam pengertian
lain dapat didefinisikan sebagai, berkurangnya sekat-sekat dan hambatan ekonomi
antar negara; semakin menyebarnya perdagangan, finansial, dan aktivitas
produksi secara internasional.[6]
Menurut Spillane (2008), globalisasi digerakkan oleh dua faktor yaitu: Pertama,
pergesaran dari pembangunan yang dipimpin oleh pemerintah ke pembangunan yang
dipimpin oleh pasar. Kedua, kemajuan di bidang teknologi yang memudahkan
koordinasi produksi dan pemasaran dalam tingkat global.[7]
Beberapa
faktor penting yang mendorong terjadinya globalisasi ekonomi:
1. Komunikasi
dan transportasi yang semakin canggih.
2. Lalu
lintas devisa yang semakin bebas.
3. Ekonomi
negara yang makin terbuka.
4. Penggunaan
secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap negara.
5. Metode
produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang makin efisien.
6. Semakin
pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir seantero dunia.
Dengan adanya globalisasi ekonomi, para
pelaku ekonomi seperti pasar serta perusahaan-perusahaan akan mengembangkan
variasi yang lebih banyak lagi dari alat perekonomian internasional yang dapat
mempengaruhi pengembangan pangsa pasar lebih jauh. Dengan demikian pasar
berkembang menjadi lebih besar dan memiliki lebih banyak partisipan, yang
menjadikannya lebih teratur, pemahaman yang meningkat serta lebih banyak
perusahaan serta bank-bank yang berpartisipasi, dengan pertumbuhan pesat dari
pasar perekonomian internasional berujung pada menkonfrontasi negara dengan
pilihan yang sulit berhubungan dengan kebijakan moneter dan kontrol kapital.
Perubahan-perubahan sistem pasar
teknologi ini membuat beberapa kebijakan pemerintah terutama kontrol kapital
menjadi semakin sulit, yang kemudian pasar akan memberi kebijakan-kebijakan
baru terutama liberalisasi dengan meningkatkan jumlah modal dan kegiatan bisnis
di sebagian besar area liberalisasi. Pemerintah secara esensial telah menentang
pilihan untuk mengambil kendali total yang mana sangat sulit dilakukan dan
membutuhkan kemunduran yang nyata dari perekonomian internasional, atau tidak
ada kendali sama sekali, dan kebanyakan negara-negara memilih untuk menarik
modal mereka dengan menghilangkan kontrol dan meliberalkan kesempatan untuk
berinvestasi.[8]
Pembahasan
Setelah sekian lama India berada dalam bayang-bayang
Gandhi dan Nehru, di tahun 1991 setelah ditimpa oleh krisis keuangan dan juga
dinyatakan bangkrut India di bawah pemerintahan PM Narasimha Rao India
melakukan reformasi ekonomi secara besar-besaran. Reformasi ekonomi dimulai
dari penghapusan lisensi raj, dengan demikian ekonomi negra kembali dibuka dan
terbuka. Dengan dihapusnya perizinan sistem impor tersebut kegiatan
ekspor-impor negara dapat berjalan bebas, para pelaku ekonomi tidak lagi
terhambat oleh adanya hambatan-hambatan dari pemerintah.
GDP
India terus mengalami peningkatan melalui Foreign
Direct Investment (FDI)[9], hal
ini dikarenakan mulai banyaknya investor yang menanamkan modalnya di India.
Tidak hanya itu negara juga melakukan reformasi pajak yaitu melalui pengurangan
tingkat pendapatan pajak bagi para investor yang mau menanamkan modalnya di
India.
Pengintegrasian
diri India kepada ekonomi global tidak lepas dari peran dan kepiawaian mentri
sekaligus ekonomo India saat itu yaitu Manmohan Singh. Manmohan Singh melakukan
kebijakan serta mentransformasi sistem ekonomi negara yang dulunya menggunakan
sistem sosialis menjadi liberalis. Dalam melakukan reformasinya tersebut
pemerintah India juga menetapkan beberapa kota di daerah-daerah sebagai pusat
bidang-bidang unggulan. Seperti di Karela yang menjadi pusat perpustakaan
ataupun Banglore yang kini telah berubah menjadi kota pusat dari tekhnologi
informasi di India yang biasa dikenal dengan sebutan (silicon valley of Indidanga)
Globalisasi serta reformasi berbagai bidang yang
dilakukan sejak 1991 sedikit banyak telah merubah wajah India. Dalam bidang
komunikasi dan transportasi, kini India merpakan salah satu negara yang sedang
mengalami kemajuan yang signifikan dalam bidang tekhnoloni khususnya tekhnologi
informasi. Banyak perusahaan-perusahaan raksasa asing yang tertarik dan
memindahkan perusahaannya ke India, seperti Microsoft dan IBM, hal ini
dikarenakan India memiliki banyak tenaga ahli yang berpendidikan dengan biaya
yang murah, hal inilah yang kemududian menarik banyak perusahaan asing untuk
berbondong-bondong memindahkan produksinya ke India.
Revolusi dalam bidang tekhnologi informasi telah
mengantarkan India menjadi salah satu negara yang berkelas di mata
internasional. Bahkan India kini telah menjadi kontributor serta pemimpin IT di
Amerika Srikat. Industri softwere mengalami pertumbuhan yang amat pesat, bahkan
India dapat dikatakan sebagai super powernya tekhnologi informasi. Para kelas
mengah baru yang berpendidikan di India kini dapat bekerja sebagai
penyelenggara jasa tekhnik, animasi, ataupun program-program antivirus.
Kemajuan India dalam bidang IT telah menumbuhkan beberapa perusahaan raksasa
dalam negri seperti Infoys Technology, TATA Infotech, serta sebuah perguruan
tinggi National Institute of Information
Technology (NIIT).
Dengan adanya globalisasi reformasipun terjadi dalam bidang transportasi dan industri
otomotif, perusahaan dalam negri yang dulunya tidak pernah memiliki daya saing
yang kompetitif kini setelah arus globalisasi melanda negara tersebut mau tidak
mau perusahaan-perusahaan otomotif besar India seperti TATA Motors, Mahindra,
Bajaj Auto[10]
mulai bersaing dengan perusahaan-perusahaan MNC asing kelas dunia seperti
Suzuki, Hyundai Motor, General Motor.
Ekonomi negara yang terbuka serta lalu lintas devisa
yang terbuka dapat dibuktikan oleh India dengan kedekatan serta hubungan
baiknya dengan Amerika Srikat serta Inggris yang kemudian India menjadi salah
satu negara anggota dari World Trade
Organization (WTO).[11]Saat
ini India telah terlibat dalam perdagangan internasional, India berusaha
membuka pintunya selebar-lebarnya bagi dunia demi terintegrasinya perekonomian
negaranya. Reformasi besar-besaran dalam segala sektor ekonomi dilakukan India
mulai dari sistem kepastian hukum, investasi, hingga perpajakan. Inida yang dulu
dikenal dengan sebutan Hindu Rate of Growth kini telah bertransformasi menjadi
Productivity Surge (gel produktivitas).
India telah menjadi tujuan FDI bagi negara-negara
besar seperti Amerika Srikat karena biaya tenaga kerjanya yang relatif murah,
maka tidak heran terjadi hijrah besar-besaran dari kerah biru menjadi kerah
putih. Dampak dari globalisasi bagi pertumbuhan ekonomi India juga dapat
terlihat dari bertambahnya jumlah pengusaha di India[12],
serta adanya Industri dasar yang kuat dan adanya alih tekhnologi dari perusahaan-perusahaan asing. Jasa menyumbang
58% dari GDP India, Pertanian 28%, dan industri hanya 18%.[13]
Kesimpulan
Globalisasi
telah memaksa India mau tidak mau dan suka tidak suka untuk membuka pintu negaranya bagi dunia luar,
khususnya dalam sektor perekonomiannya. Globalisasi telah menghilangkan sekat
serta ideologi Gandhi dan Nehru yang telah lama menghantui India. Dengan
ideologi lamanya yang cendrung sosialis India akan lebih menjadi negara yang
dekat dengan abad ke-19 dari pada abad ke-20. Ekonomi Gandhi serta Nehru yang
mengingginkan agar India menjadi negara yang mandiri dan jauh dari pengaruh
negara-negara barat justru seakan menjadi bumerang bagi jutaan rakyatnya.
India
yang sekian lama bertahan dengan ideologi Gandhi pada akhirnya tidak mampu lagi
menahan arus globalisasi yang datang bertubi-tubi di abad ke-20,khususnya
akibat krisis yang terjadi ditahun 1991 yaitu setelah Narasimha Rao menyatakan
India bangkrut. Peristiwa tersebut telah menjadi awal sejarah bagi kebangkitan
India yang mana negara tersebut dan harus membuka diri terhadap dunia luar, hal
yang selama puluhan tahun belum pernah dilakukanya yang mengakibatkan
perusahaan-perusahaan dalam negrinya malas dan tidak kompetitif.
Proses
bersejarah lainnya adalah diaman saat lisensi raj dihapuskan yang dengan
demikian, seikit demi sedikit mengundang para investor untuk menanamkan
modalnya di India, dan hasilnya adalah India seperti yang kita lihat kini, di
mana pertumbuhannya kian bersaing dengan China. Tidak dapat dipungkiri lagi
dengan adanya globalisasi negara yang dulunya menganut sistem sosialis dan
menyengsarakan jutaan rakyatnya karena kemiskinan kini dengan adanya sistem
yang liberal telah menjadikan rakuyatnya dalam keadaan sejahtera meskipun masih
juga terdapat banyak warga negaranya yang hidup dalam kemiskinan, paling tidak
dengan adanya globalisai setiap masyarakat di India memiliki kepastian masa
depan untuk merubah nasibnya masing-masing
DaftarPustaka
Rosyidi,
Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi,
Pendekatan Kepada teori Ekonomi Mikro & Makro”. Rajawali Press. Jakarta
2006.
Ikbar
M.A, Drs. Yanuar. “Ekonomi Politik
Internasional 2, Implementasi Konsep dan Teori”. Rafika Aditama Press,
Bandung 2007.
Halwani
M.A, Prof. Dr. R. Hendra, “Ekonomi Internasional
& Globalisasi Ekonomi”, Ghalia Indonesia Press, Ciawi-Bogor 2005.
Caporaso,
James A, dan David P. Levine, “Teori-teori
Ekonomi Politik”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2008.
Jacson,
Robert & Gorge Sorensen, “Pengantar
Study Hubungan Internasional”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009.
Deliarnov,
“Ekonomi Politik, Mencakup Berbagai Teori
dan Konsep Yang Komprehensif”, Penerbit Erlangga, Jakarta 2006.
Rosyidi,
Suherman, “Pengantar teori Ekonomi,
Pendekatan Kepada teori dan Konsep Mikro & Makro”, Rajawali Press,
Jakarta 2005.
Meredith, Robyn,
“Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena
kebangkitan India dan China yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita”.Nuansa
Press, Bandung 2008.
Situs
Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Perusahaan_otomotif_India diakses 20 Juni 2012.
http://adenasution.com/index.php/2012/05/29/wto-dari-singapura-ke-cancun/ diakses 20 Juni 2012.
http://www.dare.co.in/blog-entries/ideas/how-many-entrepreneurs-are-there-in-india.htm diakses tanggal 20 Juni 2012.
http://top10.web.id/bisnis/top-10-negara-yang-perekonomiannya-tumbuh-dengan-pesat diakses tanggal 20 Juni 2012.
www.bi.go.id/NR/rdonlyres/3B101DCB-5196.../WP200706.pdf
diakses tanggal 20 Juni 2012.
Dalam Lawrence H.
Officer, "Exchange rate between the
United States dollar and forty other countries, 1913 -1999." Economic History Services, EH.Net, 2002.
URL http://eh.net/hmit/exchangerates/ diakses tanggal 16 Mei 2012
[2]
Dalam Lawrence H. Officer, "Exchange rate between the United States dollar and forty other
countries, 1913 -1999." Economic
History Services, EH.Net, 2002. URL http://eh.net/hmit/exchangerates/
diakses tanggal 16 Mei 2012.
[3] Robyn Meredith, “Menjadi Raksasa Dunia, Fenomena kebangkitan India dan China yang Luar
Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita”.Nuansa Press, Bandung 2008. Hal:
34-35.
[4] Prof. Dr. R. Hendra Halwani M.A, , “Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi”, Ghalia Indonesia
Press, Ciawi-Bogor 2005 hal 193.
[5] Robert Jacson & Gorge Sorensen, “Pengantar Study Hubungan Internasional”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta 2009 hal 267.
[6] Deliarnov, “Ekonomi
Politik, Mencakup Berbagai Teori dan Konsep Yang Komprehensif”, Penerbit
Erlangga, Jakarta 2006. Hal 201.
[7]
Ibid, hal 202
[8], Drs. Yanuar Ikbar M.A. “Ekonomi Politik Internasional 1, Konsep dan Teori”. Rafika Aditama
Press, Bandung 2007, hal: 175.
[11]
http://adenasution.com/index.php/2012/05/29/wto-dari-singapura-ke-cancun/
diakses 20 Juni 2012.
[12]
http://www.dare.co.in/blog-entries/ideas/how-many-entrepreneurs-are-there-in-india.htm
diakses tanggal 20 Juni 2012.
[13]
http://top10.web.id/bisnis/top-10-negara-yang-perekonomiannya-tumbuh-dengan-pesat
diakses tanggal 20 Juni 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar