Kebijakan masa pemerintahan Obama berbeda dengan masa
George W Bush. Sikap ini dilatar
belakangi dari sikap Bush yang dikenal sebagai Presiden AS yang lebih dekat
dengan negeri Israel, walaupun hal itu harus dialukakn dengan
mengorbankan kepentingan rakyat AS sendiri.
Pada masa Obama
bersikap lebih lunak dalam menyikapi negara-negara di Timur Tengah termasuk
Iran. Hal itu bisa di lihat dari
pernyataan Obama yang mengingatkan pentingnya ``hubungan konstruktif`` yang
membuka peluang bagi Iran untuk berperan penting dalam percaturan dunia. Ia
juga mengungkapkan keinginan negaranya agar Iran mendapatkan tempat yang sesuai
di tengah masyarakat internasional, sambil menegaskan apresiasi kepada rakyat
negeri Mullah itu sebagai bangsa besar yang layak mendapat tempat (terhormat) Menyangkut
masa depan hubungan kedua negara, Presiden ke-44 AS itu menegaskan tentang
terbukanya peluang besar bagi kemitraan dan perdagangan bilateral AS- Iran.
Obama juga mengingatkan bahwa masa depan hubungan kedua negara dapat tercapai
dengan mengatasi perpecahan-perpecahan masa lampau[1].
Namun sosok
Obama yang di anggap mampu merubah citra Amerika yang terlalu banyak ikut campur dalam urusan negara lain, nyatanya tidak juga
merubah citra itu begitu saja, adanya kelompok kepentingan yang bercokol
didalam tubuh Amerika .... Amerika tetap
tidak segan-segan untuk memberikan sanksi dan juga embargo ekonomi bahkan
agresi terhadap negara yang menjadi ancaman
bagi Israel. Sehingga dalam hal ini bisa kita simpulkan bahwa seluruh
sepak terjang Amerika merupakan refleksi dari kepentingan Yahudi. Siapapun
pemimpinnya seolah-olah mereka hanya wayang
yang dikendalikan oleh sang dalang yaitu Yahudi.
Pada
saat itu dia adakan Konferensi AIPAC
tahun 2009 , moment itu dimanfaatkan oleh israel untuk merobohkan Iran . Isreal
menggunakan AIPAC yang dianggap sebagai sarana yang paling berpengaryh di
Amerika itu untuk mendesak pemerintahan AS agar tidak bersikap lunak pada Iran
Karenanya konferensi Komite Bidang Umum Amerika-Israel
(AIPAC) yang berlangsung tepat pada saat keruhnya hubungan Iran-Arab itu, coba
dimanfaatkan oleh Israel untuk menggoyang Iran dengan menggunakan sarana lobi
paling berpengaruh dan paling kuat di negeri Paman Sam itu, untuk mendesak
pemerintah AS agar tidak bersikap lembek terhadap negeri Persia itu. Dalam
sambutannya di hadapan sekitar 6 ribu tokoh pro Zionis, termasuk anggota
Kongres terkemuka AS yang hadir pada sidang AIPAC, Presiden Israel , Simon
Perez mencoba melunpuhkan Iran lagi dengan isu klise, yakni isu ancaman
nuklir yang membahayakan dan menghantui bagi negara nya dan
negara negara di kawasan Timur Tengah
lainnya.[2]
[1]
http://www.suaramedia.com/artikel/opini/6745-obama-akrabi-iran-israel-marah-besar.html
di akses tanggal 6 Februari 2012 pukul
08,46
[2]
http://www.suaramedia.com/artikel/opini/6745-obama-akrabi-iran-israel-marah-besar.html
di akses pada tanggal 6 februari 2012 pukul 8.22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar